....

1.3K 283 19
                                    

Be aware of typos!

.
..
...

Terkadang sulit menyatukan hati dan pikiran serta reaksi alami tubuh manusia.

.
.
.
.

Pantulan temaram lampu jatuh mengenai wajah Lisa yang terlibat tegang. Ditatapnya pria yang berdiam dihadapannya dengan jarak sangat dekat. Eunwoo pun menatap Lisa dalam sebelum wajahnya semakin mendekat pada wanita itu.

Secara otomatis mata Lisa terpejam saat bibir pria itu hendak menempel pada bibirnya. Jantung Lisa berdetak kencang hatinya berteriak. Tubuhnya pun ikut menegang.

"Cut!"

Mata Lisa terbuka lebar. Eunwoo menjauh darinya.

"Lisa tolong lebih rileks, aku melihat kerutan diwajahmu kau terlihat sangat tegang. Ciuman ini harus memberi kesan romantis dan memancarkan cinta mendalam" ucap direktur Jung dengan wajah menegang.

"Kita istirahat sebentar" direktur Jung meninggalkan kursinya. Ia juga agak stress karena keadaan ini di luar ekspektasinya. Mengapa dua orang aktor yang menurutnya berbakat ini harus mengulang adegan berkali-kali.

Lisa membungkuk minta maaf sekali lagi. Ini sudah kali ketiga belas mereka mengulang adegan yang sama. Ia merasa bersalah. Rasanya memalukan karena baru pertama kalinya bagi Lisa mengulang adegan sebanyak ini. Sebelumnya maksimal lima kali untuk adegan ciuman.

Digigit bibir bawahnya karena kesal. Jisoo dan Minnie mendekatinya yang baru duduk dikursinya.

"Minum dulu Kak" Minnie menyodorkan sebotol air berisotonik berharap Lisa lebih segar setelah mengisi ulang cairan tubuhnya.

Lisa meminumnya hingga tersisa setengah. Wanita itu mengehela napas dalam.

"Fokus Lisa. Ini bukan kali pertama bagimu melakukan adegan ciuman. Sebelumnya semuanya lancar. Pengulangan hanya sebagai cadangan. Tapi kali ini satupun belum dapat." Jisoo memijit kecil pundak Lisa. Pikirnya mungkin Lisa lelah.

"Aku tau,," jawab Lisa lemah. Ia seperti kehilangan semua tenaganya. Dan tentunya tidak bisa membela diri karena semua memang salahnya.

"Hei, jangan bilang kau menggunakan perasaan pribadimu saat berakting?" Jisoo membungkuk mengamati wajah Lisa penuh selidik.

Melihat ekspresi wanita itu Jisoo menyimpulkan jika tebakannya benar. Dia menghela napas lantas berbisik.

"Bisa-bisanya kau begitu. Kau harus profesional Lis, kau sampai dititik ini karena selalu profesional. Jangan sampai merusaknya karena perasaan pribadi... "

"Iya aku tau, aku mengerti. Aku mau ke kamar mandi." Lisa bangkit dari kursinya berjalan ke kamar mandi. Ia juga melewati Eunwoo yang duduk di ruang tengah.

Untuk adegan kali ini mereka mengambil setting sebuah apartemen bermodel studio. Sehingga tidak banyak ruang yang bisa memisahkan mereka.

Eunwoo sempat memperhatikan Lisa sebelum wanita itu masuk ke kamar mandi. Ia tampak lesu. Dan Eunwoo tau Lisa mengacaukan pekerjaan hari ini karena perasaan pribadinya. Wanita itu masih menyimpan ketidaksukaan padanya.

Yang secepatnya harus ia ketahui alasannya.

Sepuluh menit berlalu mereka segera melanjutkan shooting karena dikejar waktu. Lisa kembali berhadapan dengan Eunwoo, tapi ia merasa lebih tegang dari sebelumnya.

Kini bukan hanya terbawa perasaan pribadi Lisa bahkan merasa takut melakukan kesalahan lagi dan mengecewakan banyak orang.

"Tarik napas, apapun yang ada dalam pikiran dan hatimu harus kau keluarkan. Kau bukanlah Lalisa Lim. Tapi Yoo Mira (karakter Lisa didrama) yang berhadapan dengan David Lee (karakter Eunwoo didrama)"

The Precious OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang