Eldara

169 10 7
                                    

"Yah karena lu cewe yg......" Ucap Dina gantung.

"Yang apa Din? " Desak Eldara

"Yang paling Deket ma dia setelah gua ah iya yg paling Deket". Jawab Dina dengan gugup, karena tidak mungkin ia memberitahu Eldara bahwa Vino menyukainya.

"Ah ga mungkin deh Din, Vino kan ganteng masa ga ada cewe selain kita yang Deket sama dia?". Ragu Eldara.

"Uhm, ga tau juga sih, udah lah gua pergi duluan ya. Bye sayang jangan kecapean ya, nanti gua dimarahin Vino" ujar Dina sambil berlari dan tersenyum meledek ke arah Eldara.

Eladara yang mendengar teriakan Dina sedikit bingung, tapi ia menepis kebingungan nya dan mulai berjalan ke arah gerbang.

Hari ini Eldara tidak langsung pulang kerumah, ia ingin pergi ke suatu tempat yang bisa membuat ia menjadi lebih kuat lagi.

Sesampainya di tempat itu Eldara langsung berjongkok dan menyapa pemilik tempat itu.

"Assalamualaikum bu, ibu apa kabar? Ibu udah bahagia ya disana?".
Monolog Eldara sambil mengelus batu nisan bertuliskan nama ibunya.

Ya Eldara sedang berada di rumah terakhir ibunya.
Setiap Eldara punya masalah ia akan menceritakan nya kepada ibunya, karena Eldara yakin ibunya dia atas sana akan mendengar semua keluh kesahnya.

"Ibu maafin Dara, Dara kotor Bu,
Bener kata ayah Dara cuma bisa bikin malu keluarga". Tangis Eldara tak bisa dibendung lagi, ia pun menangis sambil memeluk batu nisan ibunya.

"Ibu pasti kecewa punya anak seperti Dara, maafin Dara Bu ".

"Dara ga ingin putus sekolah Bu, tapi Dara juga ga tega bunuh bayi dalam kandungan Dara Bu. Dara harus apa, bantu Dara Bu" Isak Eldara

Rasanya Eldara ingin sekali menyusul ibunya, sungguh ia tak sanggup lagi menahan semua masalah yang menimpanya dirinya, tapi ia tak tega jika harus membawa bayi yang bahkan belum pernah melihat dunia ini.

"Ibu, Eldara kuat kan? Eldara bakal perjuangin anak ini seperti ibu perjuangin Eldara" setelah lama terdiam, Eldara kembali membuka suara, seolah-olah ia mendapatkan semangat dari ibunya.
Sehingga ia bertekad akan melahirkan anak yang ia kandung dan juga akan mengatakan kepada laki-laki yang telah merenggut kesuciannya bahwa ia tengah mengandung anak laki-laki itu.

" Ya, Eldara kuat, Eldara bakal minta pertanggungjawaban cowo itu Bu,
Uhm semangat Eldara". Monolog Eldara sambil menyemangati dirinya sendiri.

"Eldara pamit dulu ya Bu, Eldara akan kembali kesini dalam waktu dekat, assalamualaikum Bu"
Pamit Eldara, tidak lupa ia mencium batu nisan ibunya, dan setelah itu segera meninggalkan makam tersebut.

Diperjalan pulang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, beruntung di ujung sana terdapat sebuah halte, Eldara segera berlari ke arah halte tersebut.

"Fyuhh, kamu dingin ya nak? Maaf ya gara-gara mama kamu jadi kedinginan" ucap Eldara sambil mengelus perut ratanya.

"Kita istirahat sebentar dulu ya nak, kalau hujan nya udah mulai reda kita pulang ya, kasian nenek kamu pasti kecapean gara-gara ga ada yang bantuin pekerjaan rumah, mana udah mau magrib lagi aduhh". Monolog Eldara, dengan tangan masih setia memeluk perutnya dan pikirannya melayang kepada ibunya dirumah.

