36-DUKA

68 5 4
                                    

Arjuna tengah memandangi sebuah lukisan lama di pinggir ranjang. Lukisan yang berisi gambar seorang anak laki-laki yang tengah bermain piano di panggung teater bersama seorang wanita dewasa yang tengah bernyanyi. Di bawah lukisan, tertera nama si pembuat, Arjuna B.K.

Senyum Arjuna tersungging, tapi tak bertahan lama, senyum itu memudar bersamaan dengan pemikirannya yang gundah kembali. Ya gundah kembali. Karena dari kemarin, semenjak intensitasnya bertemu dengan Asmara mulai berkurang, Arjuna terus dilanda gelisah, seperti merasa bersalah.

Antara mimpi, cinta dan kebahagiaan. Ketiga point penting dalam hidup Arjuna yang terus menghantuinya, ketiganya belum berhasil dia tuntaskan dengan baik sebagai misi utama tujuan hidupnya. Kemudian, Arjuna bergegas menonton film animasi pixar yang belum sempat ditonton dari tv kabel online.

Belum ada setengah dari film itu, Arjuna merasa bosan. Dia sempat merenung sebelum bergegas pergi entah ke mana. Karena kadang, serandom itu anaknya.

Di satu sisi, ada Asmara yang tengah menggeluti hobinya yaitu merenung sendiri, menjauh dari kerumunan demi charge energi dari beberapa pemikiran rumitnya. Asmara duduk di bangku taman, merenung sembari mengamati beberapa kegiatan orang entah bersama keluarga, kawan atau pacar. Yang pasti satu kesamaan mereka yaitu mereka sama-sama menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Sedangkan Asmara hanya datang sendiri, seolah dia adalah satu dari ribuan manusia langka yang betah berlama-lama sendiri, menikmati pergelutan pikirannya dengan mencari solusi itu sendiri.

Mereka beruntung. Seenggaknya walau cuma punya waktu sejam, tapi mereka sudah memanfaatkan waktu itu dengan baik, dengan orang yang mereka sayang dan berharga. Bisa mengenyampingkan beban tanpa dihantui perasaan khawatir akan suatu hal yang belum terjadi, tapi suatu itu akan terus melekat.

Asmara pun teringat, kapan terakhir kali dia menghabiskan waktu di luar bersama keluarga. Terakhir kali saat dirinya duduk di bangku SMP kelas 2. Kegiatannya hampir sama dengan yang dilakukan orang-orang di depannya saat ini. Asmara beserta keluarganya mengadakan camping di hari libur. Tentu kondisi waktu itu jauh dari keterpurukan itu di mulai, jauh saat ekonomi keluarganya merosot. Enak kali ya bisa camping lagi, pikirnya.

Tiba-tiba lamunannya buyar karena ada seseorang dari samping kiri hadir dengan cepat, bersamaan dengan lemparan bola yang mengenai tubuh bagian depan seseorang itu.

"Lain kali lebih hati-hati ya mainnya, Dek," ucap seorang yang baru saja menendang bola itu sampai ke si pemilik bola yang tak lain adalah beberapa anak kecil seusia 7-8 tahun.

"Loh, kamu Arjuna?" tunjuk Asmara pada Arjuna sembari berdiri.

"Kebetulan banget ya kita ketemu di sini."

Asmara tersenyum kaku sebelum akhirnya menunduk sekilas.

"Lagi libur kerja?"

"Iya." Keduanya pun duduk bersebelahan. Sekarang, setidaknya Asmara punya 1 teman untuk menemani kesendiriannya.

Suasana canggung langsung terasa. Mereka tak mengobrol selama beberapa menit. Entah karena jarang bertemu atau ada satu hal yang disembunyikan? Atau tepatnya, ada satu hal yang semestinya tidak berada di sini dan melakukan hal ini.

"Apa kabar..." Sahut keduanya bersamaan.

"Ladies first," ucap Arjuna mempersilahkan dengan satu tangan kanannya.

"Kamu apa kabar, jun?" tanya Asmara tanpa menatapnya.

"Kabar gue baik, ra. Lo sendiri gimana?"

SINCERITY [TAMAT] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang