16

758 107 9
                                    

Hari berjalan dengan tenang meski kejadian waktu sarapan tadi pagi membuat satu meja saling canggung satu sama lain dan jihoon tidak peduli akan hal itu ya meski beberapa pelayan selalu menyinggungnya atau membicarakannya di belakang jihoon tak peduli.

Yang ingin ia lakukan saat ini adalah jalan-jalan di sekitar istana seperti saat dulu ia jalan-jalan bersama sang ibunda namun sekarang ia pergi jalan-jalan bersama empat bocah nakal dan soonyoung beserta para pengikutnya.

Tujuan utama jihoon adalah sungai yang tak jauh dari taman belakang istana dulu saat usianya baru awal dua tahun ia dan sang eomma datang kemari hanya untuk merendam kaki atau sekedar melihat ikan yang berenang melawan arus dan berakhir ia akan dimarahi karena asik bermain air yang menyebabkan bajunya basah kuyup.

"Hyung ayo memancing"ajak haechan semangat
"Kita tak bawa peralatan memancing haechan"sahut jihoon
"Kita memang tak pernah bawa peralatan memancing jika ingin memancing Hyung, kita membuatnya sendiri"sahut Jeno
"Ayo kita memancing, aku sudah lama tak memancing"ujar soonyoung
"Nanti biar aku, seungmin dan Felix yang memasaknya"ujar jaemin
"Terserahlah, asal jangan ada yang sampai terbawa arus atau aku akan minta renjun mengubah kalian menjadi ikan"ujar jihoon
"Aku lebih suka mengubah mereka menjadi katak padahal"ujar renjun
"Kalau katak itu cocok dengan haechan"ujar jisung
"Sialan kalian berdua"ujar haechan

Jihoon terkekeh melihat tingkah haechan yang sibuk memaki kedua temannya itu, soonyoung memimpin jalan untuk mencari tempat, jika begini jihoon merasa sudah memiliki suami dan anak yang siap untuk menikah.

Jihoon memilih untuk duduk ditepi sungai sebari mencelupkan kedua kakinya kedalam air yang terasa dingin menyapa kulit, ah ia jadi rindu dengan sang eomma.

"Boleh aku bergabung?"tanya seungkwan datang dari belakang membuat jihoon menyerengit bingung
"Tentu saja"sahut jihoon
"Aku tidak tahu kau disini Hyung?"
"Aku selalu kesini setiap datang ke istana...kenapa?"
"Hanya baru melihat saja"
"Aku tahu kau pernah putar balik karena melihat ku disini...kau takut dengan ku?"
"Hehehe...maaf untuk itu, aku hanya masih teringat apa yang appa katakan tentang mu yang tak menyukai kami, tapi ku rasa itu tidak benar"
"Tidak ada anak yang bisa benci pada keluarga nya sendiri boo, aku tidak membenci kalian aku hanya saja aku kecewa dengan appa"
"Ah ya Hyung eomma menitipkan sesuatu"

Perkataan seungkwan tentu saja membuat jihoon bingung, ia tak pernah dekat dengan semua saudara atau eomma tirinya.

Seungkwan merogoh kantung dan mengambil barang yang dititipkan sang eomma sejak dulu, harusnya ratu boo memberikan barang itu sejak lama namun mengingat jihoon jarang sekali datang ke istana jadilah ratu boo meminta seungkwan untuk menyimpannya.

Seungkwan merogoh kantung dan mengambil barang yang dititipkan sang eomma sejak dulu, harusnya ratu boo memberikan barang itu sejak lama namun mengingat jihoon jarang sekali datang ke istana jadilah ratu boo meminta seungkwan untuk menyimpannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kunci, ya barang yang diberikan seungkwan pada jihoon adalah sebuah kunci yang mana jihoon tak pernah melihat kunci itu jika ia datang ke istana.

"Ini kunci ruangan pribadi ratu Lee yang harusnya diberikan pada mu sejak lama namun mengingat kau hanya ke istana saat dipanggil saja jadi eomma meminta ku untuk menyimpannya, awalnya eomma ingin berikan sendiri tapi kembali di ingat hubungan satu sama lain begitu canggung jadi eomma menitipkan kunci ini pada ku"ujar seungkwan
"Terimakasih, sampaikan juga pada eomma boo...lain kali akan ku bawakan hadiah untuknya jika masih sempat"sahut jihoon
"Hyung..."
"Apa?"
"Tidak bisakah kau bertahan Hyung?"
"Kau tahu kan boo bagi kami hidup dengan satu nyawa itu tak mungkin bisa bertahan lama, paling lama hanya beberapa bulan saja"
"Padahal aku baru saja ingin akrab dengan mu dan empat anak itu"
"Selama aku disini, jangan ragu untuk mendekat padaku"
"Baik Hyung"
"Nanti sore ajaklah mereka semua untuk bergabung dengan kami, jaemin ingin memasak hasil memancing mereka karena banyak jadi ajak semuanya untuk berkumpul disana"
"Termasuk appa?"
"Ya termasuk appa, jika pak tua tak mau katakan jika aku akan langsung pulang saat itu juga"
"Hahaha...appa selalu tak bisa menghindar dari ancaman itu Hyung"

Seungkwan tahu kelemahan appa mereka jika ada jihoon di istana yaitu ancaman jihoon yang tak bisa raja Yoon bantah, meski begitu seungkwan tetap ingin jihoon pergi meninggalkan istana dengan keadaan sehat, sudah cukup ia melihat sang eomma yang menahan tangis setiap melihat jihoon diantar pulang dengan keadaan tak sadar bahkan belum di obati.
.
.
.
Sore menjelang petang taman belakang istana nampak ramai dengan manusia dimana semua orang berkumpul untuk memenuhi undangan jihoon, bahkan jaemin sendiri tengah sibuk di depan meja besar yang akan ia gunakan untuk pertunjukan memasaknya bahkan seungkwan, Felix dan seungmin juga ikut membantu ya hitung-hitung membiarkan mereka semua mencicipi makanan dimana jihoon tinggal.

Jihoon dan renjun datang menuju taman belakang dengan tenang setelah mandi untuk kedua kalinya ya yang pertama mereka mandi setelah basah kuyup saat memancing beruntung jihoon tak meminta renjun untuk mengubah soonyoung dan yang lain menjadi katak dan yang kedua karena pakaian mereka penuh dengan debu.

Jihoon memilih untuk duduk dekat soonyoung yang duduk agak jauh dari semua saudaranya sedangkan renjun memilih untuk bergabung dengan haechan yang tengah menyalakan api semoga saja mereka tak bertengkar.

"Kau mandi lagi?"tanya soonyoung
"Heum, kenapa memangnya?"tanya balik jihoon
"Tak apa, hanya heran saja kau suka sekali mandi"
"Ya kalau aku tak suka mandi aku akan kalah dengan kuda milik haechan yang suka mandi...kenapa sendirian disini? Tidak bergabung dengan saudaramu yang lain?"
"Malas saja, jika disana mereka akan banyak bertanya pada ku"
"Kau belum berbaikan dengan mereka?"
"Sudah hanya saja aku tak bisa langsung mereka serang dengan sikap baik mereka pelan-pelan saja"
"Bijaksananya tampan ku satu ini"
"Lalu manis ku ini bagaimana?"
"Tidak bagaimana-bagaimana"
"Kau kapan akan berdamai dengan keluarga mu?"
"Aku tak pernah bermusuhan dengan mereka ya tampan ku hanya sedikit kesal dengan pria tua menyebalkan itu"
"Itu appa mu ji"
"Sudah lama aku tak meletakan kepala ku di paha mu, aku rindu usapan tangan mu"
"Padahal kau tinggal bilang saja nanti aku akan mengusapnya"

Jihoon dan soonyoung terus mengobrol tanpa memperhatikan jika beberapa orang yang ada disana tengah memperhatikan mereka berdua bahkan wonwoo sampai memukul mingyu saking gemasnya.

"Boleh eomma bergabung jihoon?"tanya ratu jeon duduk disamping jihoon di ikuti dengan ratu boo
"Tentu saja eomma"sahut jihoon masih mengusap kepala soonyoung
"Soonyoung nampak manja jika dengan mu ji?"tanya ratu boo
"Memang dasarnya manusia sipit kesayangan ku ini manja eomma hanya gengsi saja disini"sahut jihoon
"Lebih manja empat bocah nakal itu jihoon"ujar soonyoung membela diri
"Kau benar, mereka begitu manja saat disini bahkan tak mau ku tinggal saat tidur"sahut jihoon yang memang merasa jika empat bocah nakal itu nampak manja selama disini
"Apa mereka selalu seperti itu ji disana?"tanya ratu jeon
"Siapa? Empat bocah nakal itu?"ujar jihoon
"Heum"seru wonwoo tiba-tiba duduk disamping ratu boo
"Ya, mereka selalu seperti itu bahkan tiada hari tanpa ribut, mengejek atau memaki satu sama lain"sahut jihoon jujur
"Mereka dibebaskan nak?"tanya ratu boo
"Ya, aku membebaskan mereka membentuk dunia mereka sendiri, aku ingin dua mereka berwarna dengan warna mereka sendiri jadi harap maklum kalau kadang suka bicara tanpa rem"ujar jihoon
"..."tak ada sahutan yang mana membuat jihoon mengerti mengenai tata Krama yang harus diajarkan
"Mereka hidup dengan prinsip mereka masing-masing eomma, mereka akan menghormati orang yang menghormati mereka begitu juga sebaliknya, aku tak pernah menentang prinsip mereka karena itu pondasi awal hidup mereka dan itu juga jalan awal untuk mereka bisa mencapai bahagia dan nyaman"
"Kau bahagia nak?"tanya ratu jeon
"Aku selalu bahagia eomma, apapun keadaannya aku selalu bahagia tidak pernah tidak bahagia"ujar jihoon padahal ratu jeon berharap jihoon menangis menumpahkan semua keluh kesahnya.
"Terlebih lagi jika dengan ku kan?"ujar soonyoung
"Hei tampan ku, kau bergaul dengan siapa sampai bisa menggoda ku seperti ini"ujar jihoon disertai kekehan
"Dari eomma jeon yang juga selalu menggodaku seperti anak kecil"sahut soonyoung
"Renjun dan yang lain bisa langsung memanah mu kalau tahu kau begini pada ku"ujar jihoon
"Tapi sepertinya mereka sedang akur ji, tak ada pertengkaran"ujar wonwoo

Jihoon hanya berharap saja karena sangat tidak mungkin jika empat bocah nakal itu tidak membuat keributan, dari tempatnya duduk raja Yoon dapan melihat jika jihoon bisa tertawa bebas disini tawa yang tak pernah ia lihat apalagi berinteraksi dengan dua istrinya dan putranya.

"YAK LEE BODOH HAECHAN KAU KEMANAKAN KECAP KU!"

"BUKAN AKU NA SIALAN JAEMIN"

"BISAKAH KALIAN TIDAK BERTERIAK BEDEBAH"

"KAU JUGA BERTERIAK LEE SHIBAL JENO!"

"KAU JUGA SAMA HUANG PENDEK RENJUN!"

Sepertinya jihoon sudah harus mulai turun tangan karena nantinya mereka akan terus berteriak bagai di tengah hutan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang