Pagi tiba dengan begitu cerahnya sepertinya semesta mendukung untuk jihoon pergi ke heaven kingdom hari ini padahal jihoon sebetulnya malas tapi karena ia sudah mendapat perintah jadi ya harus kesana, saat ini jihoon dan yang lain tengah menunggu renjun yang entah sedang melakukan apa dan untuk sementara kastil akan di jaga oleh paman Choi dan paman moon.
Renjun datang dengan kuda miliknya hari ini sungguh pakaian jihoon dan yang lain seperti ingin menghadiri acara pemakaman padahal memang baju kerajaan yang ia miliki rata-rata berwarna hitam.
"Kenapa lama sekali renjun"tanya jihoon
"Aku sedang memperkuat pertahanan Hyung"sahut renjun santai
"Benarkah sekuat apa?"tanya haechan
"Mungkin langsung akan jadi debu"sahut renjun
"Ayo kita berangkat...kemungkinan malam kita sampai disana"ujar jihoonMereka bergegas pergi meninggalkan gerbang desa dan menuju heaven kingdom karena nyatanya jihoon hanya butuh satu hari untuk sampai sana tentu saja dengan jalan pintas yang dibuat Jeno dan haechan.
Selama perjalanan yang mereka lakukan hanya bercanda untuk menghilangkan bosan selama perjalanan dan mungkin nanti mereka akan menjadi bahan perhatian masyarakat heaven kingdom.
Berbeda suasana dengan heaven kingdom yang nampak sibuk lebih tepatnya hanya wonwoo saja yang lain biasa saja, ia ingin menyambut kedatangan jihoon dan rombongan dengan semestinya meski tak semeriah saat menyabut kedatangan seungcheol dan yang lain.
Wonwoo sengaja turun kedapur hanya untuk membuatkan camilan ringan untuk jihoon saat sampai nanti karena mungkin nanti jihoon akan merasa tak nyaman saat makan bersama.
"Kau sibuk sekali?"tanya mingyu
"Aku ingin membuatkan sesuatu untuk jihoon"sahut wonwoo
"Kau seperti ya dekat sekali dengannya"
"Aku tak dekat dengannya hanya mencoba untuk dekat saja"Mingyu dan semua saudaranya tak ada yang tahu jika jihoon merupakan pangeran ke empat heaven kingdom dan wonwoo ingin jihoon sendiri yang mengakuinya.
Mingyu memilih untuk membantu wonwoo di dapur tanpa sadar jika raja Yoon mendengarkan semua apa yang dibicarakan wonwoo dan mingyu di dapur.
"Mau sampai kapan kau membuat putramu seperti itu"ujar ratu jeon
"Entahlah aku tak tahu..."sahut raja Yoon
"Kau keji, kau membuat ibu jihoon tewas hanya untuk ratu Yoon, kau bahkan menghabisi semua keluarga ratu Lee dan rakyat mereka"
"Aku tak bisa melihat anak ku terluka"
"Lalu apa jihoon bukan anak mu?"
"Dia yang membuat eommanya memilih pergi dan sejak saat itu aku tak menganggapnya anak, bahkan kastil dan yang ada disana itu milik ibu jihoon"
"Jika dia bukan anak mu atas hak apa kau memintanya kemari?"
"Menantu ku membutuhkan nyawanya"
"Dasar gila"Ratu jeon pergi meninggalkan raja Yoon seorang diri, ia sudah lama muak dengan orang yang dianggap raja baik itu padahal bagi ratu jeon pria itu hanya manusia keji dan jahat.
Penebusan dosanya pada jihoon belum selesai dan sekarang ia harus melihat jihoon melakukan hal menyakitkan lagi yang harus ratu jeon sesali adalah suami anaknya juga termasuk dalam ramalan sialan itu.
.
.
.
Hari sudah mulai senja jihoon dan yang lain sudah sampai pada pusat desa heaven kingdom mereka tak langsung pergi ke kerajaan karena memang mereka akan datang kesana setelah makan malam yang mereka lakukan saat ini adalah duduk santai di salah satu kedai sederhana di desa itu.Jihoon dulu pernah mampir kesini dan itu sudah sangat lama dan kini ia mampir ke kedai ini lagi dengan membawa empat bocah nakal itu, tak ada yang mengenal jihoon disini ya karena memang jihoon sejak usia dua sudah di diasingkan.
"Hyung pernah kesini?"tanya haechan
"Pernah dulu saat usia 10"sahut jihoon santai
"Kita masih bocah saat itu"ujar jaemin
"Sampai sekarang pun kalian tetap bocah dimata ku"ujar jihoon
"Ya Hyung, sampai ingin rasanya kami menjodohkan mu"ujar renjun
"Urus dulu itu hati mu baru menjodohkan ku"ujar jihoon
"Jeno kau tak ingin ikut menyumbang suara?"tanya jaemin
"Ani aku ingin makan saja"