Episode 01

535 24 0
                                    

🌿Selamat Membaca 🌿

Aku adalah Callia, putri tunggal dari Duke Adelardo. Ayah dan ibuku sangat memanjakanku karena aku anak satu-satunya. Namun, aku tidak lagi menjadi putri tunggal sejak ibuku mengandung adikku, saat aku berusia 7 tahun, yaitu Freya.

Adikku lahir dengan keadaan tidak sehat. Selama hidupnya dia harus selalu di kamar, dikarenakan tubuhnya yang lemah. Dia selalu berkata padaku, bahwa dia ingin sekali keluar dan berlarian seperti anak-anak yang lain.

Saat aku mencapai usia dewasa, ayahku langsung memintaku untuk menikah. Aku menerima hal itu, lagipula aku juga memiliki tunangan, Fredd. Fredd dan aku saling mencintai. Kita bertemu saat ayah dan ayah Fredd, bertemu untuk urusan bisnis. Saat itu, aku bertemu Fredd secara tak sengaja. Saat aku melihat Fredd waktu itu, aku langsung jatuh cinta padanya. Dan sejak saat itu, aku dan Fredd selalu bertemu setiap hari.

Ayah sudah menetapkan hari pernikahan kita. Aku ingin mengunjungi Fredd untuk mengatakan bahwa pernikahan kita sudah dekat. Namun, saat aku sedang berjalan di lorong kamar Freya, aku melihat pintu kamarnya terbuka. Kupikir pelayan sedang membawa makan siangnya, ternyata itu Fredd.

Aku melihat Fredd membawakan makan siang Freya. Itu hal yang wajar, pikirku. Mungkin dia hanya ingin dekat atau merasa kasihan pada Freya. Aku pun masuk ke kamar Freya.

"Freya, bagaimana keadaanmu?" tanyaku kepada Freya.

"Aku baik-baik saja kakak. Kakak ipar Fredd membawakanku makan siang hari ini," ucap Freya sembari tersenyum lebar.

"Aku bersyukur kau baik-baik saja. Ouh iya Fredd, tanggal pernikahan kita sudah ditentukan. Kita akan menikah seminggu lagi," kataku kepada Fredd sambil memegang pundaknya dan tersenyum.

"Benarkah? Aku sudah tidak sabar Callia, ini akan menjadi pesta termewah di kekaisaran. Hahaha," ucap Fredd terbahak-bahak.

"Haha, pernikahan ini tidak akan semewah itu. Pernikahan raja dan ratu lebih mewah daripada pernikahan kita," kataku sambil tertawa.

"Tidak apa-apa, yang terpenting itu sangat mewah dimataku," ujar Fredd sangat gembira.

"Hahaha, baiklah-baiklah."

Tanpa kusadari, saat itu hanya aku dan Fredd yang bahagia. Adikku, Freya, sangat marah dan kesal. Entah apa yang terjadi padanya. Apa dia sedang masa puber?

***

Hari pernikahan pun tiba. Kami mengundang banyak sekali tamu. Namun Freya tidak dapat ikut ke pernikahanku. Karena kondisinya memburuk pagi tadi.

Marchioness Grace Elois atau bibiku datang mengunjungiku.

"Yaampun Callia~ kau sudah sangat besar ya. Seingat bibi kau dulu sekecil ini," ujar bibi yang tangannya membentuk sebual bola. Apa aku dulu sekecil bola?

"Kau benar, dulu Callia hanya sekecil kelinci. Namun dia sudah besar dan sudah menikah," ucap Marquess Harold Elois, pamanku.

"Benar kan sayang~ dulu Callia sangat-sangat imutt~ aku benar-benar tidak bisa berhenti mencubit pipinya~" ujar bibi sambil mencubit pipiku.

"Bwibi lwepaskhan, inwi sakwit."

"Yaampun Callia, maafkan bibi. Bibi teringat akan kau saat waktu kecil~ kau benar-benar sangat imut! Sekarang kau sudah menjadi wanita dewasa, ya?" ucap bibi mengelus pipiku. Aku merasa seperti ingin menangis, tetapi aku tak boleh terlihat cengeng di depan bibiku.

"Ya, bibi. Kelincimu yang imut ini sudah menjadi wanita dewasa!" kami berdua saling tersenyum. Dan bibi pulang lebih awal karena ada urusan.

***

Hari sudah sore, dan pernikahan kami sudah selesai. Aku sedang ada di kamar menunggu Fredd kembali. Katanya dia ada urusan mendadak, namun dia berkata akan cepat kembali.

Waktu sudah tengah malam, dan Fredd belum juga kembali. Apa yang terjadi padanya.. Aku menunggu lagi dan lagi. Waktu sudah menunjukan pukul 4, dan Fredd belum juga kembali. Aku tertidur karena merasa sangat ngantuk.

Esoknya, aku terbangun dan melihat jam. Ternyata sudah pukul 7 pagi, namun Fredd belum juga kembali. Pelayan mulai datang ke kamarku untuk membawakan sarapan. Aku bertanya padanya apakah Fredd sudah kembali. Dia bilang sudah. Aku ingin cepat menemuinya, namun pelayan itu berkata Fredd sudah pergi lagi tadi saat aku tidur. Aku menjadi sangat kecewa saat mendengar hal itu. Fredd tidak ada saat malam pertama kita. Tidak apa-apa aku akan menunggunya esok.

Besok, besok, besok. Fredd tidak kunjung kembali. Selama apapun aku menunggu, dia tidak akan pernah kembali. Ini sudah hampir 1 bulan, dan aku tidak pernah melihatnya sejak saat itu.

Suatu hari Fredd pulang kerumah. Pelayan mengatakan padaku, bahwa Fredd sudah pulang. Aku bergegas menuju ke bawah. Namun saat aku bertemu dengannya, dia tampak lesu.

"Fredd? Apa yang terjadi padamu?" ucapku sembari mendekati Fredd. Saat aku ingin menyentuhnya, tiba-tiba saja dia memukul tanganku.

"Pergi!! Tidak usah peduli padaku, kau wanita sialan!" ucap Fredd sangat marah. Dia langsung berlari ke atas dan menutup pintu kamar sangatt keras.

Tanganku gemetar, aku ketakutan, apa yang terjadi pada Fredd? Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya..

Malamnya aku mengetok pintu kamar Fredd.
"Fredd.. Apa kau.. Sudah tidur??"

Tidak ada jawaban apapun dari kamar Fredd.

"Apa yang terjadi padamu? Aku menunggumu sejak sebulan yang lalu. Tapi kau tak pernah kembali.. Tapi saat kau kembali, kau menjadi seperti ini. Apa yang terjadi padamu.. Fredd?"

Lagi-lagi tak ada jawaban dari kamar Fredd. Aku tak ingin mengganggunya lagi, aku segera menuju kamar. Tiba-tiba Fredd keluar kamar dan menarikku. Lalu ia menamparku..

***

🌿Terima kasih telah membaca dan mendukung cerita ini, di tunggu kelanjutannya yah.🌿

Callia's Revenge [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang