Teriakan Maisa dan Hasya membuat orang-orang yang ada di sana tersentak kaget. Semuanya terlihat begitu cemas dan panik. "Hei, apa yang terjadi? Kau tak apa?" Tanya Zaky Zeke khawatir ke Falil. Yang ditanya hanya membalas dengan kekehan kecil dan tersenyum puas.
"Kalian ini kenapa? Tenanglah, aku tak apa-apa, hahaha" Jelasnya dengan memasang senyum yang menyebalkan. Zaky Zeke yang sedang berada disebelahnya, langsung menoyor kepala Falil. Yang ditoyor malah semakin memasang senyum yang bertambah lebih menyebalkan.
"Hahaha, terima kasih karena telah mengkhawatirkan—"
BRUK!
belum sempat menyelesaikan dialognya, tubuh jangkung milik Falil Valerian terhempas ke tanah. Semua orang kembali tersentak. Kali ini, mereka terkejut bukan main, karena tubuh Falil mengeluarkan darah segar yang begitu banyak. Dengan sigap, kaisar Arif memerintahkan bawahannya yang ada di ruangan itu untuk membawa tubuh Falil Valerian ke ruangan perawatan.
"Zaky, bawa tubuh Falil ke ruangan medis"
"Deya, kau tangani kasus ini. Dan perintahkan bawahanmu yang lain untuk membantumu. Paham?" Titah kaisar Arif dan langsung ditanggapi dengan tegas oleh kedua bawahannya"Baik, Yang Mulia" jawab mereka secara bersamaan.
Maisa dan Hasya hanya ditugaskan untuk menjaga Hanifah yang sedang terkapar di ranjang karena kewalahan mengeluarkan kekuatannya. Sedangkan Galang Piero ditugaskan untuk mencari tahu dalang dari semua kekacauan yang terjadi hari ini
Jujur saja, semua nyawa yang ada di negeri itu sangat bingung dengan semua kerusuhan yang telah terjadi. Seakan-akan, kejadian hari ini telah dipersiapkan secara matang oleh seseorang yang mereka tidak ketahui identitasnya.
Galang Piero mengacak kesal rambutnya. Dia kesal, kesal sekali. Hari ini mungkin akan menjadi hari terburuk yang pernah ada di dalam hidupnya. Baru kali ini. Dia frustrasi dengan hari ini. Di dalam lubuk hatinya, ingin sekali dia meneriaki isi hati yang ia pendam selama ini. Tapi, sudah pasti hal itu mustahil akan terjadi. Jadi, yang bisa ia lakukan hanya memendamnya lagi. "Ya Tuhan, cobaan apalagi kali ini? Di pagi hariku yang cerah, aku disambut oleh keributan. Di siang hariku yang seharusnya aku harus menikmati makan siangku dengan tenang seperti di film-film, malah dikacaukan oleh dua orang puan yang tak aku ketahui asal mereka," ucapnya "Dan, sekarang apalagi? Falil mengeluarkan darah secara tiba-tiba? Tidak masuk akal! Keparat" kesalnya sambil berjalan tak menentu arah.
"Bagaimana dengan detak jantungnya?" Tanya Deya ke salah satu bawahannya
"Detak jantungnya sedikit melemah. Dan, pendarahannya sangat sulit untuk dihentikan" Jawab bawahannya itu dengan berat hati. Deya hanya bisa menghela nafasnya sambil memijit pelipis matanya. Dia bingung. Di sana, ada Hanifah yang sakit. Dan, di sini, ada Falil yang keadaannya lebih parah dari Hanifah. Untungnya, ada Maisa yang menjadi salah satu orang yang dapat ia percaya. Jadi, bebannya menjadi lebih ringan."Apa ada masalah? Bagaimana dengan kondisinya?" Suara itu mengagetkan fokusnya. Dia langsung membalikkan badan, menyamakan dengan orang yang ada di hadapannya saat ini
"Detak jantungnya sedikit melemah dan, pendarahannya sangat sulit untuk ditangani, Zaky" Jawab Deya. Zaky yang mendengar itu memalingkan wajahnya dan menghembuskan nafas lelah. "Tapi, dia akan selamat, kan?" Tanya ragu
Deya terdiam mendengarkan pertanyaan spontan dari Zaky. Tak ada yang bersuara, keheningan melanda mereka. Sampai pada akhirnya, Zaky memberanikan diri untuk menepuk pelan pundak Deya. "Halo? Kau baik-baik saja?" Tanyanya pelan. Deya tersentak, dan dia langsung menyadari apa yang telah ia lakukan
"Ah, maaf. Aku tidak fokus, haha" Jawabnya sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sambil tertawa canggung. Zaky membalasnya dengan ikut tertawa canggung
"Dia akan selamat. Sangat disayangkan, dia akan melewati masa kritis. Tapi, kami akan mengatasi hal itu" JelasnyaZaky menghela nafas lega. Dia bersyukur mendengarkan jawaban dari Deya, walaupun tidak sepenuhnya ia senang. Tapi, mendengar bahwa nyawa atasannya itu bisa terselamatkan, itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.
