Chapter 26 : Caldo

75.3K 7.4K 497
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Sera, lebih baik kau menangis daripada mendiamkanku seperti ini." Bujuk Zola.

Sera mendengus kesal, "Aku tidak akan cengeng lagi!" Ia begini karena sampai sekarang ia tidak bisa berjalan normal. Saat buang air kecilpun, rasanya tidak nyaman. Siapa lagi jika bukan Zola yang harus bertanggung jawab akan hal ini.

"Mau apa?" Ketus Sera ketika Zola mendekatinya. Ia sudah full riasan dan berpenampilan glamour seperti biasanya.

"Kau tidak bisa berjalan kan?" Zola mengulum senyum, teringat cara berjalan Sera dalam kondisi seperti sekarang. Lebih baik ia menggendong Sera daripada menjadi bahan tertawaan setiap orang yang berpapasan dengan Sera.

"Kenapa harus ditahan, senyum saja sepuasnya!?" Pria ini seharusnya merasa bersalah, Zola justru menganggapnya lucu.

Zola menggendong Sera ala bridal style. Sera tidak menolak, kapan lagi melihat Walikota bertingkah manis seperti ini? Membuka pintu berniat keluar kamar. Sera melihat Dante dan Julia berdiri di ambang pintu.

Otak konyol Sera mendapatkan ide cemerlang. Ia mempererat pegangannya di leher Zola. "Aku jalan sendiri saja." Sera memberontak, kakinya pun bergerak serampangan.

Tentu saja Zola semakin mempererat gendongannya, ia tidak ingin Sera terjatuh.

Julia terhuyung saat kaki Sera tiba-tiba mengarah ke wajahnya. Karena termenung melihat kemesraan Zola dan Sera membuat Julia tidak waspada. Heels yang Sera kenakan pun mengenai wajahnya beberapa kali.

Julia menundukkan wajah, menetralkan amarah yang menyeruak ke dalam relung jiwanya. Tentu saja tindakan sengaja dari Sera membuat wajahnya panas.

"Astaga, Julia— maafkan aku, aku tidak sengaja." Wajah Sera menunjukkan rasa bersalah.

Julia menaikkan wajah, dengan ekspresi datar ia menjawab Sera dengan anggukan. Dante yang ada disamping Julia membuang muka— mengulum senyum begitu melihat wajah Julia.

Sedangkan Zola, ia pun segera membalikkan badan dan melangkahkan kaki. Wajah Julia memerah di beberapa sisi, tidak lain karena ulah Sera barusan— cukup menggelikan dan sedikit kasihan. Ia menurunkan pandangan sekilas, untuk melihat ekspresi Sera. Wanita yang berada dalam gendongannya berekspresi biasa saja.

"Dasar nakal." Gumam Zola.

Menanggapi perkataan Zola barusan, Sera tersenyum dan mengedipkan mata beberapa kali. Bangga atas perbuatannya barusan.

Zola tersenyum tipis, ia tahu Sera melakukannya dengan sengaja. Mungkin Sera melakukannya karena kesal— Julia telah membuat otak Sera tercemar, dan yang menjadi korban tentu dirinya.

"Kau pulang sendiri, Sera ikut bersamaku." Ujar Zola pada Bruno.

"Baik Signore." Jawab Bruno dengan sopan.

SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang