hallo....

1.3K 252 8
                                    

Be aware of typos!

Sulit mengingat kenangan yang tidak berkesan.
.
.
.
.
.

Lisa membolak balik script acara ragam ditangannya. Saat ini ia dalam perjalanan menuju lokasi shooting. Matanya membebelalak saat menemukan nama Yooe disana.

"Lee Yooe!" pekiknya yang langsung mendapatkan atensi dari Jisoo dan Minnie.

"Ada apa kak?" tanya Minnie spontan.

"Kenapa ada nama Yooe disini?" dahi Lisa berkerut menandakan kebingungan. Tak habis pikir bisa menemukan nama wanita itu disana.

"Dia akan bergabung" jawab Jisoo enteng.

"Apa? Bagaimana mungkin aku tidak tahu?" seingat Lisa nama Yooe tak terdaftar akan berpartisipasi dalam acara ini bersama Lisa.

"Dia baru dimasukkan dua hari lalu." terang Jisoo.

Dengusan napas Lisa terdengar keras saat ia menyandarkan tubuhnya ke kursi. Jisoo yang duduk disebelah Minnie yang menyetir melirik artisnya.

"Buatlah dirimu nyaman" sarannya.

"Bukankah seharusnya mereka memberi tahu jika ada penambahan bintang tamu. Kalau seenaknya begini bagaimana kalau ternyata tidak ada chemistry. Acara mereka bisa jelek" gerutu Lisa panjang lebar membuat Jisoo memutar bola matanya malas.

"Lalisa Lim, kenapa kau bermasalah dengan banyak orang. Terlebih mereka adalah senior yang bahkan namanya jauh lebih besar darimu. Cobalah mengesampingkan kebencianmu pada mereka dan bekerja secara profesional." cicit Jisoo kesal.

"Kenapa kakak bicara seolah-olah aku yang bermasalah disini. Aku juga tetap profesional kan, buktinya drama itu juga menduduki peringkat atas" protes Lisa dengan bibir manyunnya sembari mengingat hasil drama yang diperankan dirinya dan Eunwoo. Lisa agak sedih karena Jisoo seolah berpikir bahwa dialah yang bermasalah.

"Kalau bukan kau lantas siapa yang bermasalah. Orang lain bahkan bisa melihat gelagatmu itu." Jisoo memutar tubuhnya untuk lebih menghadap Lisa.

"Dengar Lisa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. Terlebih jika orang-orang seperti kalian. Kau, Eunwoo atau Yooe sekalipun." Jisoo mengacungkan telunjuknya pada Lisa sebelum melanjutkan.

"Kalian pasti punya titik gelap yang harus disembunyikan dibalik semua keindahan. Kau berpikir orang-orang seperti Eunwoo atau Yooe itu munafik bukan? Tapi bagaimana denganmu, kau yang ramah dan baik hati nyatanya menyimpan kebencian juga pada orang lain.

Lagipula apa enaknya sih menyimpan perasaan tidak suka seperti itu. Bukannya kau yang lebih tersiksa. Abaikan saja mereka, kau pasti akan merasa lebih baik."

Lisa terdiam mendengar semua penuturan Jisoo. Tidak salah apa yang dikatakan managernya itu. Bahkan Lisa pun memiliki celah hitam dalam dirinya. Tetapi tidak semudah itu bagi egonya  untuk melupakan semua hal begitu saja. Terlebih saat melihat orang-orang itu tampak biasa saja tanpa merasakan penyesalan sedikitpun atas tindakan mereka.

Dengan wajah datar Lisa menuruni vannya karena moodnya sudah tidak baik semenjak membaca nama Yooe tertera di scriptnya. Terlebih Jisoo malah berceramah seolah Lisa lah yang terburuk diantara semuanya. Semakin menjadi-jadilah rasa kesal Lisa.

Pekerjaan seorang publik figur memang berat. Seperti sekarang ini contohnya. Ditengah perasaan yang kacau Lisa terpaksa tersenyum cerah dan ramah. Saat orang-orang menyapanya dia tidak boleh sedikitpun menunjukkan keengganan.

Lisa menyapa produser, kru dan juga para host tetap acara dengan ramah dan senyum ceria seperti tak ada masalah apapun disana. Hingga semua orang pun menyambut Lisa dengan hangat.

The Precious OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang