24 Juli 1999
Sudah hampir dua hari Dahayu dirawat di sebuah rumah sakit kota. Dan selama dua hari itu pula Ragananda tidak sekalipun menampakkan diri di hadapan gadis itu.
Jam menunjukkan pukul 14.50. Ragananda dengan motornya melaju menuju rumah sakit kota. Membelah keramaian saat hari menjelang sore.
Motor itu berhenti tepat diparkiran rumah sakit. Ragananda segera melangkahkan kakinya memasuki bangunan tinggi tersebut. Berhenti pada meja resepsionis untuk menanyakan kamar dimana Dahayu dirawat.
Setelah menanyakan ruangan, Ragananda langsung berjalan menuju ruang tersebut. Dapat dilihat oleh Raga, gadis dengan rambut panjang yang di ikat itu sedang duduk membelakangi pintu dan menghadap ke arah jendela.
Ragananda mengetuk pintu ruangan. Hingga terdengar balasan dari dalam untuk menyuruh si empunya masuk.
"Selamat sore, Ayu,"
"Raga?"
"Iya. Ini aku, maaf ya karena baru datang sekarang," Sesal Raga.
"Tidak masalah," Jawab Dahayu.
"Aku sudah meminta izin kepada dokter Tara agar memperbolehkan membawamu pergi sebentar," Ucap Ragananda.
"kamu serius?" Tanya Dahayu tidak menyangka.
Tepatnya kemarin saat Raga berbicara empat mata dengan Tara. Pemuda itu sekaligus meminta izin pada calon tunangan gadisnya untuk membawa Dahayu pergi bersama untuk terakhir kali, mungkin.
"Kamu bisa pergi bersama Ayu besok," Ujar dokter muda itu.
"Saya benar-benar berharap jika bersama anda Dahayu akan bahagia," Ucap Raga dengan senyum tipis dibibirnya.
"Kamu tidak perlu kawatir, Raga. Bahkan tanpa kamu minta saya akan membahagiakan Dahayu dan memberikan yang terbaik untuk hidupnya,"
"Dokter sangat beruntung karena bisa memiliki gadis yang saya cintai,"
"Tapi kamu jauh lebih beruntung karena memiliki hati Dahayu. Sampai tidak ada celah untuk saya yang menginginkan posisi itu," Monolognya dalam hati.
Tara tak membalas ucapan Raga, dokter muda itu hanya tersenyum menanggapi.
...
Raga mendorong kursi roda yang diduduki oleh Dahayu, pemuda itu membawa gadisnya ke sebuah taman hijau yang berada tak jauh dari rumah sakit.
"Raga," suara Dahayu menyapa pendengaran Ragananda, membuat pemuda itu menunduk melihat wajah gadisnya.
"Iya?"
"Aku bahagia. Terima kasih, ya," tangan Dahayu perlahan bergerak menggenggam tangan Raga.
Ragananda rasa, belum pantas ia menerima ucapan terima kasih itu. Ia tidak bisa memberikan hal besar yang jelas membuat gadis itu bahagia.
Tetapi berbeda dengan Dahayu, ucapan terima kasih saja rasanya tidak bisa cukup untuk membalas semua yang dilakukan pemuda itu untuknya.
Tanpa Raga sadari, bahwa keberadaannya di kehidupan Dahayu sudah begitu berarti bagi gadis itu.
Suasana di sore hari, angin berhembus menerbangkan helaian rambut indah gadis itu. Masih di tempat yang sama dengan Ragananda yang erat menggenggam tangannya seolah gadis itu akan pergi jauh.
Sebuah pesawat kertas berhenti tepat didepan Dahayu. Sebelum akhirnya gadis itu melihat sekeliling, banyak pesawat kertas beterbangan di sana.
Indah, Itu yang Dahayu lihat.
Perlahan Dahayu membuka satu persatu lipatan pesawat kertas itu. Untaian kata tersusun di sana.
'Untuk Dahayu, Cinta saya'
Selamat berulang tahun
Saya harap kamu terus berbahagia entah itu dengan siapa.
Saya harap kamu tidak pernah lelah untuk terus membuka mata.
Karena di sana ada saya.Saya harap kamu bisa kembali sehat.
Saya harap kamu bukan salah satu bentuk kehilangan yang tuhan takdirkan untuk saya.Saya ingin kamu bertahan lebih lama
Untuk besok dan selamanya.
Air mata Dahayu meluruh begitu saja, membuat Ragananda berjongkok di hadapan gadis itu untuk menyapu air mata dengan tangannya.
"Raga, bagaimana jika aku tidak bisa bertahan?" Tanya Dahayu di sela tangisan.
Raga menggeleng, "Kamu mampu, Ayu," pemuda itu tidak tau harus bagaimana. Nyatanya ia tidak bisa memaksakan tubuh lelah gadis itu untuk bertahan.
Jingga dan ratusan pesawat kertas itu menjadi saksi bisu kebahagian terakhir mereka, sebelum hari esok kembali merenggut sumber bahagia keduanya.
Entah perpisahan seperti apa yang akan akan menjadi akhir dari kisah mereka.
Nyatanya, harapan bahagia di akhir cerita begitu mustahil.
~~~
Lama tidak update😭
Mungkin cerita ini bakal end dalam 2/3 chapter lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE 2000 (you and memories)
Teen FictionHanya tentang dia dan kenangan di tahun sebelum 2000