IMPRESSIVE

12.3K 237 2
                                    

Selamat membaca :D
Oiya itu adalah MARS HANDERSON.
---------------------------

Author PoV.

Mars memasukkan mobilnya kedalam halaman rumah, Anna yang bersigap langsung turun dengan kecepatan ekstra.
"Kenapa? Kenapa buru-buru??" Tanya Mars, ikut turun dari mobil.
"Aku banyak tugas, lagipula aku tidak mau lama-lama denganmu" jawab Anna ketus pada Mars. Mars memperlambat jalannya lalu sedikit berpikir.
"Kau tidak mau lama-lama denganku? Apa sekarang kau takut padaku?" Mars bertanya dengan nada menggoda membuat Anna membalikkan tubuhnya untuk siap meledak.
Takut? Lebih baik aku mati daripada takut pada lelaki seperti dia!! Batin Anna. Mars seperti dapat membaca seluruh ekspresi Anna, dengan tertawa geli.
"A-apa yang lucu?!!" Wajah Anna memerah melihat tawa geli Mars. Anna seperti sudah tersihir saat Mars Tertawa geli dan matanya kini tidak bisa berpaling. "That's not funny!!" Tambah Anna.
"Atau kau takut membuat dosa hmm?" Mars melangkah menuju Anna yang masih terpaku oleh mata Mars. Sekarang Mars tepat ada di depan Anna, Anna hanya mengatup menahan perasaan mengagumnya pada Mars.
"Jangan dekat-dekat!!" Ancaman Anna sama sekali tidak berpengaruh pada Mars. Dia bahkan langsung menggendong Anna dengan model bridal, layaknya pengantin baru.
Ketika masuk ke rumah sudah ada Damian, Liona dan Chrisfin. Momentnya benar-benar pas karena Chrisfin sedang memainkan lagu Bruno Marz yang judulnya Marry you.
             I think I wanna marry you.
Kelakuan Mars sukses membuat pekerjaan Damian, Chrisfin dan Liona berhenti sesaat menatap  Mars dan Anna bingung dan iri.
"Oi!! Mars, aku bahkan belum bisa melakukan itu!! Dan kau sudah mencuri start!!!! Unfair!!!" Celotehan Damian tidak dihiraukan Mars. Ia hanya menatap kedepan dan melanjutkan menuju kamar Anna.
--------------------------

Mars PoV.

Kenalah kau anak pungut! Benar kata Natalie, aku bisa menaklukannya hanya dengan merayunya. Saat dia menamparku tadi dan hampir membunuhku aku sudah membulatkan tekatku untuk mendepaknya dari rumahku, wanita menyebalkan yang harus diberi pelajaran yang sepadan. Dia pasti akan merasa dipermalukkan dan aku juga akan membuat seluruh perusahaan dinegara ini tidak akan menerimanya.  Setelah kugunakan dia, kusebar video itu, maka mama akan mendepaknya dari rumah ini. Shit! Tapi apakah mama akan percaya kalau dia memang benar-benar wanita j*lang? Mama selalu tau apapun yang kulakukan dan kurencanakan  kutatap matanya, Kenapa dia terus-terusan menatapku seperti itu? Sial, imut sekali lagi! Tidak aku tidak boleh menyukainya! Dia anak pungut dan aku anak milyader, tidak cocok sama sekali. Kuletakkan dia di tempat tidurnya, lalu kurogoh saku celanaku. Ini dia, telepon genggamku. Waktunya untuk-
"Keluarlah!" Suara siapa itu? Suara berat dari pintu. Kutolehkan kepalaku, Chrisfin dan Damian? Mau apa mereka disini? Mengganggu rencanaku saja.
"Kalian sedang apa, huh?! Kenapa harus ikut campur?" Saat kubalikkan wajahku untuk menatap Anna, wanita itu sudah tidak ada dan sudah bersama Chrisfin dan Damian. Ce-cepat sekali! Aku rasa dia jelmaan hantu.
"Kurasa mereka benar Mars, keluarlah! Kau terlalu menggangguku!" Aku diusir?!!
Tangannya bahkan sudah menunjuk kearah luar.
"Kukira saat kau menatapku seperti tadi, kau juga menyukaiku,"
Seringai kecil muncul dibibir ranumnya. Kini wajahnya yang manis lebih terlihat jahat.
"Menyukaimu? Aku lebih menyukai Damian dan Chrisfin daripada kau!!"
Kulangkahkan kakiku untuk keluar dari kamar Anna. Kulirik sedikit dia dari ujung mataku, dia tidak bergerak sedikitpun.
----------------------------

Anna PoV.

Aku duduk dikursi meja belajarku. Damian yang khawatir mendekatiku.
"Ada apa Anna? Apa ka Mars melakukan hal yang aneh-aneh?" Aku menggeleng. Sedangkan ka Chrisfin izin ke dapur untuk mengambil air. "Kau tau bahkan aku menahannya, kenapa dia bisa selancang itu padamu?!" Damian menutupi wajahnya menggunakan tangannya. Aku hanya menepuk-nepuk pundaknya, seharusnya dia yang menepuk-nepuk pundakku dan menguatkanku. Tidak apa, mungkin dia benar-benar menahan. "Bagaimana jika sekarang aku menciummu?"
"A-apa?!!"  Dia malah tertawa saat aku bertanya seperti itu.
"Lupakan, aku hanya bercanda tadi. Aku akan meminta ciuman itu kapan-kapan." Ka Chrisfin datang dengan membawa segelas air putih hangat. Dia lebih perhatian dibandingkan penampilannya.
"Mohon maafkanlah perilaku tidak senonoh kakak kami. Kalau dia menyakitimu, kau bisa panggil aku, Damian, Freeze, James, Jack, atau Harvard." Kata ka Chrisfin meyakinkanku. "Ayo Damian kita keluar!" Setelah perintah dari ka Chrisfin mereka keluar dan membiarkan aku sendiri disini dengan bayangan-bayangan buruk mengenai ka Mars- aku rasa mulai sekarang aku ingin memanggilnya Mars saja.
------------------------

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang