Yuhuuu kembali lagi nihh!
Cepet kan? Ya iya dong cepet, kalo lama-lama nanti kalian pada kabur + lupa sama ceritanya dong weyy
Gimana? Masih penasaran gak sama new versionnya My Badboy?Harus penasaran dong yaa! Jangan bilang kalian gak penasaran, tak penggal koe.
Jangan lupa tekan bintang okehh! Biar aku makin semangat niww! Capek ngejomlo, kaga ada yang nyuport, masa kalian gak mau nyuport aku sih.
Okeh, enjoyy~
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Seorang gadis dengan rambut panjang yang terurai, kulit nampak sangat putih, dan wajah yang manis terlihat termenung di ayunan kayu taman rumah, menikmati semilir angin yang berembus ke sana-kemari. Pandangannya kosong, hanya kejadian masa lalu yang terus terputar di kepala bagaikan kaset rusak.
Dia, Ainsley Elva Arazolla. Gadis yang biasa dipanggil 'Zolla' itu di hantui oleh bayang-bayang masa lalu. Rasa bersalah sekaligus penyesalan bercampur menjadi satu. Andai waktu bisa diputar kembali, ia tidak akan melakukan hal bodoh itu, atau mungkin dirinya adalah anak pembawa sial?
Sepertinya itu benar. Ia hanyalah anak pembawa sial.
Tanpa sadar, seorang lelaki di belakang Zolla menatap sendu sang Adik. Ya, dia adalah Kakak Zolla yang bernama Zerhan Laksa Artama, lelaki yang terpukul karena perubahan sifat Zolla yang sangat terlihat.
Bahkan, ia lupa. Kapan terakhir kali melihat senyuman manis yang tercipta di bibir adiknya itu.
"Dek," tegur Zerhan yang sudah berjalan ke arah Zolla, membuat Zolla tersadar dan segera menoleh. Namun, itu tidak lama karena Zolla kembali memandang ke arah semula.
Zerhan berlutut di depan Zolla, menggenggam tangan Zolla yang berada di atas paha gadis itu. "Kapan kamu berubah?" lirih Zerhan, "semua ini bukan salah kamu, ini takdir Allah, Dek." Zerhan berupaya membangkitkan semangat Zolla. Akan tetapi, tidak ada respon apapun dari Zolla, dia terus diam.
Semenjak kejadian itu, adiknya berubah drastis. Kemana Zolla yang selalu ceria dan ramah senyum? Tidak ada lagi Zolla yang cerewet dan manja.
"Mas jangan sayang sama aku, aku pembawa sial," gumam Zolla yang dapat didengar oleh Zerhan. Hati Zerhan sakit mendengar itu, Zolla bukan pembawa sial, justru dia pembawa kebahagiaan, tetapi itu dulu, sekarang Zolla tidak pernah lagi membawa kebahagiaan, karena yang terpancar di wajah Zolla adalah kesedihan, dan jika dilihat dari sorot mata, terlihat ada luka yang mendalam.
"Jangan bilang gitu. Kamu tetap Adik Mas, bukan pembawa sial." Zerhan mencoba memberi pengertian kepada Zolla.
Suasana indah yang dulu tercipta di rumah ini, telah kandas bak ditelan bumi. Suasana hangat yang biasanya terjadi di pagi, siang, sore, maupun malam, telah sirna sekarang. Zolla bangkit, melangkahkan kaki pergi dari sini. Meninggalkan Zerhan yang menatap dirinya sendu.
Sakit? Sudah pasti. Zerhan dan keluarganya sejak dulu hanya bisa menunggu… menunggu Zolla kembali seperti sedia kala.
Zerhan mendongak, menatap langit biru yang cerah, tetapi tidak secerah suasana hatinya. "Bunda, lihat Zolla, tidak ada lagi senyuman yang tercetak di bibir Adik kecilku," batin Zerhan yang telah mengeluarkan air mata.
Dulu, saat Zolla berumur sepuluh tahun, ia pernah kepergok ingin bunuh diri, dengan pisau yang di ambil dari dapur, Zolla berniat menyayat urat nadinya. Namun, niat itu tidak berhasil karena sudah ketahuan duluan oleh Zerhan dan juga sang Ayah, sebab itu lah Zolla pun dilarang mendekat ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy (On Going)
Novela Juvenil𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚‼️ "Ainsley Elva Arazolla, mulai sekarang lo jadi pacar gue, titik!" tekan Reynzal di setiap katanya. Zolla memasang wajah bingungnya saat mendengar ucapan Reynzal barusan. "Pacar itu apa?" Deg "Mampus!" ***...