Seoul 07.00 malam.
"Jungkook-aah ,, kau mengenali gadis itu ..?" Jimin.
"di mana ..?" Jungkook.
"Samsak." Jimin.
Jimin melihat Yerin sedang memukuli Samsak dengan gerakan tak beraturan ,, Jimin juga melihat kertas bertuliskan V yang menjadi pusat pukulan nya.
"Agassi , kau bisa melukai sendi mu jika kau hanya asal memukul." Jimin.
"Diam ..!" Yurin.
"Yurin-na ,, kenapa kau memukuli V hyung ..?" Jungkook.
"Hah ..? kenapa kalian di sini ..?" Yerin dengan nafas ngos-ngosan.
"Kita mengikuti olahraga boxing." Jimin.
Yerin memasang wajah yang sebentar lagi akan menangis seperti anak kecil.
"Hentikan ,, ku bilang jangan terus kan." Jimin.
"☹️☹️" Yerin.
"Yaakk Jungkook-aah ,, kajja." Jimin.
"😭😭😭" Suara tangisan yang sangat keras.
"Yaaaakkk ..!! isshh." Jimin.
"Laki-laki itu masuk ke dalam tanpa permisi hanya sebagai tamu ,, tapi ternyata aq yang berharap lebih kepada nya.😭😭" Yerin.
"ha ha ha ,, aq sudah menduga nya ,, pasti kau menyukai v hyung." Jungkook.
"kenapa tidak ada yang memberitau ku ..? aq sangat malu ,, aq harus bagaimana jika bertemu Taehyung Oppa." Yerin.
"Jangan bilang jika kau sudah mengungkap kan perasaan mu ..?" Jimin.
"😐😐" Yerin.
"Jinjja ..?" Jimin.
"Nee ,, di depan kekasih nya." Yerin.
"PABO .. aq tidak mengira kau sebodoh itu." Jimin.
"Ottoke ..?" Yerin.
"bagaimana bisa .. yakk ,, bagaimana bisa ada gadis yang lebih dulu menyatakan perasaan nya , terlebih di depan kekasih nya." Jimin.
"aaaaaaa😭😭 aq malu." Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mental Health 💔
Romancecerita ini mengandung 🔞 , kekerasan , dan menyakiti diri sendiri .. lebih ke mental health di kehidupan sehari-hari. Khusus 18+ jadi untuk pembaca mohon berbijak dalam menilai dan berkomentar. borahae 💜