"Terima kasih, aku serahkan sisanya kepadamu. Aku akan membantu Galang untuk mencari tahu biang dari semua ini, kalau begitu, aku izin keluar. Sekali lagi, terima kasih, Deya" Pamitnya
"Tentu. Senang bisa membantu" BalasnyaKekaisaran Solon kini telah sampai di bukit perbatasan negeri Psyhi, bukit Athena. Mereka akan sampai di negeri Psyhi sekitar 2 atau 3 jam lagi. Karena jarak, tidak mudah bagi mereka untuk sampai di negeri Psyhi dengan cepat. Ketika sedang menikmati perjalanan yang sedang berlangsung, tiba-tiba saja kereta mereka berhenti secara mendadak. Membuat Yang Mulia Ratu serta dengan antek-anteknya terperanjat.
"Hei, apa yang ter— ASTAGA—!!" Pekik Adiba Aini yang merupakan penguasa sihir di negeri Solon. Dia membelakkan matanya karena saking terkejutnya dia. Keyla Krisda dokter yang ahli dari negeri itu ikut terperangah mendengar pekikan dari Adiba Aini. "Adiba, kau kenapa? Kenapa kau berteriak seperti itu?" Keyla Krisda bertanya dengan rasa khawatir kepada Adiba Aini. Yang ditanya masih terdiam kaku, tak tahu harus berkata dengan apa. Menyadari gelagat aneh itu, Keyla langsung berinisiatif untuk melihat apa yang membuat temannya itu terkejut bukan main seperti itu.
"ASTAGA!! YANG MULIA" Pekiknya. Mendengar pekikan untuk yang kedua kalinya, arkian membuat Yang Mulia Ratu dan Kauza menghampiri mereka berdua. Ketika mereka berdua mendatangi mereka, mereka tak kalah terkejut sama halnya dengan Adiba dan Keyla.
Di sana, mereka sedang menatap seorang prajurit mereka yang dimakan hidup-hidup oleh suatu makhluk yang tidak mereka ketahui. Makhluk itu menyantap dengan ganas prajurit mereka tanpa belas kasihan. Warna merah darah mengucur begitu banyak dari jasad prajurit itu sampai menetes dari mulut makhluk itu. Mereka berlima, termasuk Kheila si prajurit yang baru saja datang ikut terkejut melihat pemandangan traumatis yang ada di hadapan mereka saat ini.
"Yang Mulia, a-apa yang harus kita lakukan?" Kheila bertanya dengan suara dan badannya yang bergetar ketakutan. Tak ada satupun dari mereka yang menyahut, sampai ketika makhluk menyeramkan itu mendatangi mereka dengan tatapan ingin menyerang mangsanya. "YANG MULIA!!" Desak Kheila
"Tuhan, saya masih ingun menghirup udara segar darimu. Aku masih ingin menatap rupa orang-orang yang aku sayangi, jangan sekarang, Tuhan" Batin Kheila.
Tiba-tiba saja, makhluk mengerikan itu melompat ke arah mereka. Dengan tangkas, Ratu Inaya maju ke depan dan melindungi bawahannya. "Kalian semua, MUNDUR!!" Titahnya sambil melindungi mereka. Mereka terkejut dengan apa yanc pemimpin mereka lakukan. Rasa bersalah menyelimuti masing-masing mereka, mereka bersalah karena melihat pemimpin mereka yang dengan berani melakukan aksi berbahaya itu.
BRUKK!
Mereka menutup mata mereka ketika mendengar suara itu. Ketika mereka membuka mata mereka, mereka melihat makhluk itu sudah ambruk di depan mata mereka sendiri. Dan di depan mereka, terdapat seorang wanita yang terlihat sudah berumur, tetapi badannya tetap sehat dan tegap. Mereka tidak dapat melihat paras wanita itu sebab, wanita itu menggunakan jubah berwarna hitam yang menutup bagian tubuhnya.
"Shhh" Ratu Inaya berdesis kesakitan. Menyadari itu, Adiba Aini langsung membantu Ratunya dan mengobati lengan nya yang sedikit lecet.
Dengan singap, Adiba mengobati atasannya dengan sangat hati-hati. "saya, Yang Mulia. Mungkin ini akan terasa perih" Ucapnya. Dan Ratu Inaya hanya tersenyum sambil mengangguk
"Terima kasih. Terima kasih karena telah membantu kami, nyonya" Tuturan dari Kauza mengubah perhatian mereka. Mereka semua memandangi wanita itu. Ketika wanita itu membalikkan badannya, alangkah terkejutnya mereka melihat sosok dibalik jubah itu
"TERNYATA YANG MEMBANTU KAMI ADALAH KAU?" Tanya Keyla dengan terkejut. Begitu juga dengan yang lain, mereka terkejut tak terduga bahwa yang membantu mereka adalah 'sosok' yang begitu penting
KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible of VIIIB
FantasyCerita ini termasuk dari cerita fiksi yang dimana seluruh tokoh di ambil dari kelas VIIIB,Jika ada adegan yang tidak membuat kalian nyaman kami mohon maaf atas ketidak nyamanan nya.