MENGAMBIL KEPUTUSAN

87 7 0
                                    

Haloo guys balik lagi sama aku, semoga ga bosen ya baca cerita ini^3^

Jangan lupa Vote⭐!!
Dan Komen💬!!

Happy Reading luv✨

---------------------------

"Pokoknya gue ga mau tau, gue mau nikah sama si Mala." Ucap seorang laki-laki dengan tatapan tajamnya, mencoba menakuti tiga laki-laki lain yang ada di hadapannya.

Sayangnya yang dua hanya terlihat tenang dan santai tidak ada raut takut sama sekali, berbeda dengan yang satunya lagi, yang memilih diam karena takut kena amukan bosnya yang sedari tadi mengomel-ngomel tidak jelas itu.

"Yaudah kalau lo emang mau nikah sama si Mala Ri, temuiin dulu bokapnya, minta izin." Sahut seorang laki-laki yang sedari tadi terlihat tenang menghadapi Orion yang marah-marah tidak jelas.

"Ya tapi gimana? Gue harus ke Bandung gitu?" Tanya Orion.

"Iyalah bodoh." Balas seorang laki-laki dengan tatapan dinginnya yang tidak lain adalah Arhan.

"Kalau gitu besok." Ucap Orion.

"Buset dadakan amat Bos, kaya tahu bulat." Sambar seorang laki-laki yang sedari tadi terdiam takut kena semprot, laki-laki itu tidak lain adalah Adnan.

"Ya lebih cepat si lebih baik kalau menurut gue." Sahut laki-laki satunya lagi, yang ternyata adalah Hugo.

Kini keempat pemuda itu sedang berkumpul di ruang tengah apartemen Orion. Saat ini jam menunjukkan pukul 19.00, tadi siang setelah selesai check up Orion ingin mengantar Mala pulang, tapi sudah pasti jawaban Mala ya... menolak, berakhir Orion mengalah karena sudah terlalu lelah karena sedari pagi berada di rumah sakit konsul di dokter pribadinya.

Saat ini pemuda itu kembali uring-uringan tidak jelas karena ingin cepat-cepat menikah dengan Gemala, Arhan yang tadinya menghadapi tingkah laku Orion sendiri benar-benar jengah, untung Adnan dan Hugo datang untuk berkunjung.

"Ikutin saran si Hugo." Balas Arhan dingin sambil menghisap rokoknya santai.

"Yaudah besok gue ke Bandung, ga sekolah dulu." Ucap Orion.

"Yaudah mending gitu, dari pada lo uring-uringan ga jelas mulu." Balas Hugo yang di angguki Adnan.

"Bawa Om Adyatma kalau mau." Saran Arhan dengan nada dinginnya.

"Ngga, ribet." Beo Orion.

"Durhaka lo Bos, malah bakalan membantu nanti Papa kita itu." Sambar Adnan.

"Bapak lo aja, gue ga ikutan." Ucap Orion memutar bola matanya malas, membuat Adnan terkekeh dengan candaannya.

"Yaudah kalau gitu kita ke warung Babeh ayo, yang lain  pada di sana."  Ajak Hugo sambil beranjak dari duduknya, di angguki yang lain, ikut beranjak dari duduknya juga.

--------------------------------

Sementara di lain tempat, seorang perempuan sedang duduk di halaman belakang rumahnya yang mengarah langsung ke kolam renang.

Dengan di temani banyak camilan di atas meja, Mala duduk anteng sambil memainkan hp nya.

"La, ada yang mau gue bahas." Ucap seorang laki-laki menghampiri Mala, siapa lagi kalau bukan Awan.

"Oh iya, sini Bang." Sahut Mala, setelahnya Awan ikut duduk di samping perempuan itu.

"Gue mau bahas tentang Papa yang sampai saat ini belum tau tentang kehamilan lo." Ucap Awan.

"Apalagi kehamilan lo mau jalan empat bulan, mau bagaimanapun nanti lo harus berhenti sekolah La, demi mereka." Lanjut Awan dengan tatapan seriusnya mengarah ke kolam renang.

ORION [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang