8. perjodohan (II)

2 2 1
                                    

Hallo gais kembali lagi dengan saya Maynurike sebagai pengarang cerita. Bagai mana kabar  kalian para readers? Semoga baik baik aja ya.



***

Keesokan hari, Ana sudah sampai di sekolah. Dia sedang duduk di kursinya sambil memikirkan perkataanya semalam. Hingga ia memutuskan menerima perjodohan itu.

"DORR!!"

"Yah kok ngga terkejut sih." Ucap Mei dengan wajah kecewanya.

"Ana kemapa?" Tanya May sambil menepuk bahu Ana. Biarpun dia selalu cuek kepada sahabatnya, percayalah May sangat menyayangi sahabat sahabatnya. Ia juga yang paling peka terhadap sekitar.

Ana pun langsung tersadar dari lamunanya. Ana langsung memeluk May dan menangis.

May yang belum siap pun terhuyung ke belakang, dan untungnya di tahan oleh Mai.

May pun mendudukan dirinya dan Ana tanpa melepaskan pelukanya.

"Kenapa? Sini cerita sama May." Ucap May sambil melongarkan pelukanya.

"Huwaaaa... May, Ana ngga mau di jodohin. Tapi Ana ngga mau bikin ayah sedih. Ana udah sayang sama kak Al, Tapi Ana juga ngga mau bikin bunda kecewa karena Ana nolak perjodohan ini." Ucap Ana dengan sesegukan.

"Cup cup cup, udah ya jangan nangis. Kamu nurut aja sama bunda. Mungkin ini yang terbaik buat kamu. Percaya deh pilihan bunda pasti ngga salah." Ucap May.

"Terus kak Al gimana?"

"Kalo kalian jodoh pasti kalian bisa bersatu. Kalo kalian ngga jodoh ya mau gimana lagi, namaya juga takdir."

"Ana boleh egois ngga sih. Ana ngga mau ninggalin kak Al tapi ana juga ngga mau ngecewain bunda."

"His ngga boleh lah. Mending sekarang kamu temuin kak Varo kamu bicara baik baik sama kak Varo." Nasehat May sambil mengusap air mata di pipi Ana.

"Ya udah Ana ke kak Al dulu yah." Ucap Ana keluar menuju taman belakang sekolah.

Gantengnya Ana💝

Kak
Sekarang kakak dimana?

Aku lagi di roftoop
Kenapa beby?

Kak Al bisa temui Ana di taman
belakang sekolah sekarang?

Bisa, tunggu sebentar ya.

🌱🌱🌱

"Kenapa mangil aku ke sini?"

"Kak aku mau ngomong serius sama kakak, aku mau kita udahan aja ya kak."

"Kenapa?" Tanya Varo

"Aku di jodihin sama temen alm ayah." Ucap Ana dengan mata berkaca kaca.

"Iya ngga papa." Ucap Varo lalu menarik Ana kedalam pelukanya.

"It's okay, don't cry beby." Ucap Varo sambil mengusap punggung Ana. Anapun membalas pelukan Varo.

"Udah mau bel masuk kelas ya." Perintah Varo. Ana pun menggelengkan kepala.

"Ngga mau, masih mau sama kak Al."

my soul mate is a psychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang