Part 12

1.4K 165 25
                                    

Pesta itu masih berlangsung dengan suasana yang cukup meriah, Naruto memperhatikan Taka yang sedang memberikan sedikit sambutan. Prianya terlihat sangat tampan dan gagah, Naruto tak bisa menghindari tatapan matanya pada Taka yang saat ini dengan berani mengunci perhatiannya.

Sakura yang berada disamping sahabatnya, menyenggol lengan Naruto dan berbisik pelan "Kekasihmu sungguh tampan"

"Aku tahu, tapi kau tidak naksir kan?"

Sakura terkekeh, lalu ia melipat kedua tangannya didepan dada.
"Aku sudah memiliki kekasih jika kau lupa"

"Ah, siapa tau kau tertarik dengan priaku. Kau kan suka menggoda sana sini"

"Jangan terlalu overthinking, aku menggoda kekasihmu pun pasti dia tak akan menanggapiku. Dia sudah menjadi budak cintamu"

"Ck, tidak juga"

"Jangan terlalu merendah, apa kau lupa bagaimana priamu berusaha untuk mendapatkan hatimu? Naruto yang terhormat, kau itu layak menjadi nyonya Uchiha. Jadi jangan malu-malu lagi padaku, aku tahu kau juga menginginkannya"

"Sialan gadis ini, menjauhlah Sakura kau menyebalkan"

Sakura tertawa, suka sekali menggoda sahabatnya itu. Mereka kembali memperhatikan podium dan ketika Taka turun dari panggung, mereka kembali menikmati hidangan.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, Naruto bersiap akan pulang begitu pula dengan Sakura. Namun langkahnya terhenti ketika Sasuke menghadangnya.

"Pulang denganku, ini sudah larut"

Naruto menaikkan alisnya, lalu menatap Ino yang seperti lem menempel pada Sasuke sejak tadi.
Tatapan mata Ino menunjukkan jika gadis itu sangat tak menyukai kehadirannya, mungkin berharap Naruto akan menolak ajakan Sasuke.

"Aku membawa mobil sendiri, ayo Sakura" Naruto menggamit tangan Sakura namun lengannya sendiri ditahan oleh Sasuke.

"Lepas, kenapa kau suka sekali memaksa!" Sebenarnya Naruto sudah terlalu malas meladeni Sasuke. Ia hanya ingin pria itu menjauh dari hidupnya. Tapi entah kenapa Sasuke selalu mengganggunya.

"Sasuke, bukankah kau janji untuk mengantarku. Biarkan Naruto pulang, lagipula dia itu lelaki. Untuk apa kau mengkhawatirkannya"
Ino mendesis tak suka, apalagi melihat tatapan Sasuke yang kentara memuja sosok pirang didepannya.

"Diam Ino, atau aku akan membiarkanmu pulang sendiri!"
Ino menghentakkan kakinya kesal, apalagi saat Sakura tersenyum mencemooh padanya.

"Sayang sekali Sasuke, Naruto akan pulang bersamaku. Kami tidak menerima tumpangan dari siapapun" dengan begitu Sakura langsung menghempaskan tangan Sasuke dan menarik Naruto untuk kabur dari mereka.

"Kau tak apa?"
Kali ini Sakura yang menyetir, membiarkan Naruto melepas rasa lelah dengan menyandarkan punggung di jok mobil.

"Tak apa, hanya sedikit merasa kesal. Semoga saja ini terakhir kalinya aku bertemu dengannya"

"Hei, kau tahu itu tak mungkin. Sasuke akan menjadi putra tirimu"

"Ck, mulutmu!"

"Hahaha..santai saja, nikmati peranmu sebagai calon ibu tiri"

"Sakura, hentikan. Aku tak berminat menjadi ibu tirinya. Lagipula Taka sudah menjelaskan jika Sasuke bukan putra kandungnya."

"Oke katakanlah demikian, tapi jika hubunganmu dengan Taka tersebar maka orang-orang tetap akan menganggapmu sebagai ibu sambung Sasuke. Waw, sebaiknya aku menjadikan kehidupanmu sebagai judul novel 'mantan kekasihku akan menjadi anak tiriku' hahaha"

Daddy's friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang