The second day

215 12 2
                                    

Dhion prov

Pagi ini, aku bersemangat untuk pergi kesekolah.  Aku tidak sabar untuk jumpa lagi dengan Michelle, aku tak sabar duduk dibelakangnya saat belajar nanti, memandang wajah cantiknya saat belajar, aku suka. Semua dari dia aku suka.

Aku turun kelantai satu,dan langsung keruang makan. Kulihat papaku sudah rapi dengan jas kerjanya dan lagi menyantap makanannya, malas sekali rasanya harus jumpa dengannya,tanpa pikir panjang ku ambil roti dan berlalu saja.

"Dhi.."panggil papaku,lembut kali ini ,sepertinya ada maunya lagi sahutku dalam hati

"Apa?" Jawabku sinis

"Kenapa cepat sekali pergi? Mau berulah lagi?" Jawabnya tak kalah sinis

"Cih, apa aku salah kalau semangat sekolah?...Aku hanya ingin cepat berjumpa dengan calon gadisku!" Jawabku lagi sambil berlalu. Pede banget aku, ngecap michelle sebagai calon gadisku, tapi tak apalah, diakan target berikutnya

"Berhenti!... Kamu mau ulangi kesalahan mu? Lagi?  Haah? Aku sudah tua tak bisakah kau membuatku tenang? " bentaknya padaku, aku sadar sudah sangat menyusahkannya belakang ini, aku juga  tak pernah berpikir menuju jalan seperti ini, kehilangan arah, gak tau tujuan, gak tau siapa yang akan jadi sinar untuk menuntunku keluar.

"Aku pergi "jawabku pelan, aku lelah setiap hari bertengkar dengannya terus.

Terkadang aku berpikir, apa mama bahagia disana?  Apakah dia menerimaku dan memaafkanku dengan keaadan seperti ini ?  Atau dia akan kasar seperti papa?  Memakiku, memukulku, bahkan tak anggapku anaknya. Ya,mamaku belum lama meninggalkanku dan papaku ,lebih tepatnya setahun yang lalu,dia sakit keras dan saat dia pergi aku menjadi seperti ini . Ma, dhion kangen banget,Dhion rapuh tanpa mama....

***

Karena terlalu lama berpikir tentang mama, aku sampai tak sadar supirku memanggilku dan menyuruhku turun.

Aku berjalan gontai,karena moodku sudah berubah total karena ucapan papa tadi, tapi tak lama kulihat wanita itu berjalan dengan cepat dan berlalu seperti tak melihatku.

Aku tak suka dengan dia yang cuek padaku seperti itu,bahkan tak menolehku dan menunjukkan senyum indahnya. Aku benci hal itu,michelle.

"Michelle" teriakku sambil berlari mengejarnya.

"Ya?" Jawabnya sambil menoleh dan memajang senyum indah diwajahnya. "Hey Dhion,ada apa? Baru sampai ya? " Tanyanya.

Jleeb.....

Apaa? Baru nyampek? Sebelum dia sampai,aku udah jalan deluan mau kekelas, dia bener2 gak lihat aku,padahal ribuan pasang mata wanita menatapku.

"Hai, oh tidak... tidak ada, sudah lumayan lamalah"jawabku malas, dia tetap saja jalan terburu-buru, "kenapa cepat sekali jalanmu? " tanyaku heran

" maaf, Ara mau liat tugas pak Burnop semalam, 10menit lagi bel masuk soalnya "jawabnya, lumayan jauh emang ruang kelas Kami, paling ujung sono noh.

"Ah benernya?..aku belum siap " jawabku dan tanpa pikir panjang kutarik tangannya dan berlari menuju kekelas.

Aku suka saat menarik tangannya, aku suka saat jantungku berdebar kencang , aku suka semuanya, semuanya dari kamu.

Tak lama setelah berlari, akhirnya kami berdua sampai dengan nafas ngos-ngosan, anak-aank semuanya lagi sibuk mencatat tugas pak burnop.

"Chelle, lama ya, buruan mana?  "Teriak si Ara, membuat dia  sadar dari lamunannya ,  dari mana aku tau dia melamun  ? Karena dia tersentak tadi saat  tangannya masih digenggamanku.

TornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang