Jika butuh, datanglah

1.5K 269 15
                                    

Be aware of typos!

Ketika menginginkan sesuatu kau harus datang dan berjuang...
.
.
.
.

Menjadi populer memang menyenangkan. Disukai banyak orang, dikelilingi banyak fans dan kemungkinan besar bergelimang harta. Namun sudah sewajarnya jika tiap pilihan pasti memiliki dua sisi. Baik dan buruk. Jika mendapatkan keuntungan dari hal baik pasti merasakan pula bagian buruknya. Dalam hal ini bagi Lisa adalah kurangnya waktu baginya untuk menyenangkan diri sendiri.

Kesuksesan dramanya tak berhenti saat series itu meraih rating tinggi dan keuntungan yang besar. Bahkan setelahnya pintu rejeki terbuka dari segala penjuru arah. Terlebih bagi mereka para pemain yang dielu-elukan.

Seperti Lalisa Lim dan Hwang Eunwoo.

Ketika drama mereka sukses semakin banyak orang yang jatuh cinta pada pesona termasuk chemistrynya. Seakan belum puas, banyak fans dan penikmat drama haus akan interaksi mereka di depan kamera. Hal ini pula yang mendorong para sponsor untuk mempertemukan mereka kembali didalam iklan maupun pemotretan.

Lisa membalas pesan di ponselnya dan ogah fokus pada jalanan didepan. Min Younghoon bertanya tetang kegiatan wanita itu seperti hari-hari sebelumnya. Dan Lisa tidak pernah merasa bosan atau terganggu. Percakapan sederhana seperti pertanyaan tentang kabar dan apa yang sedang dilakukan menjadi rutinitas mereka sejak sangat lama.

Dongakan kecil Lisa lakukan saat mendengar suara orang semakin ramai dan bersahutan. Artinya dia sudah sampai di lokasi. Netranya menyisir setiap sudut ruangan yang didesain seperti sebuah bangunan rumah.

Tema iklan kali ini kisah romantis pasangan kekasih yang tinggal satu rumah. Tema yang sangat wajar karena produk yang akan dipamerkan adalah produk rumah tangga. Mulai dari kursi pijat, pembersih udara hingga penghisap debu (vacum cleaner).

Dengan senyum ramah khas miliknya, Lisa menyapa para kru dan sutradara yang akan bekerja bersamanya. Senyum Lisa kian melebar saat orang-orang mulai memuji-muji dirinya. Memuji kesuksesan dramanya atau sekedar memuji penampilannya. Apapun itu jika sebuah pujian rasanya menyenangkan. Hingga senyum itu sedikit memudar saat mendengar suara seorang pria memenuhi ruangan.

Atensi orang-orang teralih padanya. Lisa berbalik dan menatap Eunwoo yang tengah bertegur sapa dengan ramah dengan staf dan sutradara seperti ia sebelumnya.

Semenjak pria itu membawa pergi kalungnya, tiap kali bertemu Lisa selalu melihatnya seperti seorang penghutang yang sulit bayar hingga butuh ditekan berkali-kali.

Ekspresi Lisa berubah datar saat pria itu mendekatinya. Belum banyak yang berubah dari sikap Lisa terhadap pria itu. Meski Eunwoo pun bersikap sama. Dia masih tersenyum saat melihat Lisa dan mengabaikan tatapan tajam wanita itu. Bersikap bahwa semuanya baik-baik saja.

"Selamat pagi, Lisa" senyumnya merekah bak mentari pagi. Meski sebal Lisa harus akui pria didepannya ini selalu terlihat menarik.

"Selamat pagi!" satu senyuman Lisa lolos, tentu saja ini didepan banyak orang. Justru akan konyol jika Lisa malah bersikap ketus pada pria didepannya.

"Ayo lakukan yang terbaik hari ini!"

"Ya, tentu!" Lisa masih memasang senyum.

Sebenarnya sebagai seorang aktris berpura-pura adalah hal yang mudah. Tetapi jika itu di luar pekerjaannya Lisa tak kan pernah melakukan. Dia benci kepura-puraan.

Sutradara mengumpulkan dua pemeran utama. Memeberikan beberapa arahan sebelum mengambilan adegan pertama.

Adegan pertama yang diambil menunjukkan sisi manis seorang pasangan dipagi hari. Ketika mereka sarapan dan menikmati makanan. Lalu adegan berikutnya saat salah satu dari mereka bersantai dan yang lainnya memvakum lantai. Kemudian yang terakhir adalah adegan di malam hari saat keduanya bersantai diatas sofa menonton TV.

The Precious OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang