What if..

5.7K 289 10
                                    

Bagaimana Jika Jeno berhasil menyelamatkan Haechan dan datang tepat waktu?















"Sebaiknya kamu ke Bandung dulu sayang, cepet! Haechan dalam bahaya sepertinya. Biar bunda yang urus wanita jalang ini!" Jeno menatap tajam Karin, lalu dirinya pergi meninggalkan sang ibu dan wanita yang pernah hadir dihatinya.

Ya dulu, karena sekarang ia benar-benar tidak Sudi wanita murahan itu ada di dalam hatinya.

Jeno menyetir benar-benar seperti orang kesetanan. Dirinya benar-benar kalut saat pesan dari Haechan mengatakan jika pria yang mengintai anak dan istrinya berjumlah banyak.

"Halo Mark?! Temen lo ada yang polisi di polres Bandung kan?"

"Ada, napa Jen? Keknya lo lagi buru-buru."

"Gue mau ke Bandung, tolong bikin laporan ada perampokan di alamat yang gue kirim nanti. Cepet Mark! Istri sama anak gue dalam bahaya!"

"Okey kirim alamatnya sekarang!"

Sambungan telepon tertutup, perjalanan nya masih terlalu lama, dirinya tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

"Ma, kok om-om pake baju item itu liatin kita terus?" Tanya Juno karena melihat di halaman depan, ada 3 orang yang melihat rumah mereka dengan intens. Sementara satpam yang Jeno sewa sedang pulang kampung.

"Mama nggak tahu, gimana kita ke kamar aja? Kita telepon papa." Usul Haechan yang diberi anggukan oleh Juno.

Keduanya pun pergi menuju kamar Haechan yang berada di lantai 2. Ia menyadari jika ada orang yang melihatnya sejak dirinya tahu kabar Karin keguguran, tetapi ia menepis semua pikiran negatif itu.

Tapi lama kelamaan orang itu semakin keterlaluan. "Juno bisa diem disini ya? Kita ngumpet di lemari. Papa pasti lama kesininya, nanti kita kejutin papa oke?"

"Tapi pengap ma."

Ayo Haechan berfikir. "Ah, sebenarnya papa ajak kita main petak umpet, jadi kita harus ngumpet kata papa."

"Okedeh, ayo ma! Nanti papa yang menang." Keduanya masuk ke lemari besar tersebut, entah kenapa perasaannya mulai tidak enak.

Tak lama, suara barang-barang berjatuhan mulai terdengar, Haechan mencoba menutup telinga Juno agar anaknya tidak mendengar semua itu.

"Ternyata disini kalian?"

Deg!

Seseorang membuka lemari, lalu menyeret Haechan dan Juno keluar. "Lepas! Mama ada orang jahat!"

"Lepas sialan!" Teriak Haechan membuat para penjahat itu terkekeh. "Lihatlah si manis ini berteriak, bagaimana jika suara indahmu mendesah kan namaku sayang?"

Tangan Haechan ditahan, Juno berusaha melawan sedangkan Haechan sudah dikukung oleh badan besar salah satu pencuri itu.

"Jangan sentuh mama Juno!" Juno menggigit tangan pria yang memeluknya, lalu berlari menimpa punggung orang yang mengukung Haechan.

"Lepaskan anak dan istriku!" Teriak Jeno yang berada di ambang pintu, bersama polisi yang menodongkan senjata kepada pencuri-pencuri itu.

Haechan dapat bernafas dengan lega, akhirnya semuanya berakhir.

"Kamu nggak papa sayang? Ada yang sakit? Juno? Kamu nggak papa? Maaf papa terlambat." Jeno terus bertanya karena kondisi Haechan benar-benar sangat syok, sementara Juno memeluk sang ayah karena dirinya takut para pencuri itu kembali.

"Aku nggak papa mas, tapi aku takut. Aku takut nanti apa yang terjadi kalo mas nggak dateng."

Jeno dengan perlahan membawa Haechan kedalam pelukannya, keluarga itu akhirnya berpelukan dan dipersatukan dengan halnyang tidak baik, namun berdampak baik kedepannya.

Lover (Nohyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang