KONFERENSI

92 2 0
                                    

Setelah bermonolog, kstaria itu pergi mencari pasukannya yang pergi entah kemana. Sepanjang perjalanan mencari pasukannya, netra nya terus menelusuri setiap jalan di kekaisaran Sávato.

Selang beberapa menit, akhirnya dia menemukan salah satu anggota pasukannya, Zaky Zeke, sang kaki tangan kstaria Falil Valerian.

"Hei, Zaky!" Pekiknya untuk memanggil figur lelaki yang ada di depannya tersebut.

Merasa namanya terpanggil, dia pun berpaling untuk melihat sosok apa yang memanggil namanya. "Oh, ternyata ksatria Falil yang memanggilku. Ada apa ya?" Monolog nya. Tak ingin berlama-lama, ia langsung berlari menghampiri figur lelaki yang memanggil namanya itu.

"Ada apa gerangan?" Tanyanya sambil mengamati lelaki tersebut. "Kemana perginya yang lain? Kenapa kau tidak bersamanya?" Ksatria itu bertanya sambil melihat sekeliling untuk memastikan anggotanya yang lain.

Masih dengan kedua netra yang melihat lelaki itu, Zaky Zeke langsung membalas pertanyaan itu, "Yang lain? Ah, mereka sedang berjalan-jalan di sekitar sini. Katanya mereka mencuci mata sebentar." Jawabnya dengan santai.

Ksatria Falil menganggukkan kepalanya dan mengajak kaki tangannya itu untuk duduk di sebuah kedai terdekat yang ada di sana, "Sambil menunggu mereka, ayo kita duduk di sana." Tunjuknya ke sebuah kedai yang jaraknya cukup dekat dari tempat mereka berdiri.

"Apakah mereka tidak akan kesulitan mencari kita?" Zaky Zeke bertanya kepada Ksatria Falil Valerian. "Tak apa, mereka tidak akan tersesat. Kalaupun tersesat, tinggalkan saja mereka di sini. Mereka pasti akan mencari bantuan kepada ksatria di kekaisaran ini untuk dipulangkan ke Psyhi." Jawabnya dengan menambahkan sedikit gurauan. Terdengar jahat, tapi memang seperti itulah humor mereka setiap harinya. Dan itu tidak menjadi masalah besar.

Zaky Zeke membalas candaan tersebut dengan memukul lengan lelaki itu dengan sedikit terkekeh.

Setelah sekian lama menunggu pasukannya yang lain, akhirnya mereka pun bertemu di kedai yang mereka tempati tadi. Tak ingin membuang waktu, ksatria itu langsung memberikan perintah kepada kelompoknya agar segera meninggalkan kekaisaran Sávato.

"Buat formasi untuk meninggalkan kekaisaran ini. Selama diperjalanan, jangan sampai salah satu diantara kalian terpisah dari kelompok. Kita harus pulang ke Psyhi dengan selamat!" Perintahnya dan langsung disahuti oleh pasukannya itu.

Di kediamannya, kekaisaran Psyhi. Kaisar Arif Ludovic dan penasihatnya, Galang Piero sedang bertukar pikiran mengenai konferensi yang akan diselenggarakan esok hari.

"Tapi yang mulia, walaupun keempat kekaisaran tersebut mengatakan bahwa mereka setuju, bagaimana jika di hari konferensi tersebut diselenggarakan mereka justru berubah pikiran?" Khawatir Galang Piero. Mendengar pertanyaan itu, kaisar langsung menanggapi dengan pendapatnya sendiri, "Jika memang seperti itu, kita bisa berdiskusi lagi dengan mereka. Kita akan bertukar pikiran agar tidak terjadi kesalahpahaman." Sahutnya secara tegas.

Galang Piero hanya mengangguk paham, dan berharap konferensi tersebut tidak gagal. Seseorang dengan perawakan tubuh yang kecil namun tegap masuk secara perlahan ke dalam ruangan kaisar Arif Ludovic dan Galang Piero bersemayam. Mendengar suara pintu yang terbuka, membuat konsentrasi mereka terbuyar dan langsung mengalihkan fokusnya ke arah sumber suara.

"Selamat siang, Kaisar, Dan Menteri." Sapanya ke kedua insan itu. Yang disapa menjawab dengan anggukan kepala.

"Ada keperluan apa, Hanifah Felixarya?" Galang Piero bersuara untuk mewakili kaisar yang ada disebelahnya. "Ksatria Falil Valerian sudah tiba di pintu gerbang, membawa kabar mengenai hasil keputusan ratu Hadisya Evgenia dari kekaisaran Sávato." Jelasnya secar lengkap kepada dua pria itu.

Indestructible of VIIIBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang