chapter 6 🦋🌙

151 17 0
                                    

Sekarang Reina sudah berada di depan kamar Regina dulunya kamar ini adalah kamar kakeknya dan terakhir kali ia masuk ke kamar ini adalah tiga tahun lalu, terlalu banyak kenangan yang ia tinggal kan di kamar ini, ia tidak tau apakah ia akan kuat setelah tiga tahun ia lewati tanpa kakeknya.

Dengan segalanya keberanian ia mengetuk pintu kamarnya namun tak ada balasan sama sekali, ia memutuskan untuk langsung masuk kamar nya saja

Terlihat Regina sedang bermain handphone mungkin sedang main game, dan sepertinya Regina belum mengetahui bahwa Reina ada tepat di depannya

"Kak Regina, aku mau tidur sama kakak" Dengan menenteng sebuah boneka yang ia beri nama Dijey dan menggunakannya piama polos berwarna biru ia berani berbicara pada kakaknya

Regina terlihat melepaskan earphones dari kedua telinganya pantas saja tak terganggu, Regina tak percaya dengan yang ia lihat calon adik nya mau tidur sekamar dengan diriny
"Udah selesai belajarnya?" Tanya Regina, yang di tanya hanya menganggukan kepala

"Udah gosok gigi, cuci muka?" Tanya nya Lagi

"Udah semua, yang belum cuma tidur" Jawabnya yang masih berdiri dekat pintu

"Ya kesini dong, lo ngapain masih di situ" Dengan perlahan kaki Reina menuju kasur queen size milik kakaknya, ternyata dekorasi kamar sudah di ubah jadi ia mungkin tidak akan terbayang momen bersama kakeknya

Entah keberanian dari mana tiba tiba Regina memeluk Reina begitu kuat, aroma tubuh Reina mengingatkannya pada seseorang yang telah terlupakan

Reina yang merasakan pelukan kakaknya cukup kaget, ia berpikir ternyata begini rasanya pelukan nyaman di atas kasur, jika ia tahu rasanya seperti ini mungkin ia akan meninggalkan Dijey di rumah lamanya

Reina membalikan tubuhnya, jadi yang tadinya Regina hanya melihat rambut panjang milik Reina sekarang ia bisa melihat wajah cantik milik calon adiknya

"Kenapa kakak Terima kalo Daddy sama Bunda nya kakak rujuk lagi?" Tanya Reina dangan nada sedih

Regina yang mendengar pertanyaan itu bingung harus menjawab apa, ia juga tidak tahu bagaimana saat itu ia bisa menerima daddynya dengan mudah padahal saat bunda dan daddy nya berpisah ia melihat bundanya begitu terpukul

"Entahlah gua juga gak tau,waktu itu tiba tiba daddy dateng ke rumah dan bilang mau rujuk sama bunda tapi daddy juga bilang kalo misal gue setuju daddy sama bunda rujuk gua bakalan punya adik, dan ya itu lo"

"Jadi kakak setuju karena aku? " Tanya Reina penasaran

"Bisa di bilang setengah setengah sih, gua juga pengen Bunda senyum tiap hari, gak perlu kerja sampai malem kalo misal lo.. " Regina memberhentikan bicaranya dan terlihat berpikir

"Ya jelas iya lah, waktu gua lihat foto lu gua excited banget apalagi sekarang ada di depan gue yang jelas lebih cantik sama gemoy" Lanjutnya dengan nada bahagia di akhiri dengan sedikit tawa

"Kalo begitu... Kakak bantu aku ya biar deket sama bunda please!" Mohon Reina

"Kalo itu, kakak gak bisa bantu bunda nanti bakalan deket sendiri kok, lo tenang aja ok, sekarang udah jam sebelas mending sekarang lo tidur katanya besok sekolah"

Tiba tiba Reina jadi teringat bahwa ia tadi berbohong, tunggu memang calon kakaknya ini tidak tau kalu ia di skorsing dua hari

"Iya kak, tapi emm tapi emm" Reina terlihat takut untuk mengucapkannya kalimat ini.

"Tapi apa? Jangan cosplay Denis tengah malam gini dong" Tanya Regina dengan penasaran

"Tapi biasanya nenek selalu cium aku sebelum tidur, karena nenek udah tidur terus daddy sama tante gak ada di rumah jadi emm" Di akhir kalimat ia kembali menjadi malu

Berkhayal || RenNingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang