Part 7

1.5K 173 4
                                    

Menjadi seorang Uchiha tak membuat Sasuke berbangga diri, dia dikucilkan oleh keluarga besarnya walaupun ia tetap mendapatkan perlakuan istimewa karena menyandang nama besar Uchiha.

Berawal ketika ia sering melihat ayahnya mengabaikan sang ibu, menganggap ia dan ibunya tak pernah ada bahkan ketika mereka menunggu ayahnya untuk pulang. Saat dimana Sasuke sangat membutuhkan figure seorang ayah namun yang selalu menemaninya justru sang paman.
Kehadiran paman Itachi mengobati rindunya pada Taka. Paman Itachi sering membawanya jalan-jalan, tak jarang mereka makan malam bersama dengan sang ibu. Tapi jauh dilubuk hati yang paling dalam, Sasuke menginginkan Taka. Sosok baik nan lembut yang pernah memberinya kenangan yang sangat manis sewaktu kecil dulu.

Hubungan orangtuanya rumit, tak ada yang mau menjelaskan akar permasalahan yang menyebabkan keduanya memutuskan untuk bercerai, bertepatan dengan meninggalnya Itachi dalam sebuah kecelakaan. Saat itu hati Sasuke hancur dan sempat terpuruk. Menjadi anak yang pemurung dan enggan bergaul dengan siapapun. Sasuke sudah tak mempercayai arti sebuah ikatan. Tidak sebelum ia bertemu dengan bocah pirang yang selalu bermain bola ditaman.

Waktu itu mereka berumur 10 tahun, Sasuke yang selalu diantar jemput oleh supir entah kenapa merasa malas untuk pulang, ia memutuskan untuk berjalan kaki mengabaikan supir ibunya yang bingung mencari keberadaannya.

Sasuke dengan tatapan datarnya yang khas melihat seorang anak yang begitu bahagia bermain bola dengan kedua orangtuanya. Mereka terlihat sangat harmonis, bahkan Sasuke sempat terdiam menyaksikan kebahagiaan yang baginya hanya angan belaka.

Lalu saat tanpa sengaja ia terkena tendangan bola, sepasang orangtua dan seorang anak itu langsung berlari ke arahnya dengan wajah kentara khawatir.
"Ya Tuhan, kau tak apa nak?" Wanita berstatuskan seorang ibu dan istri itu membantu Sasuke untuk berdiri. Lalu membersihkan debu yang tertempel di pakaiannya. Sedangkan pria berstatuskan ayah sedang menasehati putranya untuk lebih berhati-hati.

"Hayo, Naru..minta maaf dulu, lain kali jangan tendang sembarangan" Perkataan itu sungguh lembut, mengingatkannya pada sosok Taka dan Itachi.

"Maaf, Naru salah..kau tak apa kan? Apakah ada yang terluka?"

Dan untuk pertama kalinya dalam hidup Sasuke, ia mengenal yang namanya jatuh cinta. Walaupun mungkin hanya cinta monyet.
Melihat bagaimana anak laki-laki itu menatapnya khawatir dengan ekspresi polos dan jangan lupakan bola mata saphire yang begitu indah hingga Sasuke tak sadar jika ia tak bisa mengalihkan perhatiannya.
Besok dan besoknya lagi Sasuke terus mengulangi hal yang sama sampai sepasang orangtua itu akhirnya mengajak Sasuke untuk bermain bersama. Tapi moment manis itu tak berlangsung lama, Sasuke kembali melewati taman tapi tak ada siapapun disana. Tak ada canda tawa, tak ada senyum, tak ada keceriaan. Sepi dan kosong, seperti hatinya. Ia mencoba lagi keesokan harinya, masih sepi.

Yang ia harapkan turut meninggalkannya.

Hingga saat ia masuk SMA, entah kebetulan atau memang sudah takdir. Ia dipertemukan lagi dengan malaikat manisnya, mataharinya, pembawa kebahagiaan walau hanya melihat senyumnya. Sejak saat itu Sasuke berniat menjadikan Naruto miliknya.













Naruto tak bisa menyembunyikan senyumnya saat tiba-tiba Taka memberikannya seekor kucing. Ia menyukai binatang lucu itu ngomong-ngomong, Naruto langsung saja menggendong kucing kecil peranakan jenis persia itu sambil sesekali mengelus bulu halusnya.

"Kau suka?"

"Ya, aku suka sekali. Aku menyukai kucing tapi sayangnya ibuku alergi bulu kucing. Jadi aku tak pernah bisa memeliharanya dirumah"

Taka duduk disofa, memperhatikan Naruto yang terlihat sangat senang bermain dengan kucing pemberiannya.
"Kucing itu belum diberi nama, kau ingin menamainya?"

Daddy's friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang