CR -You can leave my life

4 1 0
                                    

"Tapi gu--"

BRAKK

"Lo ngapain disini?" Tanya Reza.

"Lo ngapain masuk-masuk sini lagi?!" Ucapnya nada tinggi.

"Lo ada hak nanya gue?"

"Sadar tolol lo ga pantes nongol didepan Caca!"

"Bang sabar bang"

"Karena lo, adek gue terlibat dan cewe baru lo psikopat mau bunuh Caca!" Ucapnya lalu mereka terkejut.

"Bang Ari! Gue bilang udah, jan gitula" ucap adiknya.

"Diem Yan"

"Ari?" Panggil Caca.

Ari menoleh ke Caca, "Lo pantau cctv ya?" Tanya Caca.

"Iya"

"Kok gue ngerasa lo disuruh dia ya"

Deg.

"Gue khawatir sama lo Caca! Lo kek gini udah dua kali sama orang yang sama, pertama racun dan yang kedua kecelakaan. Maksudnya apa? Gue suka sama lo aja gaperna niatan nyakitin lo segorespun."

"Bang ayoo" bisik adiknya, "Maaf ya semua abang gue emosian kalo liat dia"

"Gak lo doang, gue juga" ucap Gita.

"Adeklo siapa?" Tanya Caca, "Dia, Ryan" ucap Ari sambil menunjuk Ryan didepan matanya.

Caca baru sadar mencoba mencerna sebentar, ketika ia paham ia sesak nafas.

"DOKTER TOLONG!" teriak Dinda.

Dokter dan suster datang, mereka disuruh menunggu diluar ruangan..
"Sampe Caca kenapa-kenapa, jangan salahin gue lo mati" ucap Ari.

Lima menit kemudian dokter dan suster keluar, "Tolong jangan membuat pasien syok karena bisa menganggu proses pernafasannya, dimohon juga yang masuk ke ruangan itu temannya. Agar menjaganya, dan tolong satu lagi jangan membuat keributan" kata dokter itu lalu pergi meninggalkan mereka.

Dinda, Gita dan Vina masuk duluan untuk melihat keadaannya, setelah itu Gita mengirim pesan ke Chan agar masuk keruangan namun yang Gita ketik tertera cuma Chan, Igo, Bima, Ari sm Ryan.

Mereka masuk lalu mengunci pintu dann menutup jendelanya dengan hordeng.

"Kabarin Aqil dulu, dia masih diluar tadi lagi beli makanan" kata Chan.

Bima langsung mengabari Aqil lalu tak lama Aqil dan Alzio sampai, namun ia berhenti dahulu didepan ruangan karena masih ada Reza.

Aqil diam sejenak lalu masuk keruangan dan menghiraukan Reza begitupun Alzio, namun baru sampai dalam pintu belum tertutup Aqil meletakkan makannya dimeja, "Gue gatahan anjing!" Ucap Aqil lalu menghantam Reza dengan satu pukulan keras di rahangnya.

Bima yang lainnya langsung menahan Aqil, "Pergi lo sebelum wafat" ucap Alzio lalu menarik Aqil masuk dan menutup pintu.

Bima melihat Aqil tersulut emosi, ia memberikan air dingin ke Aqil dan Aqil langsung menghabiskannya.

"Kobisa dia tau disini? Lorang masih ada yang berhubungan sama dia?" Cecar Aqil.

"Gamungkin dia kesini pas Caca sadar." Ucapnya dingin.

"Gue yakin bukan dari kita" kata Igo.

"Suster" ucap Vina.

"Gue tadi liat suster pake masker mondar-mandir depan ruangan Caca pas kalian lagi bingung" sambungnya.

"I think its so bad, sekolah kalian gimana? Bisa libur? Or gantian jagain Caca? Gue gabisa setiap saat, tugas gue kali ini lumayan berat. Ortu caca juga tiga hari lagi baru dateng" ucap Aqil.

"Bisa, gantian nanti kita. Serahin ke kita soal Caca, you pray for Caca's recovery" ucap Dinda.

Aqil merasa sedikit tenang mendengarnya, mereka pun duduk untuk melihat Caca dan mengawasi sekitar.

Aqil memiliki rencana, "Duduk nya jangan gini, ikutin kata gue dan awasin sekitar nanti hordeng kita buka. Chan sama Gita ujung kanan, Dinda Igo di kiri, Vina Bima di tengah Zio lo pojok kanan samping gue, dan lo berdua (Ari Ryan) duduk dibawah. Kalian akting apapun biar keliatan natural." Ucap Aqil lalu mereka mengikutinya dan Gita membuka hordengnya.

Cold Reza •Slow Up•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang