Part 9

1.3K 146 5
                                    

Liburan panjang setelah melakukan ujian sekolah membuat Naruto begitu senang karena ia bebas untuk menjadi dirinya sendiri. Memakai kaos kebesaran dengan celana pendek setengah paha yang mengekspos kaki jenjangnya menjadi kebiasaan saat ia berada dirumah. Naruto kini memandikan Aiko, kucing lucu itu sangat penurut dan membuat Naruto gemas akan tingkahnya.

Kegiatannya terganggu ketika bel apartemen terdengar, Naruto segera mengeringkan bulu Aiko lalu menggendongnya dan berjalan ke arah pintu.

Saat membukanya, Naruto sudah tak terkejut lagi melihat Taka dengan penampilan kantorannya.

"Ngomong-ngomong ini masih jam kerja loh paman" Naruto sama sekali tak mempersilahkan Taka untuk masuk. Ia malah berdiri menghadang didepan pintu.

"Aku hanya ingin melihat kekasihku sebentar, apa masalahnya?" Taka tersenyum, tapi entah kenapa senyumannya terlihat begitu menyebalkan bagi Naruto.

"Apa paman tak bosan mengunjungiku dua kali dalam sehari? Tadi pagi sebelum berangkat kerja paman sudah melihatku kan!" Naruto melotot gemas, membuat Taka semakin jatuh cinta. Mungkin besok ia akan mengganti namanya dengan Uchiha-bucin-Taka.

Taka mendekat, meraih pinggang Naruto lalu memeluknya tanpa ijin. Naruto yang terkejut hanya bisa memeluk Aiko ditengah-tengah mereka.

"Tidak melihatmu membuat energiku berkurang, aku jadi lemas dan tak bersemangat"

"Euh..cheezy sekali, aku tak akan terpengaruh dengan gombalanmu itu" lain di mulut lain di hati, semoga saja Taka tak menyadari degupan jantungnya yang sangat kencang.

"Hahaha...terserah saja, tapi aku tak berbohong. Bagiku kau sumber energiku, sumber semangatku dan ku harap kelak kau akan menjadi sumber poros hidupku"

Mendengar kata-kata tulus Taka, Naruto merasa tersentuh. Ia balas memeluk kekasihnya itu dengan satu tangan walaupun sedikit malu. Taka yang merasa pelukannya dibalas pun senang bukan main. Langkahnya untuk mendapatkan Naruto secara utuh akan semakin mudah. Taka tak sabar ingin menjadikan Naruto sebagai istrinya tapi ia tahu, harus bersabar lebih lama karena Naruto pun juga masih sekolah.



"Nanti sore aku akan kesini lagi? Ingin ku bawakan sesuatu?"

Naruto sedikit berpikir, "Em..kalau tidak keberatan, tolong belikan aku ramen jumbo pedas"

Taka terkekeh, jangankan hanya semangkok ramen. Pabrik ramen pun sanggup ia beli untuk Naruto.
"Baiklah, satu ramen jumbo pedas. Lalu apa lagi yang kau butuhkan nyonya Uchiha?"

Naruto mendelik walaupun pipinya tersipu, ia memukul lengan Taka main-main "Jangan menggodaku!"

"Hahaha..kenapa? Kau suka? Eeii..pipimu memerah"

"Iss...sana pergi! Dasar menyebalkan!" Naruto menutup pintu dengan kencang lalu ia tersenyum sendiri, persis seperti orang yang sedang kasmaran. Sedangkan Taka bersiul sepanjang koridor merasa hari-harinya begitu menyenangkan.



Sedangkan ditempat lain, ada Sasuke yang saat ini bekerja paru waktu sebagai model. Mengikuti jejak ibunya, berawal dari ia yang mengantar ibunya bekerja lalu secara tak sengaja bertemu dengan seorang pemilik agensi yang tertarik dengan wajah rupawannya untuk dijadikan sebagai model remaja. Tentu Naomi sangat senang, ia memaksa Sasuke untuk mengambil kesempatan itu. Apalagi akhir-akhir ini job nya semakin sepi.

Tak sulit untuk Sasuke beradaptasi dalam dunia modelling, ia hanya harus memakai topeng ramah dan siapapun pasti terpesona olehnya.
Penghasilannya pun juga lumayan walaupun hanya bekerja sebentar, ia tak lagi merasa terbebani karena sudah menghasilkan uang untuk ibunya.
"Kau harus mengambil hati banyak orang Sasuke, kau sangat istimewa. Wajah tampanmu itu tak lama lagi akan terpampang di layar-layar besar. Hahaha..." Mendengar celotehan Naomi, Sasuke hanya diam. Selama ibunya senang maka ia pun tak keberatan untuk bekerja.

"Bisakah kita mampir ke mini market? Aku ingin membeli sesuatu"

Naomi mengangguk tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel ditangannya. Sasuke menghentikan mobilnya di parkiran mini market, lalu secara tak sengaja ia terpaku melihat seseorang yang sepertinya sibuk memilih makanan hewan.

"Naruto.."

Merasa terpanggil, Naruto menoleh dan ia tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya melihat Sasuke.



"Ibu, kau pulanglah duluan. Aku bertemu dengan temanku dan ingin berbincang dengannya sebentar"
Sasuke mematikan ponselnya, lalu menarik lengan Naruto keluar dari mini market.

Kini mereka duduk berhadapan di sebuah cafe.
"Maaf, waktuku tak lama. Apa yang ingin kau bicarakan Sasuke?"

"Apa kau sengaja berpenampilan buruk di sekolah?" Nyatanya kini Sasuke tahu, matanya tak pernah salah untuk melihat keindahan yang begitu mempesona. Naruto tak cukup hanya dikatakan cantik atau bahkan tampan. Naruto sangat indah, dengan rambutnya yang pirang dan netra saphirenya yang bersinar. Penampilannya yang casual membuat Sasuke hampir tak mengenali Naruto.

"Hn, aku hanya tak ingin terlihat mencolok"

Sasuke mengangguk, lalu ia mendekatkan tubuhnya hingga membentur meja.

"Apakah kita bisa memulainya dari awal? Aku sudah menjelaskan semuanya bukan?"

Naruto tersenyum, "Sasuke, apakah menurutmu aku begitu mudah? Dulu kau membuangku, lalu memungut ku lagi? Apakah kau pikir rasa kecewa dan sakit hati yang ku rasakan tak membekas?"

"Jadi kau belum memaafkanku?"

"Aku memaafkanmu, tapi selamanya kenangan buruk tak akan begitu saja menghilang dari memori"

"Baiklah, katakan jika kau memang sangat kecewa denganku. Tapi aku bisa memperbaiki semuanya. Aku ingin kita seperti dulu, kali ini aku akan menjaga hubungan kita" Sasuke mengulurkan tangannya lalu menggenggam tangan Naruto yang begitu lembut.

Namun Naruto langsung menarik tangannya dan memilih menyandarkan punggungnya di kursi.
"Sayangnya, aku tak tertarik dengan penawaranmu Sasuke. Maaf, aku harus pergi" Naruto berdiri, hampir melewati Sasuke jika saja lengannya tak ditahan. Kini ia bersisian tanpa memandang Sasuke yang menatapnya dari tempatnya duduk.

"Aku tak akan menyerah, semula yang menjadi milikku akan kembali padaku"

Naruto tak membalas ucapan Sasuke, ia menyentak tangannya lalu pergi begitu saja. Entah kenapa Sasuke tak lagi bisa membuat hatinya tersentuh. Apakah ia benar-benar sudah jatuh cinta pada Taka?

Penolakan Naruto membuat Sasuke semakin berambisi untuk semakin berusaha membuat Naruto luluh padanya. Tak peduli jika pun Naruto sudah tak menginginkannya lagi, mungkin terdengar egois tapi ia benar-benar mencintai Narutonya.

Seperti Ino yang melakukan segala cara untuk mendapatkannya, ia pun akan melakukan semua yang ia bisa untuk mendapatkan kembali cintanya.

















Part ini pendek banget ya gaes, ini aja belum sampe ke konflik. Dari awal chapter sampe chapter ini masih flat aja. Di story ini aku emang bikin agak detail mengenai awal mula perubahan Sasuke yang jadi antagonis. Jadi nikmatin aja tiap part nya. Love you 😘

Daddy's friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang