HILANG KENDALI

100 4 3
                                    

Haloo guys, balik lagi sama aku, semoga kalian ga bosen ya baca cerita ini^0^

Jangan lupa Vote⭐!!
Dan Komen💬!!

Happy Reading ✨

-------------------------

Jarum jam menunjukkan pukul 20.00, seorang laki-laki sedang duduk terbengong di sofa ruang tengah apartementnya, laki-laki itu adalah Orion, duduk dengan menyender pada penyangga sofa dengan kaki yang di angkat ke atas meja.

Saat pikirannya sedang asik asik berkelana, pintu apartement berbunyi, tak lama masuklah dua orang laki-laki. Arhan dan Gibran, lalu dua laki-laki itu menghampiri Orion yang sedang asik melanjutkan lamunannya.

"Woy, what's up bro." Sapa Gibran sambil menepuk pundak laki-laki itu, yang hanya di balas anggukan oleh Orion.

"You okey?" Tanya Arhan dingin, duduk di sebelah laki-laki itu.

"Gue fine." Jawab Orion cuek.

"Lo berdua ngapain ke sini?" Lanjut Orion bertanya.

"Yailah pertanyaan lo Ri, kaya ga seneng bae kita ke sini. Lo lupa ya balap malem ini?" Tanya Gibran, sambil duduk berhadapan dengan mereka, menyalahkan rokok nya.

"Oh balap ya? Lupa gue, yaudah ayo." Ajak Orion sambil beranjak dari duduknya.

"Eh nanti dulu bos. Sini cerita dulu nih, lo kenapa? Ngelamun mulu, kaya orang banyak utang aja." Balas Gibran.

Orion menghela nafas jengah, lalu duduk kembali di samping Arhan. "Ya gitu, lo kaya ga tau masalah gue aja lo kampret." Ucap Orion sinis.

"Ya lo jangan ngelamun bae tapi Ri, takut lo kumat gue mah." Nasehat Gibran.

"Iya, yaudah, udahkan gitu doang. Yaudah ayo ke arena." Balas Orion malas.

Tiba-tiba Arhan beranjak dari duduknya untuk ke dapur, tak lama kembali membawa nampan di tangannya dengan segelas air putih.

"Minum dulu nih." Suruh Arhan, sambil membuka botol obat Orion, menyodorkan dua buah kapsul obat.

"Ck, lama deh, ga jadi-jadi gue balapnya." Jawab Orion berdecak malas, tapi pada akhirnya menurut juga.

"Minum bos minum. Ntar nyangkut tuh obat di tenggorokan." Ucap Gibran sambil tertawa.

"Lagian lo mah Ri, kudu sama Mak Arhan bae baru nurut. Curiga gue, di sini yang childish malah elo, bukan si Owen." Lanjut Gibran meledek.

"Bacot bangs*t." Umpat Orion, yang di balas kekehan oleh Gibran.

"Udah ayo berangkat." Ucap Arhan, Orion dan Gibran pun mengangguk.

Orion berlari kecil kedalam kamarnya untuk mengambil Jacket kulit kebanggaan inti BLACK DEVIL, setelahnya mereka bertiga berjalan keluar pintu apartement.

----------------------------

Sementara di lain tempat, tepatnya di warung Babeh, sudah ramai setengah anggota BLACK DEVIL. Saat ini mereka hanya sedang menunggu ketuanya saja dan 2 inti BLACK DEVIL yang lain.

"Lama banget anjir si Gibran suruh jemput si Rion juga, di nyamukin nih gue dari tadi." Keluh Adnan.

"Yah, lo doang kali Nan, kita ngga." Balas Hugi.

"Owen tau, Adnan belum mandi nih. Makanya di nyamukin." Sambar Owen sambil meminum susu kotaknya, saat ini laki-laki itu terlihat keren dengan memakai jacket kulit berlambangkan BLACK DEVIL di belakangnya.

"Et, so tau lo Cil." Balas Adnan tidak terima.

Tak lama terdengar deru motor mendekat ke arah warung Babeh, mereka Orion, Arhan dan Gibran.

ORION [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang