annoying | markhyuck

v

"haechan belum dateng?" tanya renjun.

jeno menggidikan bahu.

"bolos kali anaknya. kek gatau haechan aja." jawab jaemin sekenanya.

tok tok tok

"sungchan? ngapain lo ke sini?"

"eh, bang mark." sungchan menyapa. interaksi dua cowo tadi ikut mengalihkan atensi yang di dalam kelas.

omong-omong mark, jeno, renjun, jaemin dan haechan satu kelas. karena sempat mengikuti pertukaran pelajar ke kanada mark mengulang kelas 12 untuk syarat kelulusan dan satu kelas dengan 00 line.

"ini bang mau ngasih surat punya kak haechan."

mark menerima amplop putih itu dan mengintip isinya.

"tadi gue juga udah ke guru piket sih bang tapi katanya suruh ngasih ke kelas aja dulu ntar biar ga diitung alpha."

"haechan sakit?" kening mark berkerut.

"iya, kemaren pas gue nyampe rumahnya dia lemes mana demamnya tinggi banget. pas gue balik tadi pagi sih udah mendingan demamnya tapi badannya masih nyeri-nyeri jadi gue suruh ijin aja." jawab sungchan sekenanya. "nitip ya bang, gue ke kelas dulu."

mark mengangguk, terdiam sejenak di depan pintu kelas. sedangkan di kepala kecil jaemin juga jeno mulai mengulang memori kemarin. perasaan bersalah muncul di hati ketiga insan itu.

(*)

sepulang sekolah mark dkk janjian untuk menjenguk haechan. mark, renjun, jeno dan jaemin berada di satu mobil yang dikemudikan oleh mark. sementara chenle dan jisung naik mobil jemputan chenle.

"tumben haechan sakit ga ribut di grup." gumam renjun. "mana hapenya juga ga aktif lagi." tambahnya.

"bang, kata abangnya haechan gimana?" tanya jeno. diam-diam jaemin juga menunggu jawaban dari mark.

yang paling tua menghela napas, "demamnya udah turun, tadi abis sarapan sama minum obat dia tidur lagi." jawab mark seadanya. tidak menyebutkan tentang komentar dery perihal haechan yang hanya diam dan tidak banyak mengeluh seperti biasanya. mark sendiri masih sungkan, sepertinya dery buru-buru berangkat. tidak mungkin haechan tidak mengeluh.

sakit sedikit saja rengekannya bukan main bikin pusing. apalagi keserempet motor sampai demam. pasti makin menjadi.