Haekal menyantap Nasi Goreng didepan nya tanpa semangat, Arka sedari tadi memperhatikan gerak gerik si bungsu. Terlihat sedikit pucat, Arka tebak anak itu tidak enak badan akibat kehujanan kemarin.
"Sakit lo?"
"Engga, Bang"
"Loh, Echan sakit?"
Sudah pernah Haekal bilang kan?, jika dalam sebuah perkenalan ia bingung menyebutkan nama panggilan nya, krisis identitas.
"Engga, Mak. Cuman pusing"
"Itu sakit bego!!"
Haekal memejamkan mata nya menikmati pukulan kecil di sisi kepala nya oleh Arka. Bukan nya marah seperti biasa kali ini Haekal seolah merasa nyaman. Rasa sakit di kepala nya sedikit bereaksi akibat pukulan Arka.
"Lagi, Bang"
"Masokis lo?"
"Ya engga!! Lo yang bener aja kalau ngomong!!"
"Makan dulu, baru berantem"
Interupsi dari Jonatan membuat kedua nya kembali diam dan makan dengan tenang menikmati Nasi Goreng Udang buatan Mama pada pukul lima lebih dua puluh delapan menit tadi.
"Habis ini Abang bawa Haekal ke Puskesmas ya"
"Gamau, Yah. Males, dia bawel kalau sakit"
"Ayah sibuk pagi ini, Abang. Kamu kan kalau pagi ga ngapa-ngapain juga"
"Tau lo, sama adek sendiri masa ga ada hati nya. Kutilan nanti lo, mau?"
"Lo diem ya Malika!"
"Ah ga asik body seming"
"Makan dulu!! Gausah berantem!! Mama pusing denger nya"
__________
Dengan proses pembujukan yang melibatkan Mama, Om jepri dan anak nya si Jevan, Om Cakra dan anak nya si Rama, dan tidak lupa Arka; kakak nya. Akhirnya Haekal beranjak dari kasur nya dengan lemas, membalut tubuhnya dengan sarung ungu yang Arka tebak tidak pernah di cuci.
"Om gakuat jalan"
Adu nya pada Jepri, adik Jonatan. Jepri tidak heran, Haekal adalah 95% duplikat dari Jonatan. Sama-sama tengil dan menyebalkan.
"Ga, Om sakit pinggang. Sama Cakra aja"
"Wah, Chan. Om lagi asam urat ini. Sakit kaki nya"
"ABAAAAAANG!!!"
Mama hanya diam menatap Haekal lelah, sudah menjadi hal biasa ada drama seperti ini jika Haekal jatuh sakit. Mama rasa nya sangat ingin mengomel pada Haekal lantaran anak itu hujan-hujan an semalam.
"Ganti dulu, ga usah pakai sarung itu. Bau!!"
"Gamau, ini aja"
"Chan Ya Allah pake jaket gue deh. Baru beli ini"
Jaket abu-abu yang disodorkan Jevan membuat Haekal segera menyambutnya. Dilihat-lihat cukup bagus.
"Oke, gue minta ya. Lo beli lagi aja. Kan bapak lo banyak duit noh"
Jevan membelalakan mata nya, melangkah maju dengan wajah garang.
"ET ET ET TAHAN JEV TAHAN!!"
"Gabisa, Ram!! Ni anak kalau ga di kasih mentahan bogem ga akan tobat!! SINI LO CAN!!"
YOU ARE READING
ℙ𝕝𝕦𝕧𝕚𝕠𝕡𝕙𝕚𝕝𝕖 [LEE HAECHAN]
Teen Fiction___________________________________________________________________ Apa yang lebih buruk dari hujan di hari Senin? Kenyataan bahwa aku masih betah hidup di masa lalu yang kelam. ©Lhc ©rbdwxyz_