21

752 109 9
                                    

Tegang itulah yang tengah terjadi di Heaven kingdom pasalnya pagi tadi salah satu orang diamond kingdom mengirim pesan jika diamond kingdom mengalami penyerangan mendadak dan itu sontak saja membuat semua pangeran langsung bersiap.

Jihoon sudah siap dengan baju perangnya dan pedangnya begitu juga dengan empat bocah nakal yang juga sudah berada dalam mode tempur.

"Putra mahkota Choi ijinkan hamba untuk memimpin jalan"ujar jihoon
"Aku bisa melakukannya tak perlu khawatir"sahut seungcheol
"Bukan itu masalahnya, dari sini untuk sampai ke diamond kingdom membutuhkan waktu satu hari penuh jika kita menggunakan jalan biasa itu pun dengan kuda yang berlari kencang...renjun bisa membuka jalan untuk bisa sampai disana salah waktu setengah hari"jelas jihoon
"Mungkinkah?"tak percaya Jun
"Mungkin, aku pernah menyaksikannya sendiri saat mereka mengantar ku pulang pada kalian, jarak dari kasti ke hutan perbatasan membutuhkan waktu dua hari tapi aku bisa sampai pada kalian saat sore hari itu karena renjun yang membuka jalan"ujar soonyoung
"Jangan pikirkan sihir yang ada pada kami, pikirkan saja kerajaan mu sedang dalam masalah besar dan ini waktunya kau membuktikan pada rakyat mu kau pantas tidak di pandang sebagai calon raja, ambil keputusan cepat dan akurat dalam kondisi ini"ujar jihoon
"Betul yang dikatakan jihoon kita harus cepat"ujar Hao
"Ji Pimpin jalan, renjun buka jalan aku yang pimpin perang kita berangkat"putus soonyoung karena seungcheol terlalu lama berfikir

Jihoon mengangguk paham dan mereka langsung berkerja renjun dan jihoon ada di barisan paling depan di ikuti oleh Jeno dan jaemin baru soonyoung dan jisung, mereka langsung menuju tempat dimana mereka akan berperang.

Disinilah mereka di pusat kota dekat dengan istana diamond kingdom, mereka terkejut melihat keadaan kota yang kacau balau, seungcheol dan yang lain langsung menuju istana berbeda dengan jihoon dan soonyoung yang masih disana di ikuti oleh empat bocah nakal dan orang soonyoung.

Soonyoung turun dari kuda mencari seseorang yang bisa di tanyai ia butuh informasi dimana semua penduduk di ungsikan, sampai sepasang mata sipit itu melihat seorang anak kecil yang berjalan tertatih-tatih.

Jihoon yang juga melihat itu langsung turun dari kuda di ikuti dengan renjun menghampiri anak kecil itu, renjun langsung meminta anak itu duduk untuk di obati.

"Boleh aku bertanya?"tanya soonyoung lembut
"Ungg?"bingungnya
"Siapa nama mu?"tanya jihoon
"Ju won, nama ku Kim juwon"sahutnya
"Kau tahu dimana penduduk yang lainnya saat ini?"tanya soonyoung
"Mereka pergi di ungsikan ke hutan barat tuan itu perintah kepala desa"ujar juwon
"Bisa antar kami kesana?"ujar jihoon
"Heum, juwon juga ingin kesana"sahutnya
"Sudah selesai Hyung"ujar renjun
"Juwon ikut dengan paman lalu tunjukan jalannya, mengerti?"ujar soonyoung di ikuti dengan anggukan kepala juwon.

Mereka bersepuluh beserta juwon bergegas menuju hutan bagian barat, bagi soonyoung biar semua saudaranya yang mengurus perang besok sedangkan untuk hari ini soonyoung harus membantu rakyat kerajaan mereka terlebih dahulu.

Kacau, itu yang jihoon dan Soonyoung lihat setelah sampai di pengungsian hutan bagian barat, tak ada prajurit yang berjaga, tak ada bantuan tenaga medis hanya ada sembako untuk beberapa hari ke depan saja.

"Kita bagi tugas saja renjun dan seungmin kalian periksa penduduk ada yang terluka atau tidak, jaemin dan Felix kalian bantu bagian produksi pangan, Jeno, haechan, hyunjin dan jisung kalian bantu penduduk desa untuk mengamankan tempat ini"ujar soonyoung
"Nanti aku akan minta bantuan renjun"timpal jihoon
"Baik pangeran"serempak mereka semua

Mereka langsung berpencar menuju tugas satu sama lain, jihoon dan soonyoung memilih untuk membatu seungmin dan renjun untuk melihat rakyat namun siapa sangka jika mereka malah bertemu dengan suami seungmin yang tengah mengobati luka pada lengannya.

"Biar aku yang obati"ujar seungmin mengambil alih obat yang dipegang bangchan
"Kau sudah pulang? Padahal aku berharap kau tak pulang lebih dulu kali ini"sahutnya
"Pangeran Kwon membutuhkan tenaga ku"sahut seungmin
"Penduduk desa baik-baik saja?"tanya soonyoung membuat bangchan menunduk memberi hormat"
"Dalam kondisi seperti ini tak bisa dibilang baik-baik saja pangeran, tak sedikit luka yang di derita penduduk dan untuk beberapa ke depan persediaan pangan juga menipis"jelas bangchan
"Sebetulnya apa yang terjadi? Kerajaan tadinya damai kenapa jadi rusuh begini?"tanya soonyoung
"Ah itu changbin yang bisa menjelaskan pangeran, mari saya antar"

Bangchan bergegas mengantar soonyoung untuk bertemu dengan suami dari Felix untuk mengetahui penyerangan tiba-tiba seperti ini.

Berbeda suasana dengan diamond kingdom yang kini tengah menyusun strategi perang untuk esok hari, lupakan mengenai lelah karena baru tiba yang terpenting saat ini adalah kondisi kerajaan dan rakyat baik-baik saja.
.
.
.
BRAK!

Suara dentuman pintu terdengar begitu kerasnya membuat seluruh orang yang ada di ruang pertemuan menatap soonyoung sebagai pelaku dengan tatapan bingung.

Tatapan tajam soonyoung kini tertuju pada raja Yoon yang tengah berbincang dengan sang appa untuk melakukan penyerangan kali ini, mengetahui di tatap tajam raja Yoon jelas bingung dengan tatapan soonyoung.

"Kau ada masalah soon?"tanya raja Yoon
"Tentu saja dan itu pada mu dan menantu bodoh mu"ujar soonyoung
"...?"bingung semua orang
"Perjanjian apa yang kau dan seungcheol Hyung lakukan dengan kerajaan tetangga?"

Satu ruang pertemuan terdiam pasalnya tak ada yang tahu mengenai pertemuan raja Yoon dan seungcheol dengan kerajaan tetangga bahkan raja choi sendiri juga bingung akan itu.

"Soon...Hyung akan jelaskan..."ujar seungcheol
"Jelaskan apa! Bahwa kau melakukan itu karena jeonghan Hyung di Sandra karena kebodohan mu sendiri dan dengan bodohnya kau dan appa mertua mu itu melakukan perjanjian yang tertulis penyerahan wilayah perdagangan di kota bagian timur yang ditentang appa!"kesal soonyoung
"Aku terpaksa melakukannya karena istri ku terancam mati soon!"
"TAPI KARENA KEBODOHAN MU ORANG YANG KU CINTA HARUS BERSIAP MELEPASKAN TIGA NYAWANYA SIALAN!"
"soonyoung..."
"Kami semua bahkan jihoon tak ada yang tahu masalah yang kau lakukan Hyung...tapi kami menanggung banyak resikonya, kau membuat ribuan prajurit terancam nyawanya, kau membuat ribuan keluarga terancam kehilangan keluarganya...kau tahu bahkan seungmin, Felix dan hyunjin terancam kehilangan suami dan istri mereka Hyung...dan kau membuat jihoon yang tak tahu apa-apa harus merelakan tiga nyawanya untuk keluarga tak berguna ini...pikirkan resikonya dulu baru kau bertindak BAJINGAN!"

Semua terdiam mereka baru kali ini melihat soonyoung berteriak dengan sumpah serapah untuk seungcheol, soonyoung tak peduli jika ia akan di usir karena menentang seungcheol atau semacamnya yang soonyoung pedulikan harus banyak nyawa yang dikorbankan untuk satu kesalahan manusia tak berguna.

"Mau sampai kapan kalian berdebat seperti ini"ujar jihoon datar berdiri diambang pintu
"Ji..."lirih soonyoung
"Keluar semua prajurit sudah menunggu kita harus melawan mereka"ujar jihoon
"Kau ikut turun ji?"tanya Jisoo
"Tentu saja...setidaknya aku hidup berguna atau katakan saja aku ingin menemui eomma dan keluarga beserta rakyat kerajaan eomma yang appa hancurkan"ujar jihoon santai
"..."
"Kalian tahu jika kehidupan selanjutnya itu ada aku tak ingin menjadi bagian dari keluarga kalian meski kalian mengemis meminta sekali pun...ayo berangkat"

Jihoon pergi meninggalkan ruang pertemuan di ikuti oleh soonyoung meninggalkan mereka semua yang masih terdiam terpaku dengan perkataan jihoon yang baru saja di ucapkan yang mana jihoon memutus tali persaudaraan untuk kehidupan yang akan datang
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
______________________________________
"Udah mau selesai ini cerita..."

MerveilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang