Halo mentemen, jadi sebenernya ceritanya udah tamat di chapter yang kemarin, ini cuma bonus aja kok, hehe...
Selamat membaca!!!
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Reynzal nampak diam di meja belajarnya sembari memperhatikan Zolla yang tengah serius menggambar di sebrang sana. Ya, mereka sedang melakukan panggilan video sejak satu jam yang lalu.
"Kayaknya aku salah masuk sekolah deh, harusnya aku masuk sekolah kejuruan yang jurusan tata busana," tutur Zolla setelah menyelesaikan gambarnya. Gambar beberapa sketsa baju yang sangat indah, entah mengapa Zolla jadi menyukai bidang tata busana.
"Taraa!!!" seru Zolla seraya menunjukkan gambaran miliknya.
"Kalo nggak masuk red white, kamu bukan pacar aku sekarang," timpal Reynzal tidak terima.
Zolla terkikik geli, ia membawa ponselnya turun ke bawah, perutnya ini mulai meronta-ronta minta diisi.
"Tapi bener juga sih, semakin hari bakat desain kamu makin berkembang."
"Uh, aku juga nggak tau kenapa bisa. Apa turunan bunda ya? bunda dulu suka desain."
"Mmm, ya, mungkin. Kamu mau kemana?" tanya Reynzal saat melihat Zolla menampakkan kepalanya saja, ponselnya pun bergerak tak beraturan.
"Laper deh, bosen juga… Kakak nggak mau main? Kita masak bareng-bareng yuk," ajak Zolla sembari menunjukkan wajah cemberut.
Reynzal yang mendengar tawaran itu pun sontak tersenyum senang. Ini yang ia mau, menghabiskan waktu seharian penuh bersama sang kekasih.
"Oke otw," putusnya sebelum mematikan sambungan panggilan tersebut.
Setengah jam kemudian
Tok tok tok
Ketukan pintu terdengar beberapa kali, baru saja Zolla ingin bangkit membuka pintu, Bibi lebih dulu mencegahnya.
"Biar Bibi aja Dek yang buka," tutur Bi Narsih. Zolla pun mengiyakan, ia kembali duduk dan lanjut memakan keripik pisang di dekapannya.
Tidak butuh waktu lama, Reynzal kini sudah duduk di sebelah Zolla, lelaki itu nampak ikut-ikutan mencomot keripik pisang yang sejak tadi Zolla jadikan camilan.
"Kangen," ujar Reynzal manja seraya menenggelamkan wajahnya ke bahu Zolla, menghirup wangi khas sang kekasih dengan khidmat.
Sebenarnya, Zolla agak bingung dengan tingkah laku Reynzal beberapa hari kebelakang ini. Masalahnya, Reynzal adalah ketua tsunder yang berwibawa, mengapa sekarang lelaki itu sangat manja kepadanya?
Ah, tapi tak apa. Reynzal hanya manja kepadanya, dan Zolla suka itu.
"Laperrr," kata Zolla yang membuat Reynzal mengangkat kepalanya.
"Makan! Kamu tuh kebiasaan kalo laper bukannya langsung makan malah ditunda-tunda," omel lelaki itu.
Zolla mengerucutkan bibir, malah ia yang kena damprat. "Ihh, aku kan mau masak bareng Kakak niatnya," balasnya tidak terima.
Reynzal menggeleng. "Makan dulu, nanti abis itu baru kita bikin piscok sama martabak mini, suka kan?"
Zolla terdiam, makan yang manis-manis adalah favoritnya, Zolla mana bisa menolak. Ia bahkan sudah membayangkan rupa piscok dengan caramel di atasnya.
"Udah, ayo makan!" ajak Reynzal yang kini sudah menarik Zolla pergi ke meja makan.
"Mau apa?" tanya Reynzal seraya mengambilkan lauk untuk Zolla. Menu makanan di rumah Zolla hari ini cukup sederhana, hanya ada tuna krispi yang dilengkapi dengan saus asam manis, bakso ikan, dan ayam goreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy (On Going)
Teen Fiction𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚‼️ "Ainsley Elva Arazolla, mulai sekarang lo jadi pacar gue, titik!" tekan Reynzal di setiap katanya. Zolla memasang wajah bingungnya saat mendengar ucapan Reynzal barusan. "Pacar itu apa?" Deg "Mampus!" ***...