Ditengah derasnya hujan tiba-tiba sebuah motor sport berwarna hitam, berhenti di depan halte dimana Eldara berteduh.
Mungkin dia berniat berteduh juga monolog Eldara dalam hati.

Setelah pemiliknya turun dari motor dan membuka helm full face nya,Eldara menyipitkan matanya melihat wajah itu.

"Ah ga mungkin dia, susah ya punya mata minus, ditambah cahaya remang-remang" monolog Eldara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tapi itu hanya sementara karena setelah wajah itu terkena cahaya dari lampu mobil yang berlalu lalang.
Eldara menutup mulutnya tidak percaya, ingin rasanya Eldara meneriaki laki-laki itu, tapi terbesit rasa takut dalam dirinya apalagi ia sekarang hanya seorang diri. Bisa jadi setelah laki-laki itu tau Eldara tengah mengandung anak nya ia akan dibunuh dan di buang ke sungai karena tidak mau bertanggung jawab.
Begitulah perdebatan Eldara dengan dirinya sendiri.

Setelah berpikir beberapa saat Eldara memberanikan diri menghampiri laki-laki itu dengan langkah kecilnya.

"Ma-maaf, apa bener kamu Rayyand Marhendra?" Tanya Eldara dengan gugup.

"Lu siapa?" Tanya laki-laki itu tanpa memberi jawaban atas pertanyaan Eldara.

Dari pertanyaan laki-laki itu dapat Eldara simpulkan bahwa ia tak salah orang.

"A-aku Eldara kak" Eldara berusaha menahan tangisnya dan tetap bersikap sopan walaupun ia sangat ingin mencakar wajah laki-laki didepannya ini.

"Ada urusan apa lu sama gua?" Tanya Rayyand sambil berjalan kearah kursi yang diduduki Eldara tadi.

" I-itu kak" entah kenapa berbicara dengan laki-laki ini rasanya lebih sulit dari pada berbicara dengan ayahnya.
Ya Eldara akui laki-laki didepannya nya ini sangat tampan, bahkan nyaris sempurna. Tapi saat ini bukan waktunya untuk mengagumi wajah laki-laki ini.

"Itu apa! Ngomong itu yg jelas!" Jawab Rayyand dengan nada sedikit membentak.

"Aku, a-ku. Aku cewe yang kaka rebut kesuciannya bulan lalu." Eldara mengucapkan kata-kata itu sambil memejamkan mata. Rasanya Sulit menerima kenyataan bahwa ia sudah tidak suci lagi, ia kotor.

Setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut gadis kecil itu, Rayyand sangat terkejut dan berusaha mengingat kejadian bulan lalu, dimana ia telah merenggut kesucian seorang gadis, dan gadis itu sekarang tengah berdiri didepannya.

"So? Bukannya lu udah gua kasih uang?" Tanya Rayyand setelah berhasil meminimalisir rasa kagetnya.

Eldara tidak menyangka, respon Rayyand akan sesantai ini. Ia kira Rayyand akan meminta maaf kepadanya.

"A-aku hamil kak" Eldara mengatakan hal  itu sambil menangis.

Rayyand sangat kaget dengan perkataan gadis itu, ups mungkin sekarang ia lebih cocok dipanggil wanita. Tapi ia berusaha agar tetap kelihatan biasa saja walaupun terselip rasa takut di benaknya.

"Lu yang hamil, kenapa lu ngasih tau gua?"

"Ini anak Kaka!" Teriak eladara didepan wajah Rayyand.

"Lu yakin tuh anak gua? bukannya lu emang wanita penghibur yah? udah berapa banyak orang yang nidurin lu? ck gua ga bisa lu tipu sialan! kalo pun itu anak gua, lu gugurin aja biar gua yang bayar biaya aborsi nya!" jawab Rayyand dengan nada membentak.

   

                                 TBC

Eldara Revalina[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang