~Happy Reading"selamat tinggal pada sebuah kebahagian dan selamat tinggal pula pada kesedihan yang mendalam,"
29 Agustus 1999
Perihal mimpi yang selalu Dahayu impikan, perihal do'a yang selalu Dahayu panjatkan pada sang pencipta, dan tentang segala kebahagiaan yang ingin ia capai bersama Ragananda. Kini semua itu tiada artinya.
Hari ini Dahayu terpaksa melepas genggamannya pada sang cinta. Membiarkan Ragananda mengantarkannya kepada Tara yang akan segera menikahinya.
Saat janji antara Dahayu dan Tara terikat, saat itu pula Ragananda harus mengucap ikhlas pada cintanya yang kini telah terlepas.
Ragananda bahagia, sedangkan Dahayu berusaha mencoba untuk rela. Kini ia harus berjalan di takdirnya sendiri, tanpa sosok Ragananda yang berada disampingnya.
Dahayu memeluk erat tubuh Ragananda, tangisannya tidak lagi mampu terbendung. Ragananda sama sesaknya ketika melihat Dahayu terus terisak di pelukannya.
"Ayu...kamu akan bahagia jika hidup bersama dokter Tara," ucap Ragananda.
Dahayu ingin mundur, ia ingin menghentikan semuanya tetapi semua itu telah terjadi. Ia telah resmi menjadi milik Tara, ia telah resmi melepas Ragananda.
"Lantas kamu bagaimana, Raga?" Ragananda mengusap lembut air mata pada pipi Dahayu.
"Aku juga akan bahagia," pemuda itu tersenyum mencoba meyakinkan Dahayu bahwa ia teramat baik-baik saja atas pernikahan itu. Meskipun sia-sia karena Dahayu tau bahwa Ragananda tidak pernah baik-baik saja atas apa yang terjadi dalam hidupnya, termasuk hari ini.
Dokter Tara hanya melihat dengan tatapan datarnya, ia tidak tahu apakah jalan yang dirinya pilih telah menyakiti kedua insan dihadapannya. Tara hanya memenuhi keinginan orang yang kini menjadi ayah mertuanya itu.
Hari sudah berganti, pagi itu matahari masih betah bersembunyi dibalik awan yang berwarna kelabu. Jam menunjukkan pukul 07.30 saat Tara terbangun dari tidurnya. Ia melihat kesamping, di sana Dahayu masih memejamkan mata dengan damai.
Tara beranjak menuju kamar mandi, setelahnya ia kembali ke kamar dan melihat Dahayu masih dalam posisi yang sama. Lantas Tara mencoba membangunkan Dahayu.
"Ayu," panggilnya.
Tidak ada respon dari istrinya itu.
Tara panik setelah beberapa kali menepuk pelan pipi Dahayu, namun tetap tidak ada respon apapun.
Lelaki itu mengangkat tubuh kecil Dahayu dan segera membawanya keluar. Ayah dan mama yang melihat itupun ikut panik. Mereka segera membawa Dahayu menuju rumah sakit.
Dahayu dinyatakan kritis, kondisi gadis itu semakin melemah. Sedari tadi mama hanya bisa menangis dipelukan ayah. Ayah sudah menghubungi mas Kahil dan mbak Lia. Kemarin saat Dahayu menikah mereka tidak dapat hadir karena kesibukan yang tidak sama sekali bisa ditinggalkan.
Namun hari ini, mas Kahil dan mbak Lia benar-benar harus pulang. Adik bungsu kesayangan mereka tengah berjuang untuk tetap bertahan hidup.
"Ayu kuat, ma. Mas yakin dia akan berhasil melewati masa kritisnya,"
"Ayu.. kamu harus pulang,"
Di tempat lain ada seseorang yang juga tengah berjuang untuk hidupnya. Disampingnya ada orang lain yang tengah menggenggam erat tangan dingin itu.
"Nak.. maafkan tante karena telah gagal menjaga kamu,"
Seandainya tante tahu bahwa dia tidak pernah gagal dalam menjaga pemuda itu. Tante berhasil mendidiknya, menjadikannya seseorang yang lebih kuat dari apa yang telah diperkirakan.
Tante Naya adalah ibu terbaik bagi Ragananda.
"Seharusnya Raga yang meminta maaf karena tidak pernah bisa membuat tante bangga,"
~~~
Published
15-10-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE 2000 (you and memories)
Teen FictionHanya tentang dia dan kenangan di tahun sebelum 2000