note: ayang jangan lupa makan, ayang jangan lupa berenti makan juga... abis itu ayang jangan lupa minum biar ga seret. naah ayang juga jangan lupa vote, jangan lupa komen... kalo ayang mau juga ayang follow wattpad gue dong... makasih ayang!
16
Marion kaget saat didepan pagar rumahnya ia menemui mobil Hansa, ada si empunya mobil didalamnya. Segera Hansa melompat keluar dari mobil saat ia menemui perempuan yang sudah ditunggunya selama hampir empat jam itu.
"Kalo mau pacaran sama orang lain, pacar lamanya diputusin dulu." Kalimat itu meluncur dari mulut Hansa, matanya nanar menatap Nathan.
"Ngomong sama kaca, anjing!" Rion berjalan cepat, mengabaikan Hansa.
"Lo juga, ngomong sama kaca!" Hansa menarik lengan Rion.
"Bisa ga jangan kasar?" Nathan menengahi, namun tubuh Nathan jelas kalah besar dari Hansa.
"Minggir lo, bocah!" bentak Hansa.
"Iya emang bocah!" Rion tiba-tiba membentak, "gue sama Nathan emang bocah! Elo yang paling dewasa, paling anak kuliahan. Terus kenapa?? Dikira umur ngaruh apa sama cara berpikir?"
"Apaan sih, yang?" Hansa megerutkan alis ke arah Rion, "ini nyatanya yang main bales-balesan siapa?"
"Bales-balesan apa?" tanya Rion.
"Ya elo liat gue sama Raya terus lo juga langsung bales pergi berdua sama cowo?"
"Ih berasa penting banget lo? Sana kalo mau jadian sama Raya, ga peduli lagi gue!"
"Dibilangin salah paham! Dia tuh ga sengaja gandeng gue karena kakinya sakit."
"Wow! Lain kali kalo ngarang yang lebih meyakinkan ya." Rion mendengus.
"Terserah deh kalo ga percaya, tapi emang kenyataannya gitu." Hansa mengangkat bahu.
Rion menggelengkan kepala, "gila banget lo. Gila... elo yang selingkuh, tapi elo bahkan kaya ga mau repot-repot jelasin."
"Gue udah jelasin barusan."
"Pake cerita karangan yang jelek banget itu? Udah gitu terus langsung bilang terserah kalo gue ga percaya? Elo tuh emang udah ga betah kan sama hubungan ini? Tinggal minta putus aja, Sa, kenapa pake muter-muter gini sih? Pake selingkuh..." suara Rion serak karena dia udah ga sanggup nahan air mata.
Nathan bergerak maju.
"Elo jangan ikut campur." Ujar Hansa. Nathan berhenti.
"Yon, lo mau gue stay atau ga?" tanya Nathan.
"Pulang aja sana." Jawab Hansa.
"Gue ga nanya lo." Nathan bahkan ga melihat kearah Hansa.
"Anjing..." gumam Hansa.
"Yon?" Nathan memanggil Rion yang menunduk karena nangis.
"Lo pulang aja, Nat, makasih ya..." Rion senyum meskipun wajahnya basah air mata, "gue juga mau masuk kok ini..."
Hansa mendekat ke Rion, memegang lengannya, "yang... ngobrol pelan-pelan yuk?"
"Engga, Sa," Rion menggeleng, "lo bilang terserah gue mau percaya apa ga... gue milih buat ga percaya, dan kita udahan aja sampe sini."
"Rion... gue capek kalo kita dikit-dikit ribut terus gini."
"Ga bakal ada ribut-ribut lagi, Sa, karena abis ini ya udah. Ga ada apa-apa lagi." Rion melirik ke jam tangannya, sudah pukul 2 malam. Dia ga pernah pulang selarut ini, tapi beruntung malam ini orang tuanya sedang ada acara diluar kota. "udah malem, Sa, lo pulang gih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Sister - aespa friendship (aespa x NCT)
Teen FictionCerita yang akan membawa kamu ke serunya masa SMU. True souls sisters knows what you need and when you need it. Keempat sahabat baik yang melewati masa SMU yang penuh cerita. mulai dari jatuh cinta, patah hati, bullying, sampai diujinya persahabatan...