Lompat

2 0 0
                                        

Pagi itu, jam menunjukan pukul 6.30 pagi. Alca terbangun dengan perasaan kaget. Ia langsung bergegas untuk bersiap ke sekolah. Telah disangka, ternyata Alca terlambat masuk ke sekolah. Gerbang sudah ditutup dan pak satpam tidak memberikan toleransi apapun kepada Alca.

"Anjrit, gimana ini. Duh, mana pelajaran pertama matematika. Miss-nya killer pula" batin Alca.
Gadiel dan Mika sedari tadi menunggu dengan cemas. Mereka khawatir akan apa yang terjadi pada Alca sehingga ia tidak muncul juga sampai bel sekolah berbunyi. Lalu, Mika meminta Gadiel untuk menelefon Alca.
"El, coba deh lu telefon Alca. Ga normal banget dia jam segini belum dateng juga."
"Bentar gue telfon dulu."

Gadiel menelefon Alca. Alca langsung mengangkatnya.
"Halo, Ca. Lu dimana? udah bel ini"
"El, gue telat anjir. Gerbang sekolah udah di tutup. Gue ga ngerti lagi ini harus gimana."
"Ya udah, sekarang lu ke taman belakang sekolah. Nanti lu lompat pager."
"Gila! Masa iya lompat pager? Ga ada jalan lain?"
"Ga ada, Ca. Itu udah pager paling pendek."
"Ya udah deh gue kesana sekarang."
"Ya udah tunggu dulu sampe gue dateng, ya. Nanti lu lompat tunggu aba-aba dari gue"
"Iya, iya"

Lalu Gadiel segera mematikan telefonnya. Mika bertanya padanya "Alca telat?".
"Iya, dia gue suruh manjat pager taman belakang"
"Gila ya lo! Emang bisa kalo pake rok lompat pager?"
"Ga ada jalan lain, Mik."
"Gue ikut, ya?"
"Ga usah, Mik. Nanti pada curiga."
"Ya udah, hati-hati kalian. Kabarin gue ya nanti"
"Iya, iya. Kalo udah ada guru masuk, bilang gue lagi ke toilet ya"
"Sip, aman."

Gadiel langsung bergegas ke taman belakang sekolah. Ia berjalan dengan penuh kewaspadaan. Ia takut jika rencananya dikatuhi oleh orang lain, terlebih oleh guru.

Akhirnya, Gadiel sampai di pagar taman belakang sekolah. Alca sudah berada disitu.
"Udah siap?"
"Lu yakin bisa lompat dengan gue yang pake rok ini?"
"Ga ada jalan lain, Ca. Pilihannya cuma dua, antara lo lompat atau besok lo masuk kesiswaan karena telat."
"Ya udah deh, iya. Terus sekarang gue harus ngapain?"
"Lo panjat dulu pagernya. Nanti udah sampe atas balik badan terus turunnya nanti gue tangkep lo"

Alca langsung naik ke pagar. Sesampainya diatas, ternyata Alca terpleset sehingga ia terjatuh. Tanpa sengaja, Gadiel menangkapnya sehingga ia jatuh dalam pelukan Gadiel. Momen tersebut membuat mereka berdua syok. Sesaat setelahnya, Alca langsung melepaskan pelukannya. Raut wajah Alca memerah dan Alca salting dibuatnya.
"Ca, lo gapapa?"
"Gapapa kok. Makasih ya tadi udah ditangkep. Kalo enggak, mungkin gue udah ga tau gimana nasibnya"
"Iya, no prob. Udah yok buruan ke kelas"

Gadiel menggandeng tangan Alca dan berjalan menuju kelas. Sebelum ke kelas, Gadiel meminta Alca untuk menaruh tasnya di loker terlebih dahuku agar tidak terlihat bahwa Alca terlambat masuk ke kelas. Alca memasukan tasnya kedalam loker dan hanya membawa beberapa buku. Mereka berdua pun masuk bergantian ke kelas agar tidak ketahuan.

Gadiel memasuki kelas terlebih dahulu. Tokkk... Tokkk
"Permisi miss"
"Gadiel, lama ya kamu di toiletnya."
"Iya miss, ada panggilan alam soalnya hehe"
"Silahkan kembali ke tempat dudukmu"

5 menit kemudian, Alca menyusulnya untuk masuk ke kelas.
"Permisi, miss"
"Alca, dari mana saja kamu?"
"Maaf miss tadi ada urusan dulu di perpus"
"Ya sudah, kembali ke tenpat dudukmu ya"

"Baik, Anak-anak. Kita lanjutkan ya. Jadi Sin 45° adalah..."
"Fyuhh, untung ga ketahuan" batin Alca.

Tentang Aku, Kita, dan Mereka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang