Empat.

5K 425 58
                                    

Mereka pulang setelah matahari sudah terbenam. Juno dengan perut yang kenyang pun tertidur dipangkuan sang papa. Anak ini benar-benar mencari cara agar ayahnya itu tidak pergi.

"Mas mau kerumah Karin kan? Biar aku yang gendong Juno, kamu langsung berangkat aja." Ujar Haechan saat melihat gestur Jeno yang akan menggendong Juno.

"Nggak papa?" Si manis menggeleng, namun hatinya menjerit jika ia tidak baik-baik saja!

Haechan lalu menggendong Juno, masuk ke rumah tanpa bicara apa-apa lagi pada Jeno.

Jeno, pria itu, dengan hati yang tidak tenang meskipun dirinya menyadarinya, akan tetapi dia tetap pergi. Meninggalkan sang malaikat yang entah sudah ke berapa kali, menangisi pria bajingan seperti dirinya.






"Kiraiin aku kamu nggak akan dateng. Bukannya lagi liburan sama keluarga?" Ujaran itu mengawali saat Jeno membuka pintu apartemen Karin.

"Jangan mulai Karin, saya capek." Jeno lalu berjalan masuk dan mengambil air minum. "Tapi seharian ini kamu lupa sama aku Jen!"

"Kamu bilang saya harus secepatnya bercerai kan? Dia ingin Juno saya beri kasih sayang, dan saya sedang mencoba itu. Jadi tolong, jangan buat saya emosi Karin."

"Kamu berubah Jen! Kamu jadi kasar sama aku, gara-gara pria itu, dia rebut Jenoku yang dulu!" Jeno mencoba bersabar, memeluk wanita itu lalu mencium rambutnya lembut. "Saya nggak berubah Karin, saya hanya ingin kamu diam. Karena dalam diri saya sedang ada rasa bimbang."

"Bimbang? Jadi kamu lagi bimbang ceraiin Haechan atau nggak? Gitu?!"

"Karin! Saya nggak mau ribut, tolong diam." Karin ini benar-benar keras kepala, dan Jeno tidak menyukainya.

"Lagipula, salah kamu yang hadir ketika saya mencoba lupa. Dan ya, saya juga salah saat tergoda dengan kamu. Saya mencintai kamu, tapi saya juga mencintai Haechan dan Juno. Saya harus bagaimana Karin?!"

Karin menatap Jeno dengan tajam, secara tidak sadar pria itu bilang mencintai Haechan?

"Ceraikan Haechan, nikahi aku dan bawa hak asuh Juno!"






Pagi hari, kembali dengan sarapan tanpa kehadiran sang kepala keluarga. Haechan benar-benar sudah terbiasa akan hal ini. Tetapi apa yang akan ia beri jika Juno bertanya kemana sang ayah? Alasan apa lagi yang harus ia beri para anaknya?

"Mama! Pagi!"

"Pagi sayang, mau sarapan apa pagi ini?"

"Papah mana?" Baru Haechan akan menjawab, suara Jeno menarik perhatian si kecil. "Papah disini!"

"Papah!" Dengan riang, Juno berlari menuju Jeno, namun anak kecil itu tau jika ayahnya tidak datang sendirian. "Ini siapa pah?" Tunjuk Juno pada Karin.

Karin pun berjongkok dengan baju seksinya. "Nama Tante Karin, kamu Juno kan? Aku sebentar lagi bakalan jadi ibu kamu!"

"Ibu? Tapi mama Juno cuman mama nggak ada yang lain. Iyakan pa?" Juno menarik-narik celana ayahnya, sedangkan yang ditarik tengah menatap Haechan dengan sendu. "Maafkan saya.".

Kenapa harus sekarang?








Mungkin Haechan bisa dibilang adalah definisi pria terbodoh di dunia. Ketika selingkuhan sang suami datang, pria itu malah menghidangkan sarapan yang begitu lezat dihadapan dua orang yang telah membuatnya sakit hati.

"Masakan kamu enak." Celetuk Karin, Haechan hanya tersenyum tipis untuk membalas pujian itu.

"Haechan saya bawa Karin-"

"Nanti aja mas, masih ada Juno." Haechan memotong perkataan Jeno, ia harus siap mendengarkan.

Dalam lamunannya, Haechan bergumam dalam hati. Apa harus sekarang dirinya menyerah? Apa harus sekarang dirinya pergi?

"Ma, udah selesai. Juno main sendili dulu ya, nanti papa nyusul ya!" Lalu Juno turun dari kursi khususnya, Jeno mengangguk pada anaknya tersebut.

"Ceraikan Jeno Haechan. Apa kamu mau jadi seorang malaikat karena nggak pergi-pergi dan menahan rasa sakit?"

"Ini semua demi Juno mbak Karin. Anak saya masih 2 tahun, masih butuh kasih sayang ayahnya."

"Tapi kamu bisa kasih hak asuh Juno ke Jeno! Aku bisa ngurus Juno kok!"

"Saya nggak mau! Banyak yang direnggut dari saya dan untuk Juno, saya nggak akan tinggal diam!" Haechan menatap tajam Karin.

"Jen! Jangan diem aja kamu! bela aku dong!" Karin memekik, sementara Haechan ia benar-benar tenang. Tersulut emosi bukan hal yang baik untuk saat ini.

"Biarkan Haechan disini sementara, dan kalau kamu mau tinggal disini juga silahkan Karin. Untuk perceraian, saya beri waktu dua Minggu Haechan. Hak asuh Juno saya pastikan jatuh ke tangan saya."

Ternyata benar. Ia harus menyerah sekarang.














Tbc.

Lover (Nohyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang