Enam.

4.9K 413 26
                                    

Haechan termenung diatas sofa kamarnya. Juno tidur lebih cepat malam ini. Dan entah apa yang sedang terjadi, ia melihat mobil Jeno sudah masuk ke bagasi rumah. Tidak ingin tahu apa yang Jeno lakukan dengan Karin.

Ia rasa sekarang ini kebahagiaan nya benar-benar sudah tidak ada. Dirinya harus menyiapkan beberapa persiapan untuk keluar dari rumah ini. Rumahnya yang ada di Bandung masih bisa ia tinggali, itu sudah sangat cukup.

Dirinya juga harus mengambil beberapa pekerjaan nanti. Bersyukur saat orangtuanya masih ada dirinya selalu dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi. Semoga dengan ijazahnya nanti dirinya bisa mendapat pekerjaan yang layak.

Haechan beranjak dari duduknya, untuk meminum air putih sebelum dirinya tidur. Namun baru ingin menuangkan air, ternyata didalamnya sudah kosong. Dengan terpaksa dirinya harus kedapur dan mengambil air minum.

Membuka pintu lalu menutupnya kembali. Haechan turun menuju dapur, namun pemandangan yang sangat tidak ingin ia lihat ada dihadapannya.

Karin dengan baju tidur seksinya tengah bercumbu dengan sang suami. Dan ya, Jeno terlihat benar-benar sangat menikmatinya.

Pyar!!

Tidak sengaja dirinya menjatuhkan gelas yang ia bawa. Membuat atensi kedua orang dilanda nafsu itu teralihkan. "Maaf aku mengganggu, selamat malam." Lalu Haechan pergi kembali ke kamarnya.

Jeno menatap nanar kepergian Haechan sementara Karin menyeringai penuh dengan kemenangan.

Di dalam kamar, Haechan kembali termenung. Menangis? Dia sudah sangat lelah dengan itu. Luka yang diberi Jeno benar-benar sudah terlalu kebal untuk ia rasakan rasa sakitnya.

Meraih suatu pil didalam laci, menelannya tanpa meminum air. Haechan pun memejamkan matanya, berdoa kepada Tuhan berharap agar hari esok berjalan dengan baik.





"Gimana? Kamu bisa liat sendiri kan? Gimana Jeno menikmati aku? Kamu sebagai pasangannya bahkan belum tentu bisa menuhin hasrat biologis Jeno, Haechan."

Kata Karin sembari meminum tehnya sementara Haechan tengah mencuci piring bekas sarapan. "Kenapa kamu? Mendadak tuli dan bisu, mana alasan kamu yang pengen bahagiain Juno? Bahkan ayahnya sekarang sepenuhnya ada dalam genggaman aku."

Ayo Haechan, kamu kuat. "Selamat mbak, semoga mas Jeno selalu bahagia sama mbak. Kalau memang mas Jeno benar-benar bahagia sama mbak, aku bersyukur sama Tuhan. Karena Tuhan masih mau balikin mbak ke kehidupannya mas Jeno."

"Bahagia anakku memang belum seberapa dengan mas Jeno, tapi aku laki-laki. Aku berharap aku punya peran ayah dan ibu dalam satu badanku ini. Mbak tenang aja, mas Jeno punya mbak sepenuhnya." Lanjutnya, Haechan tersenyum lalu menunduk singkat.

Membuat Karin geram karena dirinya gagal memanas-manasi Haechan.

Sementara Jeno, akhir-akhir ini pria itu benar-benar tidak fokus dalam bekerja. Membuat Eric sebagai sang sekretaris kelimpungan karena pekerjaannya semakin banyak dan menumpuk.

"Bos, Pak Jaehyun telfon. Saya akan sambungkan ke telfon bapak." Jeno mengangguk, lalu mengangkat gagang telepon dan mengarahkan pada telinganya. "Halo yah?"

"Kamu bawa Karin ke rumah?" Ujar Jaehyun to the point  yang langsung tepat sasaran.

"Kenapa ayah bisa tau?"

"Kamu lupa cctv kamu kehubung sama cctv rumah? Kamu bahkan bercinta sama dia Jeno! Ayah nggak habis pikir sama kamu, sebajingan itu kamu sama Haechan nak!"

Shit! Bagaimana Jeno bisa lupa.

"Aku cinta sama Karin yah! Tapi aku juga cinta sama Haechan dan Juno!"

"Cih, kamu cuman nafsu sama Karin! Dan kamu akan menyesal jika Haechan pergi Jeno! Dan ayah akan bantu Haechan berpisah dengan kamu. Bunda kamu sudah tau semuanya."

Lalu sambungan telepon terputus. Jeno memukul meja kaca dihadapannya hingga pecah. Dan suara itu membuat Eric masuk secara panik. "Aduh bapak tangan bapak berdarah!"

Jeno seolah tuli, dirinya benar-benar bingung atas perbuatannya sendiri. Banyak orang yang sudah mewanti-wanti dirinya untuk mempertahankan apa yang ia miliki sekarang.

Benar, karena penyesalan berada tepat didepan mu sekarang, Lee Jeno.












Tbc.
Wdyt?

Lover (Nohyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang