02

43.7K 195 4
                                    


Benar saja kan 1 jam kemudian suamiku datang.

"Yang udah makan aku bawa nasi padang nih" ujar suamiku

"Belum yank, aku di beliin kan?"
Aku menghamiri sambil mencium tangannya, lalu suamiku mencium keningku.

Kami memang seromantis ini, tidak ada masalah dalam pernikahan kami. Tapi aku tidak bisa memungkiri memang gaji suamiku yang guru honorer tidak bisa mencukupi kebutuhan kami.

Setidaknya aku tidak memberi hatiku selama ini aku hanya memberikan tubuhku pada lelaki diluar sana.

'Hati ini tetap milikmu suamiku'

Ramji ahmed atau aji suamiku merupakan lelaki baik-baik. Berasal dari keluarga baik pula.

Dia anak angkat. Orang tua kandung nya sudah tida ada. Sedangkan orang tua angkatnya keduanya seorang guru.
Mama mertuaku guru senibudaya sedangkan suaminya guru agama.
Mereka berdua sangat terpandang di kampung kami.

Sedangkan aku sendiri berasl sari keluarga biasa. Orang tua bercerai saat aku umur 5 tahun. Lalu mamak ku yang besarkan aku sendiri. Aku jadi tulang punggung sedari dulu.

Aku sudah terbiasa dipakai kesana kemari. Di masukan batang penis entah pada kemaluanku, atau aku sedot-sedot mereka pun rasanya sudah biasa. Bahkan dari saat aku masih berada di kampung saat SMA aku pernah di pake sama guru agamaku.

Seperti yang kalian duga, itu mertuaku. Lain kali mungkin aku akan bercerita.

Selesai makan aku dan suami pun menunaikam sholat dzuhur bersama.

"Alhamdulilah rame" ucapnya saat kembali ke depan tempat salon ku.

Salon ku memang belum besar. Tapi ramai sekali disini. Bagian depan tempat potong rambut dan bagian kasir terhalang meja besar, sengaja aku memilih tempat kasir yang lebar dan tinggi bisa jadi tempat untung aku menjajakan diri.

"Iya A alhamdulillah, akang pulang apa ke rumah mamah" mamah ini ibu mertuaku. Dia baik sekali.

"Pulang aja yank mau meriksa soal punya anak-anak"

Aku mengangguk lalu melambaikan tangan aku pada nya menaik motor.

"Teh udah pulang? Itu tadi ada yang telpon"kata rizal asistenku yang lain.

Aku langsung membuka handphone ku

'Pak bagja'

Akupun menunggu salah satu gandun itu untuk meneleponku lagi.

Drrrttt drtttt

"Halo" sapa ku

"Dev kamu free ga hari ini"
Katanya to the point.

"Jam berapa? Kalo abis maghriban aku bisa tapi gabisa lama-lama soalnya suami aku di rumah"

"Saya pengen ngewe sama kamu dev. Kangen memek kamu. Pengen pejuhin kamu" ujarnya dengan suara berat.

"Ya tapi gabisa lama om devi juga. Gapapa?"

"Gak papa lah yang penting bisa pake memek kamu sajah sayah mah. Kalo gitu sekarang aja saya jemput ya? Bisa kan"

"Iyah om" akupun langsung mempersiapkan diri.
Memakai kemeja dan rok plisket lalu memakai pashmina.

Tidak lama mobil fortuner pak bagja pun sampai depan salon ku.

"Ci zal titip yaa" yang di balas oleh mereka dengan "yooo"

Pak bagja ini seorang dprd. Makanya duitnya banyak mobil juga bagus. Kalo nurut pasti dia tambah royal.
Kalo dengar dari gosip istrinya punya 2 tapi memang dasarnya manusia tidak pernah ada kata puas. Meski istri ke 2 nya masih mudal bapak ini masih mencari goyangan perempuan lain.

"Tumben bapak jemput saya langsung. Biasanya pake supir terus mobil kijang." Tanyaku heran karna tidak biasanya seperti ini.

"Aku pengen yang beda ya say" ucapnya sambil menyetir satu tangannya mulai menggerayangi payudaraku dan menyusup ke dalam kemeja.
Aku pun membantunya dengan membuka kedua kancing atas kemejaku.

Tangannya langsung meremas remas buah dadaku dengan gemas.

"Geli pah" ucapku. Aku tidak salah ucap kok ini memang permintaannya untuk memanggil dia 'papah' saat akan menggauliku.

Pak bagja hanya tertawa.

"Sayan pengen hamilin kamu dev. Saya pengen punya anak laki-laki dari kamu." Ucapnya sambil memijat susuku.

"Kan papah udah punya anak. Mhh" ucapku mulai terangsang. Pak bagja punya anak perempuan sematawayang yang saat ini sudah masuk kedokteran kalo tidak salah.

"Kita mau kemana pah, kok jalannya ke kebon-kebon" kataku heran.

"Saya pengennya anak dari kamu. Kamu kan tau istri pertama saya sudah tua, sedangkan istri kedua sayang tidak mau punya anak lagi"

'Yaiyalah istri keduanya kan sudah punya 5 anak dari 3 lelaki berbeda'

"Kalo kamu mau punya anak dari saya nanti tanah disini saya beri untuk kamu. Saya juga akan beri kamu dan si dedek bayi tabungan juga rumah"

"Kamu gausah khawatir dengan nasib kamu kedepannya".

Lalu mobil kami berhenti di dengah perkebunan

"Mau kan? Kalo mau nanti kita program. Di akte nanti boleh aja atas nama suami kamu. Tapi secara biologis itu anak saya gimana? Saya pastikan hidup kalian terjamin"Ucapnya sambil menatap saya serius.

"Pah bercandanya galucu. Jangan jadikan bayi sebagai candaan"

"Saya bener-bener serius dev. Pengen punya anak dari kamu. Pokoknya untuk biaya hidup aman"

"Nanti lah aku pikir-pikir dulu"

"Tapi kita mau ngapain disini pah?" Tanyaku

"Saya pengen cobain hal lain say. Yang lebih menantang. Yuk turun" ucapnya dengan tatapan mengerling nakal.




TBC


L-I-A-RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang