22

877 109 8
                                    

Suara gesekan pedang saling beradu memenuhi lapangan luas yang menjadi saksi bisu dimana peperangan sudah terjadi selama satu Minggu dengan posisi seimbang, soonyoung tak tahu jika kerajaan tetangga sungguh-sungguh mengingat tanah perdagangan bagian timu yang memang menjadi pusat perdagangan antara kerajaan selain di bagian selatan dan Utara.

Soonyoung menuju tenda darurat dimana renjun tengah membatu mengobati beberapa prajurit yang terluka bahkan renjun sampai harus menggunakan sihirnya untuk membatu kesembuhan para prajurit yang terluka.

"Renjun dimana jihoon?"tanya soonyoung
"Ji Hyung belum kemari sama sekali Hyung"sahut renjun
"Aku akan cari dia"

Soonyoung bergegas keluar dari tenda darurat untuk mencari jihoon, sungguh bahkan di saat seperti ini pun renjun hanya melihat jihoon yang turun tangan sedangkan semua saudara jihoon hanya berdiam diri di istana.

Langkah kaki soonyoung bergerak dengan cepat mencari dimana keberadaan jihoon namun apa yang ia dapat adalah ia melihat tiga saudaranya tergeletak tak sadarkan diri dengan darah yang bisa dibilang tak sedikit dan jihoon yang tengah melawan Raja kerajaan tetangga.

Soonyoung memerintahkan prajurit untuk membawa tiga saudaranya ke istana untuk di obati dan kini ia harus membantu jihoon.

"Apa yang kau inginkan?"tanya soonyoung
"Oh kau putra terbuang diamond kingdom? Kau bodoh karena membantu saudara mu yang sialan itu"sahutnya
"Aku tanya apa yang kau inginkan bajingan!"
"Berikan apa yang ia janjikan pada kerajaan kami dan aku akan menarik mundur pasukan ku"
"Apa yang kalian incar tanah perdagangan bagian timur? Tanah itu memang pusat perdagangan antar kerajaan tapi tidak tahukan jika sulit mendapatkan perjanjian dagang disana"
"Aku tak peduli dengan itu karena aku bisa mengubahnya tapi tepati janji yang Hyung mu buat"
"Kau duluan yang menyandra kakak ipar ku, kau mengancam akan membunuhnya jika tak menyerahkan wilayah itu"
"Aku tidak peduli sialan"
"Aiss merepotkan saja"

Mereka berdua saling beradu pedang satu sama lain tujuan soonyoung adalah membiarkan jihoon istirahat karena sungguh tubuh jihoon kini penuh dengan luka bahkan cukup parah menyuruh soonyoung

Satu tebasan cepat soonyoung layangkan pada kepala sang raja yang mana membuat raja kerajaan tetangga itu tewas seketika dan membuat semua prajurit terhenti dengan kata lain kemenangan di ambil oleh soonyoung.

Langkah kaki soonyoung berjalan menuju jihoon yang masih terduduk dengan lemas karena kelelahan dan banyak mengeluarkan darah tanpa peduli dengan jasad raja kerajaan tetangga.

"Kau tak apa?"tanya soonyoung panik
"Tak apa hanya sedikit lelah"sahut jihoon
"Pertempuran telah selesai kita bisa kembali ke istana ji"
"..."angguk jihoon
"Ku gendong kita pulang dengan renjun, jaemin haechan dan Jeno biarkan jisung dan yang lain mengurus disini lebih dulu"

Jihoon hanya mengangguk sungguh demi apa pun ia sudah merasa lelah bukan main karena ia hanya bisa beristirahat beberapa saat saja selama perang terjadi.
.
.
.
Suara tangisan memenuhi telinga jihoon dan yang lain ketika memasuki istana dapat soonyoung lihat jika tiga saudaranya tergeletak di tengah ruang pertemuan istana.

Disana dapat soonyoung lihat seungcheol, seokmin dan mingyu terbaring tak membuat mata bahkan soonyoung tak bisa melihat perut mereka yang naik dan turun.

Satu tarian kasar jihoon terima dari raja Yoon dan jihoon sudah tahu jika sang appa akan memintanya saat ini tapi apa tidak bisakah ia istirahat sejenak.

"Berikan nyawa mu pada mereka jihoon"ujar raja Yoon
"Apa-apa kau ini!"kesal soonyoung
"Hyung jangan berikan ku mohon"pinta renjun
"Berikan cepat jihoon suami saudara mu sekarat sekarang!"ujar raja Yoon
"Jihoon aku mohon jangan lakukan...appa aku tak pernah meminta apa pun pada mu kan? Tolong jangan lakukan itu pada jihoon appa...aku mencintainya appa jangan renggut dia dari hidup ku appa"pinta soonyoung memohon
"Maaf soon tapi aku tak bisa kehilangan anak ku...lakukan dan penjaga tahan soonyoung dan yang lain"

Soonyoung dan yang lain langsung ditahan oleh prajurit yang ada disana meninggalkan jihoon yang terduduk di depan tiga pangeran yang sudah ada di ujung kematian.

"Apa mereka lebih berharga dari ku appa? Aku bahkan belum di obati...Kapan kau akan memperlakukan ku seperti kau memperlakukan semua saudara ku...aku anak mu tapi tak seperti anak mu, boleh ku minta satu hal terakhir...biarkan kastil itu tetap jadi milik ku meski bukan aku penghuninya jangan kalian dekati perbatasan hutan meski sebelum rasa bersalah kalian ada dan menumpuk sampai rasanya ingin mati dan...di kehidupan selanjutnya aku tak ingin memiliki hubungan dengan kalian semua terutama dengan mu appa"ujar jihoon lirih
"Tidak jihoon kumohon jangan...kumohon"brontak soonyoung
"Renjun, Jeno, haechan dan jaemin, setelah ini tolong langsung bawa aku pulang, maaf tapi kalian tak bisa membawa ku ke tempat itu karena haechan hanya punya satu segel yang dibutuhkan dua segel...aku ingin dirawat oleh kalian dan soonyoung aku sangat mencintai mu"

Jihoon tak memperdulikan suara teriakan yang memintanya untuk tidak melakukan hal itu namun sekali lagi appanya membutuhkan kebahagian saudaranya meski harus mempertaruhkan hidupnya.

"Merveille"

Cukup satu mantra dan cahaya menyinari ketiga tubuh itu dengan sangat cerah bahkan sampai membuat silau mata, jihoon terdiam menahan semua rasa sakit yang ada pada tubuhnya, rasanya kali ini tiga kali lipat dari yang sebelumnya bahkan tak sekali bibir jihoon memuntahkan darah.

Cahaya itu mulai menghilang di ikuti dengan tumbangnya tubuh jihoon yang membuat renjun dan yang lain langsung menghampiri jihoon berbeda dengan soonyoung yang diam mematung melihat itu semua.

"Ki...kita pul...Lang"ujar jihoon lemah
"Renjun buka jalan sekarang juga, aku akan menjaga ji Hyung"ujar jaemin
"Soonyoung Hyung kau selesaikan yang ada disini nanti akan ku kirim surat pada mu"ujar Jeno
"Aku mencintai mu ji"ujar soonyoung dengan pandangan kosong
"Aku juga mencintai mu soon"lirih jihoon
"Ayo cepat"ujar haechan"

Entah sihir apa yang digunakan renjun namun mereka berlima hilang begitu saja tepat setelah asap datang, soonyoung masih diam di tempatnya bahkan kini ia tak lagi berontak dan bersimpuh tak berdaya dihadapan orang yang kini mulai terbangun dari ambang kematian.

"Hahaha"

Suara tawa soonyoung terdengar begitu menggema di tempat pertemuan istana yang membuat semua pandangan mata tertuju pada Soonyoung bahkan raja Choi juga begitu.

"Hahahaha...boleh ku minta pedang ku yang mulia"ujar soonyoung menatap raja Choi datar
"Untuk apa soon?"ujar ratu Choi
"Kalian lupa perkataan ku tempo hari, jika manusia tak berguna ini menjadi salah satu akan ku penggal langsung lehernya"ujar soonyoung
"Appa mohon jangan soonyoung, mohon maafkan appa tapi sungguh appa tak bisa melihat anak appa pergi soonyoung"pinta raja Choi bersimpuh dihadapan soonyoung
"Kumohon soon aku dan saudara ku tak bisa kehilangan suami kamu"ujar jeonghan
"Lucu sekali, apa dengan kalian meminta maaf bisa mengembalikan kehidupan jihoon? Jawab aku yang mulia putra mahkota...JAWAB AKU DASAR BEBAN HIDUP!"ujar soonyoung
"...."
"Kalau hidup kalian hanya menyusahkan orang lain bahkan sampai merenggut kebahagian orang lain lebih baik kalian mati...yang mulia tahu? Aku memenangkan peperangan ini mempertahan kan wilayah perdagangan timur tapi ini yang kudapat? Kalian merenggut nyawa orang yang kucintai bahkan aku tak tahu bagaimana keadaannya nanti...wah kalian sungguh hebat, dan kau pak tua bajingan raja Yoon, kau seorang ayah paling keji yang pernah ku temui, hiduplah dengan kebahagian putra mu yang kau berikan dengan merenggut kebahagian jihoon sungguh malang sekali nasib jihoon...yang harusnya menduduki tahta harus kalah dengan anak selir...karena kau tak memperbolehkan ku memenggal kepala mereka maka akan ku buat kau tahu apa itu penderitaan tanpa maaf yang mana membuat hidup kalau tak akan tenang dan seluruh kota dan kerajaan akan tahu betapa bengisnya dua raja yang terkenal ramah dan baik hati ini terhadap putranya!"

Setelah mengatakan itu soonyoung pergi meninggalkan ruang pertemuan istana dengan keadaan bungkam, tak ada yang bicara satu kata pun, mereka kalah dengan perkataan soonyoung saat ini bahkan tiga orang yang mendapat nyawa jihoon juga diam.

Mereka secara tidak langsung merenggut kebahagian orang yang paling menderita untuk hidup mereka sendiri, untuk ke egoisan mereka sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang