CR -Sadar✓

66 11 0
                                    

Sudah sebulan Caca dirawat, belum ada kepastian untuk kapan Caca sadar. Tadi, ada seorang laki-laki datang dan berbicara ke Caca.

"Ca, ini aku, tolong bangun Ca. Kasian mereka, orang yang sayang sama kamu. Aku kangen kamu juga, bukalah matamu" ucap Reza dalam hati.

"Eh jarinya gerak"

Reza langsung memencet tombol darurat, dokter datang, Reza dipersilahkan keluar dahulu untuk Caca diperiksa lagi.

"Alhamdulillah dia sudah sadar, tapi kalian jangan ajak dia bicara dulu ya. Biarkan dia istirahat sampai besok baru kalian boleh tanya-tanya" jelas dokter.

"Iya dok, makasih ya dok" kata Reza.

"Gue harus telfon Ano" lalu mengeluarkan ponselnya dan menyambungkan ke panggilan Ano.

***

"Alhamdulillah dia sadar, semoga cepet sembuh Ca. Gue kangen" kata Ano.

"Iya" jawab Caca masih lemah, "Nanti pas udah sembuh gue beliin apa yang lo mau deh" bujuk Ano.

"Iya"

"Minggu depan harus udah pulih ya, gue mau ngajak lo ke suatu tempat" kata Ano lagi, "Iya" jawab Caca yang mulai malas.

"Jan males-males dong jawabnya, nanti gak sembuh-sembuh gue yang uring-uringan!"

Caca terkekeh pelan, "Iya Ano" ucap Caca lalu Ano mengacak halus pucuk kepala Caca, "Good girl"

"Ca, cepet sembuh. Maaf" kata Reza pelan, Caca menoleh, ia tersenyum.

"Iya, tau"

"Maafin gue, gue gak tau Ca. Maafin gue"

"Iya Za, gue maafin"

"Dah sekarang waktunya tidur, nanti lanjut ngobrolnya. Oke?" potong Ano yang masih jengkel ke Reza, Caca mengangguk sebagai jawaban iya.

***

"Maksud kedatangan lo apa sebenernya?" tanya Devano.

"Simpel, gue mau dia jadi milik gue" Jawab Vero, "Eh bukan, gue mau dia--"

"Gausah minta bantuan Gilang, lo pengecut"

Vero kaget mendengar ucapan Davino, kok dia tau? Pikirnya.

"Gausah mikir gue tau apa enggak, lo bego atau gimana si?"

Vero mengkerutkan keningnya, "Maksud lo?"

"Gilang temen gue sd, lo temen gue smp, lo rebut gilang waktu itu gara-gara dia butuh bantuan uang gue gak tau. Tapi akhirnya gilang lah yang ngasih tau semuanya ke gue, secara alus dia ada dipihak gue bukan lo!"

"Gue ngelakuin yang bener Ro, gue gak mau kejadian itu terulang lagi setelah 3 tahun yang lalu" kata Gilang tiba-tiba.

"Kok lo disini? Lo sekongkol sama dia?"

"Gue gak sekongkol sama dia, tapi gue emang udah kerja sama dia pas kejadian 3 tahun yang lalu. Dsn sadar, lo Ari bukan Vero!"

"Bangsat lo" tiba-tiba Vero menghajar Gilang, Devano langsung mencengkram tangan Vero, "Lo pergi dari hidup Resti atau lo pergi dari dunia?!" ancaman Devano.

"Sialan" umpatnya.

"Lo masih ngintai Resti, deketin resti, jangan harap lo bakal selamet! Dan, kalo bener-benrr lo ngelanggar oramg yang lo sayang selain Resti bakal ancur." ancaman Devano.

Deg.

"O-oke, gue minta satu hal sama lo"

"Apa?"

"Tolong kasih ini ke Resti, bilang makasih karena pernah hadir sekejap dan menurut gue itu istimewa"

Menurut lo istimewa tapi gue ga

"Sini! Dah pergi lo sekarang!"

Akhirnya Vero pergi, "Kita masih tetep pantau dia Lang" bisik Davino.

"Siap"

***

"Paa, Caca mau pulang. Caca ga betah, bau obat disini" lirih Resti.

"Kondisi kamu belum stabil sayang" ucap papa nya, Huda.

"Caca ini udah sehat Pa, masa belum stabil terus. Caca juga mau sekolah lagi, mau ngin---"

"Sttt, kamu gaboleh ikut itu dulu. Nanti Papa tanya dokter boleh pulang apa enggak, kalo boleh kita langsung terbang tapi kamu kalo belum pulih dengan terpaksa kamu masih dirawat. Oke?" jelas Huda sambil meninggalkan ruangan Caca menuju ruangan dokter.

"Maa, Caca mau sekolah, kangen temen-temen" rengek Caca.

"Yang dikatakan Papa benar Ca, kamu belum stabil. Nanti liat keputusan dokter gimana yaa"

Resti mendengus kasar, "Assalamualaikum" tiba-tiba Reza datang.

"Eh? Waalaikumsalam Za, kaget Mama"

"Hehe, maaf Ma. Reza kesini mau pamit pulang"

"Kok cepet? Yang lain kemana?"

"Reza mau duluan Ma, soalnya ada sesuatu yang harus di urus"

"Hati-hati ya, nanti kalau sudah sampai indo kabarin diantara kami ya"

"Iya Ma, oh iya Ca. Ini gue beliin buat lo, dimakan ya" kata Reza sambil menyerahkan satu plastik isi kentang goreng, karena kata dokter Resti sudah boleh makan kentang.

"Wahhh" mata Resti berbinar, "Makasih Ja" sambil memasukan kentangnya kemulutnya.

"Kalo gitu Reza pamit Maa, wass-"

"Takecare"

Reza tersenyum, "Iya, wassalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Maaf Ca, gue bakal beresin ini semuanya." Gumamnya.

"Ma, mau gak?" tawar Resti.

"Kamu abisin aja" Resti mengangguk tanda mengerti.

***

"Gimana Pa kata dokter?"

"Kamu belum stabil, kita liat seminggu nanti kalau kamu ada perubahan pasti kita pulang. Tapi kalo belum ya kita tetap disini."

"Yahhhh"

"Semangat buat sehat, jangan buat khawatir. Khawatirin kamu itu udah kayak ngekhawatirin bidadari hilang tanpa jejak"

"Kamu sembuh nanti Mama kasih hadiah"

"Aku juga mau kasih Caca hadiah Ma" ujar Ano.

"Aku juga deh" kata Dinda dan Vina.

"Ikut ae dah" lanjut Gita.

"Makasihhhh" ujar Resti sambil ingin memeluk sahabat-sahabatnya itu, "sayangggg deh!"

"Kamu nanti masuk sekolah pas tahun ajaran baru, ujian yang kemarin bisa nyusul setelah kita pulang ke indo. Dan setelah kamu lulus kamu akan melanjutkan kuliah di luar negri"

"Kenapa diluar negri Pa?"

"Nanti ada jawabanya, tunggu kamu lulus. Oke?"

"Oke"


TBC😛

Maaf baru nongol :(
Kemaren² sibuk, sibuk sama pr, tugas, apalan, sama kamu, eh enggak deng, wkwk.

Dukung dong dg cara voment😇
Thankyou❤

Cold Reza •Slow Up•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang