Bisa dipercaya?

1.2K 233 6
                                    

Be aware orang typo!
..
.

"Tidak semua orang harus tahu, dan tidak semua orang perlu tahu"

.
.
.

Dengan penuh kebanggaan Moonbin membagikan steak yang sudah ia taruh ke dalam piring-piring pada tiga orang disana. Kali ini pria itu memilih steak sebagai menu yang ia masak. Tidak ada alasan istimewa, pria itu hanya ingin sedikit menunjukkan skillnya. Sembari meminta pengakuan kalau orang Asia bisa memasak makanan barat dengan baik.

"Aku membuatnya medium well, tak apa kan?" tanya Moonbin pada Lisa. Sebab dia tidak sempat menanyakan wanita itu tentang tingkat kematangan steak yang disukainya. Ia memang sudah bertanya pada Jisoo dan wanita itu bilang medium well. Tetapi berbasa-basi dan bertanya secara langsung seperti ini rasanya jauh lebih sopan.

"Tentu.. " wanita itu tersenyum diakhir kalimat sebelum mengambil garpu dan pisau steaknya.

Eunwoo yang duduk disebelah Lisa memperhatikan wanita itu sekilas sebelum akhirnya memotong steak miliknya sendiri. Dua manager didepan mereka mendominasi obrolan.

Tampak keduanya memiliki banyak sekali topik untuk dibahas. Termasuk curhat colongan tentang betapa merepotkannya menjadi manager artis terkenal. Jisoo dan Moonbin begitu santai satu sama lain seolah mereka telah kenal untuk waktu yang lama.

Sesekali Eunwoo bergabung dengan obrolan meski pria itu lebih sering fokus pada makanannya sambil mencuri pandang pada wanita disebelahnya. Sementara Lisa cuma bicara kalau ditanya saja. Meski tampak sudah terbiasa tapi Lisa tetap merasa canggung menikmati makan malam dirumah Eunwoo seperti ini, terlebih setelah marah-marah.

Drrt drrt

Ponsel Lisa bergetar. Ia taruh pisau dan garpunya untuk melihat pesan siapa yang masuk. Kunyahan Lisa melambat saat membaca pesan disana.

Chaeyoung
Lisa Apa berita itu benar?

Lisa tak langsung menjawab pesan itu. Tiba-tiba saja dadanya berdebar. Ia seperti seseorang yang baru tertangkap basah melakukan perbuatan tercela.

Eunwoo yang menyadari tingkah aneh Lisa langsung bertanya pada wanita itu. "Ada apa?"

Buru-buru Lisa sembunyikan layar ponselnya seperti takut kalau Eunwoo bakal membaca isinya. Ia sendiri tak tahu kenapa harus melakukan itu, tetapi gerakan refleks itu tak bisa ia hindari. Justru karena tingkah Lisa barusan membuat Eunwoo jadi curiga.

"Tidak, bukan apa-apa" jawabnya singkat lantas menaruh ponselnya kembali diatas meja. Namun kali ini dengan posisi layar yang menghadap bawah.

Eunwoo cuma bisa manggut-manggut kecil. Meski firasatnya mengatakan ada sesuatu yang membuat Lisa tidak nyaman, tapi dia cukup tau diri untuk tidak bertanya terlalu dalam. Lagipula Lisa ini masih belum nyaman padanya. Jika dia bertingkah sok mau tau, bisa-bisa mode singa Lisa kembali menyala.

Dia tidak menginginkan itu. Eunwoo cuma ingin menikmati makan malam dengan tenang. Tanpa ada perdebatan.

.
.
.
.

Lisa mendudukkan dirinya si disofa ruangan direktur Kim. Pria itu berpindah dari meja kerja ke sofa terima tamu dimana Lisa dan Jisoo duduk.

"Bagaimana?" tanya direktur Kim membuat dahi Lisa berkerut. Jisoo juga sedikit heran kenapa malah direktur yang bertanya bagaimana pada mereka.

"Aku yang harusnya bertanya begitu direktur.. " ucap Lisa mencoba terdengar tenang.

"Kemarin kau datang?" direktur Kim bertanya berbasa-basi. Dan Lisa sekedar mengangguk sebagai jawaban.

The Precious OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang