Pagi itu Lee Juno, bocah berusia 2 tahun sedang menggambar dengan celotehan khas balitanya. Haechan yang sedang mencuci sayur-sayuran yang akan ia masak pun tersenyum karena anaknya benar-benar cepat sekali besar.
"Mama, nanti papa akan suka tidak dengan gambal yang Juno buat?"
Haechan menoleh, tersenyum getir mendengar pertanyaan anaknya. "Tentu sayang, papa pasti suka."
"Tapi kenapa kalau Juno beltanya, papa selalu jawab nggak tahu."
"Eumm mungkin papa bingung kasih nilai berapa buat gambar Juno karena saking bagusnya."
"Benelan ma?" Haechan mengangguk, sembari mengusap air mata yang tanpa ia sadari keluar dari pelupuk matanya. Lagi dan lagi, pembahasan soal ini membuat air matanya lolos.
Juno benar-benar tumbuh menjadi anak yang sangat pintar. Perkembangannya begitu pesat, bahkan sekarang anaknya bicara dengan lugas seperti orang dewasa.
Wajah Juno benar-benar duplikat Jeno sekali, mata yang melengkung ketika tersenyum, tahi lalat kecil di dekat mata, serta senyum yang sangat manis, Juno benar-benar anak Jeno.
"Saya pulang!" Seru seseorang yang ia yakin Jeno, Haechan menghela napas mempersiapkan diri dan hatinya. "Mas sudah pulang? Mau sarapan dulu atau mandi?"
Haechan mencoba kuat, dibalik kemeja yang Jeno pakai ia melihat bercak merah dengan sangat jelas di bagian kerah. "Saya sudah makan Haechan, saya mau mandi dan pergi ke kantor lagi."
Lalu Jeno berlalu, saat akan naik menuju tangga Jeno dicegah oleh anaknya Juno. "Papah! Kata papah Juno mau dibacain dongeng, tapi papa mau kelja lagi?"
Jeno tersenyum, senyuman yang selalu Haechan sukai. "Maaf ya sayang, papah sibuk. Besok-besok papah janji baca dongeng buat Juno. Karena Juno anak pinter, papah mau mandi dulu ya sayang. Papah capek."
"Oke kapten!" Jeno mengusak rambut anaknya, lalu melenggang pergi.
Haechan hanya mampu melihat kejadian tadi tanpa berniat untuk bergabung. Ia tahu Jeno tidak mencintainya, tapi ia bersyukur setidaknya Jeno mencintai Juno. Semoga.
.
Jeno benar-benar berangkat, tanpa berpamitan pada Haechan dan Juno, pria 25 tahun itu langsung pergi. Haechan sudah benar-benar terbiasa dengan ini. Ia sudah menelan pil pahit ini selama 3 tahun.
Tapi hal yang paling menyiksa adalah saat ia mengandung Juno. Ia adalah orang hamil yang ingin di manja dan berkeinginan banyak. Tapi sayangnya, Jeno tidak ada disampingnya.
Apa yang ia harapkan? Bahkan mereka jarang tidur berdua. Jeno selalu menghabiskan waktunya di rumah Karin. Wanita masa lalu sang suami yang begitu dicintai.
Ah wanita itu, Yoon Karin. Seorang model terkenal berparas cantik dan bertubuh langsing. Mantan kekasih Jeno saat SMA dulu. Putus karena Karin ingin fokus pada bidang yang ia geluti tanpa pikiran soal kisah asmara.
Lalu wanita itu hadir kembali saat dirinya mengandung Juno. Benar-benar datang saat dirinya dinyatakan hamil oleh dokter Moon. Membuat Jeno yang acuh menjadi lebih acuh bahkan terkesan tidak perduli, pulang hanya siang hari dengan bercak merah lipstik di kerah, lalu kembali lagi saat larut malam.
Selucu itu dunia pada kehidupan Lee Haechan.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover (Nohyuck) END
Short Story[Nohyuck Story] Apapun yang Haechan lakukan, Jeno tidak akan pernah menjadi miliknya. Revisi✓ END✓ Cr.on pinterest. Jangan salah lapak! Thank you, Happy Reading-!! Love, Ara.