Aku menghembuskan napas yang kesekian kali. Jari tanganku sejak tadi tak bisa diam mengetuk-ngetuk meja. Bibirku terus mendesiskan suara-suara pelan yang refleks kulakukan. Sementara mataku menatap gelisah kearah layar laptop yang menampilkan halaman pencarian google.
Kulirik jam di lockscreen ponsel, pukul 14.50. Lalu mataku meneliti seluruh penjuru kafe yang cukup sepi hari ini.
"Maaf lama, tadi macet."
Suara seseorang membuatku menoleh. Aku tersenyum kecil melihat Younghoon yang berjalan kearahku dengan tergesa.
Begitu mendudukan diri di sebelahku, ia langsung menundukkan kepala kearah laptop.
"Kok belum dibuka lamannya?" tanyanya.
Aku terkekeh kaku, "Deg-deg'an banget. Mau nunggu kamu dulu tadi."
Laki-laki itu tersenyum maklum, lalu mengusap kepalaku dengan lembut. "Inget yang aku bilang sebelumnya kan?"
"Kalo nggak lolos, masih ada jalur lain," balasku.
"Iya. Kayak kata pepatah, banyak jalan menuju Roma. Jalur masuk ke perguruan tinggi itu bukan cuma lewat SNM, tapi masih ada SBM sama mandiri. Jadi, jangan berkecil hati kalau belum lolos di jalur ini, okey?" ucapnya tersenyum lembut.
Aku mengangguk kecil. Senyumku perlahan mengembang. Rasa cemasku berkurang karena laki-laki yang selalu berhasil membuatku bersyukur akan eksistensinya di hidupku ini.
"Mau dibuka sekarang?" tanyanya.
"Iya."
Younghoon menarik laptopku mendekat kearahnya. Ia mengetikkan keyword yang langsung membuat layar laptop berganti menampilkan halaman utama dari situs web Hasil Seleksi SNMPTN.
Setelah Younghoon memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku, aku langsung mengubah posisi menjadi duduk bersandar di punggung kursi. Kembali menghela napas, mataku menerawang kosong ke depan.
Walaupun aku mengatakan tak akan berharap banyak pada SNM, tapi tetap saja hati kecilku berharap kalau aku bisa lolos.
Lagipula, siapa sih yang tidak senang jika bisa masuk ke perguruan tinggi impian tanpa harus belajar mati-matian? Pasti banyak orang yang ingin mendapatkan kesempatan emas itu. Dan aku adalah salah satu diantaranya.
"Hey, jangan ngelamun."
Cubitan pelan di hidung membuatku segera menegakkan duduk. Lalu menatap Younghoon dengan pandangan melas.
"Aku takut," cicitku.
"Takut kenapa hm?"
"Walaupun kamu bilang, jangan terlalu berharap, tapi... ini susah, Hoon. Aku takut kalo nggak lolos. Aku takut bikin Mama kecewa. Karena begitu tau aku termasuk siswa yang berhak ikut SNM, Mama kelihatan seneng banget. Aku takut kalo nanti hasilnya nggak sesuai sama yang aku harapin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine'z
Fanfictionft. The Boyz. Let's halu together-! © 2 0 2 0 , J A M A B C 0 3 .