The Start

1.1K 158 31
                                    

Be aware of typos!



Ikuti kata hatimu, dan biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya.



.
.
.
.
.

Moncong Glock  17 itu telah sejajar dengan target. Dengan satu tarikan sebutir peluru melesat cepat dan secara akurat mengenai objek yang berputar. Perasaan puas yang harusnya ikut meledak itu hanya menguar hambar. Adrenalin yang harusnya memenuhi diri Lisa hari ini sama sekali tak ada. Tersembunyi dibalik awan-awan gelap yang menyelimuti hatinya.

Dengan lesu Lisa melepas kacamatanya, menaruh pistol lalu meninggalkannya begitu saja. Younghoon yang sejak tadi memperhatikan wanita itu mendekat.

"Sudah waktunya kan?"

Yang ditanya hanya mengangguk lemah. Mereka lantas berjalan beriringan meninggalkan area menembak.

Dengan khawatir Younghoon melirik wanita yang duduk disampingnya. Sejak tadi Lisa tak bicara hanya menatap jalanan dengan kosong.

"Apa tidak bisa ditunda, pekerjaan ini?"

Lisa menggeleng kecil, "Jadwalnya telah diatur" lanjutnya menerangkan.

Younghoon menatap jalanan didepannya lantas menghela napas. Cukup menyesal karena Lisa terpaksa harus bekerja ditengah perasaannya yang tak menentu itu.

Sejak pertemuannya dengan Chaeyoung beberapa hari lalu Lisa seperti tak punya semangat. Chaeyoung mengabaikan Lisa sepenuhnya. Bahkan saat wanita itu mencoba menemuinya. Chaeyoung tak mau melihat Lisa pun tak ingin bicara dengannya. Dengan kecewa Chaeyoung  mengatakan bahwa ia tak mau kenal Lisa lagi.

Lisa terpukul, sebesar itukah kesalahannya.

Lisa menghela napas berat, dia memeluk tubuhnya sendiri dengan erat. Mencoba memejamkan mata hanya untuk sekedar mengusir segala perasaan tak nyaman.

Panggilan telepon sejak tadi masuk ke ponselnya. Namun Lisa memilih untuk mengabaikannya. Lisa sudah tau siapa yang terus-menerus mengubungi. Orang itu adalah sosok yang paling ingin Lisa hindari saat ini.

Younghoon yang melihat hal itu terusik. Ia tebak yang sejak tadi mencoba menghubungi Lisa adalah Eunwoo. Disatu sisi ia setuju ketika Lisa mengabaikan pria tersebut. Tapi disisi lain ia juga berpikir mungkin sebaiknya Lisa bicara dengan Eunwoo dan menyelesaikan masalah mereka.

"Tak kau angkat?"

Lisa menggeleng.

"Mungkin penting?"

"Biarkan, nanti saja" Lisa malah mengeratkan pelukan pada dirinya sendiri.

Mendapati reaksi Lisa yang demikian, Younghoon hanya bisa mengangguk kecil. Dia tak mungkin memaksa.

Sekitar dua puluh menit setelahnya Younghoon dan Lisa telah sampai di lokasi shooting acara ragam yang akan Lisa bintangi. Minnie dan Jisoo yang tiba lebih dulu menyambut sang aktris. Dengan sedikit terburu-buru Minnie menggiring Lisa menuju ruang make up. Acara akan dimulai dalam tiga puluh menit sementara Lisa belum siap sama sekali.

"Terimakasih sudah mengantar Lisa" ucap Jisoo pada Younghoon yang masih menatap Lisa memasuki ruangan.

"Bukan masalah kak" pria itu sama sekali tak keberatan. Justru merasa lega bisa berada disisi Lisa saat wanita itu membutuhkannya.

"Kembalilah, restoran pasti membutuhkanmu"

Dengan berat hati Younghoon mengangguk, jika boleh jujur ia masih ingin tinggal untuk bisa melihat Lisa. Untuk memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja. Namun ucapan Jisoo juga benar bahwa restorannya pasti membutuhkan dia. Lagipula sudah ada Jisoo dan Minnie yang akan menemani Lisa.

The Precious OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang