Halo semuaaa!!! Apa kabareee? Semoga baik-baik aja ya, baik hatinya, pisiknya, ataupun batinnya, ehehheh…
Hayooo masih mau cerita ini lanjut nggak? Yuuu yu yuu dibaca ajaa, part kali ini Kiren banyak disebut loh hehe…
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
"Kita harus jaga bunda, Rey," ungkap Reza setelah sebelumnya mereka larut dalam kesedihan yang mendalam.
Dahi Reynzal mengernyit, apakah ada masalah?
Belum sempat Reynzal bertanya kenapa, Reza melanjutkan ucapannya, "Ayah kembali, Rey. Gue ada feeling kalo ayah bakal nyelakain bunda lagi."
"Segitu dendamnya kah ayah atas kejadian itu? Kenapa semua harus dilampiaskan ke bunda? Kenapa dia nggak pergi aja kalo emang nggak bahagia? Setega itu? Gue bahkan nggak yakin kalau ayah pernah cinta sama bunda," jawab Reynzal dengan herannya. Mana ada cinta jika salah satu dari mereka menyakiti.
Reynzal tau, Reza pun tau, mereka tau jika Rano marah karena hancurnya reputasi keluarga. Akan tetapi, haruskah dibalas seperti ini? Apa dia belum puas dengan perlakuannya selama ini?
"Gue juga nggak tau, Rey… tapi gue mikirnya kalo ayah itu udah dihasut sama kakek, secara, sebelumnya pun keluarga besar kan nggak setuju mereka nikah."
Reynzal mengusap wajahnya gusar, masalah apalagi ini? Kenapa masalah terus saja datang secara bertubi-tubi setelah sebelumnya tidak ada yang mengusik masalah keluarga ini.
"Sekarang gue di pihak kalian berdua, Rey. Kita jaga bunda sama-sama ya? Ini mungkin telat tapi gue bener-bener mau melindungi kalian," lirihnya.
Di sisi lain
Ruang bawah tanah tetap menyimpan suasana mencekam meskipun Reynzal telah pergi, Ramoon menatap Kiren dengan pandangan remeh, rasanya ia ingin membunuh gadis ini hidup-hidup.
"Sayang banget ya Reynzal pergi, kalau ada dia, bakal abis tak tersisa lo," remeh Ramoon.
"Om, Ze, mau denger cerita tentang anak ini?" tanyanya enteng.
Davin dan Zerhan saling bertatapan, lalu segera mengangguk pertanda iya.
"Kiren Sevanya, gadis cantik yang sayangnya nggak punya otak, mungkin punya sih, tapi nggak berfungsi aja, soalnya ditaroh dengkul."
"Benalu yang diam-diam ingin mengambil nyawa bundanya Rey, lo pikir kita nggak tau, kalau lo itu cewek simpenannya seorang Rano, ayah Reynzal sendiri alias si brengsek."
Kiren membelalakkan matanya kaget, mengapa mereka bisa tau? Statusnya yang ini benar-benar ia sembunyikan serapat mungkin, tapi kenapa tetap terbongkar?
"Kiren Kiren, lo pikir kita semua ini bodoh? Ini tuh, kita yang terlalu pintar atau lo yang terlalu bodoh? Kok nggak lancar banget mbak rencananya? Belum di-briefing ya?"
"Lain kali, kalo mau ngerencanain sesuatu tuh jangan setengah-setengah… udah setengah-setengah, nggak pake otak lagi, ancur kan tuh."
"Dulu dia kena karma, Om, rencananya dia nyuruh orang buat nabrak Reynzal karena capek minta kenalin sama bundanya Reynzal tapi nggak kunjung diturutin, akhirnya dia mau bunuh anaknya aja, eh tapi malah dia yang ketabrak. Sampe sekarat lagi."
"Kita sih, berharapnya jangan sekarat, mati aja," celetuk Sonel yang mengundang gelak tawa anggota inti tsunder yang lainnya.
"Bukannya apa-apa nih, Ren… keluarga lo udah keluar banyak uang buat nutup-nutupin kasus lo yang bejibun itu, lo nggak kasian? Nggak ada capeknya jadi beban keluarga mulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy (On Going)
Teen Fiction𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚‼️ "Ainsley Elva Arazolla, mulai sekarang lo jadi pacar gue, titik!" tekan Reynzal di setiap katanya. Zolla memasang wajah bingungnya saat mendengar ucapan Reynzal barusan. "Pacar itu apa?" Deg "Mampus!" ***...