Setegar batu karang

296 41 26
                                    

Kepalaku terasa sakit sekali sesaat aku membuka mataku. Efek dari wine yang ku minum semalam tak kusangka sekuat ini. Aku terbangun di atas kasur kamar hotelku, sepertinya semalam Elang yang memindahkanku ke sini. 

Jam berapa ini? Matahari sudah hampir sampai di puncaknya. Benar, sudah jam 11 siang. Ku raih smartphoneku yang berada di atas perkakas. Ku lihat banyak chat yang masuk, namun yang paling mencolok adalah chat dari Satya.

'Nona, saya dan Yang Mulia Putra Mahkota harus pulang lebih dulu ke Trowulan. Yang Mulia Baginda Raja dalam kondisi kritis, kami harus segera kembali ke keraton. Namun, jangan khawatir karena Nona tidak sendirian di Batavia. Beberapa staff kami masih di sana bersama Nona. Silahkan kembali ke Trowulan bersama mereka.'

Astaga! Pesan ini dikirimkan padaku sejak subuh tadi. Aku harus segera bersiap pulang ke Trowulan. Aku sangat mengkhawatirkan kondisi Baginda Raja. Semoga beliau baik-baik saja. Kepalaku terus-terusan diisi oleh sepenggal obrolanku dengan Elang semalam. Ia mengatakan bahwa Ayahandanya adalah sosok yang ia kagumi dan idolakan. Katanya, walaupun ia sering kali mengeluh karena terlahir menjadi seorang Putra Mahkota, namun di sisi lain ia sangat bersyukur karena terlahir sebagai anak dari seorang ayah yang menyayanginya dengan tulus. 

Selama ini kerja kerasnya selalu ia persembahkan untuk Baginda Raja. Bukan untuk mencari perhatian publik, tapi untuk membuat Ayahandanya bangga. Ia juga sempat mengutarakan suatu hal yang sangat berkesan menurutku.

"Untuk menjadi seorang Raja yang baik, aku harus menjadi seorang anak yang baik dulu." ujarnya.

Suatu saat, Yang Mulai pasti bisa jadi Raja yang baik juga seperti Baginda Raja, ucapku dalam hati. 

Bagaimana keadaannya sekarang? Pasti ia sedang terpukul. Aku harus segera berada di sampingnya. 

Tak sampai 30 menit, aku sudah beres berbesih diri dan mengemas semua barangku. Perjalanan ke Trowulan memakan waktu 3 jam menggunakan pesawat jet kerajaan. Sepanjang perjalanan, hatiku was-was, semoga ini bukan firasat buruk.

Sesampainya di keraton utama, aku melihat para jajaran kerajaan dan abdi dalem yang tertunduk lemas, sayup-sayup juga ku dengar suara tangis dari kamar utama. Kakiku sebenarnya lemas dan tak tau harus berbuat apa. Namun, seorang abdi dalam menghampiriku dengan air mata yang beruraian di wajahnya. 

"Ndoro Ayu, Baginda Raja telah berpulang kepada Yang Maha Kuasa. Sebaiknya Ndoro Ayu segera menghampiri Baginda Ratu dan Putra Mahkota di dalam. Beliau-beliau pasti membutuhkan dukungan dari Ndoro Ayu sekarang."

Aku melangkahkan kakiku dengan cepat, memasuki ruangan yang sudah penuh dengan isak tangis. Ku lihat Baginda Ratu yang hampir terduduk di lantai, menangisi kepergian belahan jiwanya. Beruntunglah aku cukup gesit untuk menopang tubuhnya. 

"Ibunda..." sapaku dengan suara yang bergetar, air mataku tumpah ruah sejak aku memasuki ruangan ini.

Baginda Ratu tak membalas sapaanku, Beliau langsung memelukku erat dan menangis sejadi-jadinya dalam dekapanku. 

Tak jauh dari tempat tidur sang Raja, ku lihat Putra Mahkota yang berdiri dengan wajah dingin tak berekspresi, bersebelahan dengan Pangeran Wisnu yang sedang berlutut menangisi kepergian Ayahnya. 

"Dengan ini, secara resmi, atas nama Majapahit dan Nusantara, saya nobatkan Yang Mulia Putra Mahkota Ganendra Elang Bratadikara menjadi Raja di Kerajaan Majapahit." ucap Mahapatih dengan tegas dan lantang, mengesampingkan pilu yang bersarang di hatinya. 

Kemudian semua orang yang ada di ruangan, menundukan kepalanya, memberikan penghormatan pertama kepada Raja Majapahit yang baru. 

"Siapkan upacara pemakaman Ayahanda segera. Saya yang akan memimpin langsung upacaranya." perintah Elang pada Satya yang berdiri tak jauh di belakangnya. "Karena itu adalah tugas pertama saya sebagai Raja, dan tugas terakhir saya sebagai anak." ucapnya lebih lanjut sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAJANESIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang