-13 ARMALUNA-

20.4K 1.6K 121
                                    




Ω ᴀʀᴍᴀʟᴜɴᴀ Ω
-𝕕𝕖𝕞𝕠𝕟𝕫𝕚𝕟 𝕡𝕣𝕖𝕤𝕖𝕟𝕥-

Ω ᴀʀᴍᴀʟᴜɴᴀ Ω-𝕕𝕖𝕞𝕠𝕟𝕫𝕚𝕟 𝕡𝕣𝕖𝕤𝕖𝕟𝕥-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




⸺ ♠ ⸺


Gelap menjadi terang, sinar mentari pagi menjadi awal Asterias riuh menyambut kehadiran Lunar milik Jaehyun Aldebaran. Penduduk ramai berbincang, bagaimana indahnya sosok sang Lunar? Mereka yang pernah bertemu cerita dengan menggebu. Tentu saja tidak semua dari mereka setuju untuk menerima. Bahkan sebagian membentuk kubu, bagi mereka yang masih mendukung Armor bersama Omega Elvarres, karena dianggap lebih pantas. Sedangkan rakyat yang bersikap netral, turut berbahagia mendukung dengan siapapun Armor bersanding. Mereka percaya, bahwa takdir Moon Goddess adalah yang terbaik.


Pagi-pagi buta, Jaehyun telah kembali ke kamarnya. Setelah berbicara mengenai beberapa hal bersama Sehun. Banyak petuah, dan kabar yang Jaehyun sendiri sulit untuk mencerna maksudnya. Terbesit perasaan marah dan tidak terima. Prioritas utamanya kini adalah mempertahankan Jeno tetap berada di sisi. Tidak ingin, kebersamaan berlangsung singkat, atau hal buruk terjadi menimpa Jeno. Jaehyun berjanji akan melindungi Jeno, bahkan jika diharuskan mengurung Omega itu di dalam kastil seumur hidupnya, Jaehyun akan tega melakukan.


Gulatan Jeno dalam dekapan menyadarkan Jaehyun dari lamunan. Jelaga kelam menatap lurus obsidian bening perlahan terbuka. Memberikan senyum terbaik, menyambut kehangatan di pagi hari. Jaehyun cukup yakin, tubuh Jeno akan terasa remuk redam. Permainan mereka adalah yang pertama bagi Jeno, Omega itu membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri pada tenaga Jaehyun.


"Tubuhmu sakit?"


Jeno mengangguk pelan, menjawab pertanyaan Jaehyun. Tidak mungkin bisa berbohong, jika untuk menggerakan sedikit tungkainya saja Jeno merasa tidak mampu. Seluruh tenaga seperti terkuras, tulangnya loyo, dan syaraf Jeno terasa linu.


"Alpha, bagaimana dengan keberangkatan ?" Tanya Jeno, suaranya terdengar serak.


"Di tunda hingga sore nanti, jika kondisimu tidak juga membaik, aku akan mempercepat pekerjaanku dan menyusulmu kembali ke kastil."


"Maksudmu aku tidak usah ikut? Tidak! Tidak mau!" Jeno membantah. Bibirnya dibawa mengerucut menatap sang Alpha di atasnya. Dia ingin sekali ikut, sekarang bukan tanpa alasan. Ia ingin belajar menjadi seorang Lunar, dan itu sudah menjadi tujuan mutlak.


"Kondisimu lebih penting, Jeno."


"Aku akan terbiasa, ungg?"


Pupil Jeno berbinar, memohon pada Jaehyun. Menunjukan tatapan bak seekor anak anjing pada tuannya.


"Tidak Jeno! Jika kondisimu belum pulih. Aku tidak akan mengizinkan!"


Ranum Jeno melengkung ke bawah. Sekarang apa yang harus dia lakukan untuk membujuk sang Alpha? Dia sendiri pun tidak yakin sanggup untuk berdiri.


ARMALUNA ☑️[END] {JAENO}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang