PROFESIONAL

5.6K 180 6
                                    

Hai hai...
Perkenalkan itu Liona petinju cantik, seksi dikeluarga Handerson.
Selamat Membaca ;D
------------------

Author PoV.

"Anna, ayo jalan!" Anna langsung berlari menggandeng tangan Mars sambil tersenyum bahagia. "Kau itu lama ya.. kita ada meeting sebentar lagi." Mars membawa Anna masuk ke supercar nya, ia langsung menancap gas menuju kantor.
Ini tepat 1 hari sebelum selesainya masa hukuman Mars menjadi asisten Anna, tapi mereka justru makin lengket seperti perangko. Mars juga sudah lama lupa balas dendamnya. Hanya satu rasa yang kini ada dibenaknya yaitu CINTA♡. Dan mungkin dia akan segera menyiapkan lamaran untuk Anna.
Sesampainya di kantor Anna langsung digiring Mars menuju ruangan meetingnya. Anna sedikit keberatan karena harus berpisah dengan Mars tapi dia harus profesional. Ia mencium bibir Mars sekilas dan segera menuju ruangan. Memang sejak mereka make out, Anna jadi sedikit errr.. liar. Mars sedikit terkejut dengan kelakuan Anna lalu segera menghapus keterkejutannya itu.
Gadis nakal! Gumam Mars.
Saat meeting sedang berlangsung, Mars menerima sebuah telepon dari nomor yang tak ia kenal.
"Halo?"
"Mars?! Thanks god!"
"Kau siapa?" Tanya Mars dengan polos dan tegas.
"Aku Natalie. Masa kau lupa?"
Mars menggaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal. Dia sudah lupa dengan Natalie.
"Ya, ada apa Nat?"
"Darling!!!! Kok malah nanya sih?! Kau lupa rencana kita??!!"
Kuputar bola mataku memikirkan rencana yang dimaksudkan Natalie.
"Rencana..apa??"
"Maaaarrrsss!!! Kau lupa mau mendepak keluar Anna dari rumahmu!!!? Atau dia sudah keluar ya.. oiya bagaimana kalau kita make out lagi??"
Tut. Tut. Tut. Tut.
Mars memutuskan teleponnya dan mulai berpikir.
Aku lupa kalau punya rencana untuk mendepak Anna dari rumahku. Jadi sekarang aku harus bagaimana? Batin Mars pada dirinya sendiri.
--------------------
Setelah selesai meeting. Anna memijit mijit tulang hidungnya merasa pusing dengan yang dibicarakan tadi.
Kenapa banyak sekali project sih??
Sedang jalan terhuyung tubuhnya menabrak seseorang bertubuh kekar didepannya.
"Ma-maaf, saya benar benar tidak sengaja" dilihatnya orang yang ia tabrak. "Mars? Oh, maaf kau tidak apa-apa?"
"I'm fine thank. Ini cappuchino." Anna mengambil gelas itu lalu menyesapnya.
"Terima kasih"
Mars mengangguk lalu menggiring Anna menuju mobil. Anna kebingungan akan sikap Mars. Dia harus segera bekerja lagi, bukan malah pergi keluar. Dipakaikannya safety belt milik Anna, lalu menatap dalam-dalam mata hitam Anna.
"Kau cantik sekali." Anna tersipu mendengar pujian Mars. Wajahnya benar-benar sudha semerah tomat. "Kita makan siang dulu ya." Ajak Mars yang disertai anggukkan Anna. Marspun memacu kecepatan mobilnya menuju restoran seafood yang biasa jadi tempat makan siang mereka. Mars mempersilahkan Anna duduk lebih dahulu.
Sebenarnya Anna sedikit risih dengan Mars yang sekarang sejak ia mengajak Anna makan siang, Mars sama sekali tidak bicara padanya. Bahkan saat makan tidak ada perbincangan yang keluar dari masing-masing mulut mereka. Hanya ada dentingan alat makan.
"Ma-" Anna baru ingin membuka pembicaraan tapi segera dipotong Mars.
"Anna, kau ingat hukuman dari Freeze?" Anna hanya mengangguk keheranan. "Hari ini adalah hari terakhir hukuman itu" tidak ada komentar berarti yang keluar dari mulut Anna. Ia hanya menghembuskan napas panjang..
"Tidak apa, kurasa sudah saatnya kau menjadi CEO muda yang angkuh lagi." Lagi-lagi mereka saling terdiam dalam lamunan-lamunan mereka. Bahkan setelah makan mereka langsung kekantor dan tanpa kata sedikitpun.
"Aku akan menjemputmu nan-"Anna memotong ucapan Mars.
"Tidak perlu aku akan pulang larut, biar nanti Josh yang jemput." Mars tidak melawan dia mengerti maksud Anna untuk sendiri. Mereka saling mengerti bahwa, mereka saling mencintai tapi terkadang...EGO MENDOMINASI, DAN HARGA DIRI YANG DILUKAI DARI EGO AKAN SANGAT SULIT DISEMBUHKAN. BAHKAN JIKA EGO ITU BERLUTUT MOHON MAAF.
Marspun berlalu pergi meninggalkan kantor.
-------------------

Anna PoV.

"Hari ini ..." ucapanku terhenti karena tak kuasa melanjutkan kalimat-kalimat yang akan keluar. Aku sendiri paham bahwa tidak baik jika Mars terus-terusan menjadi asistenku itu akan makin merusak citranya. Asalkan dia tidak mengusikku lagi pasti dia tidak akan dihukum.
"Tak apa Anna, kau harua kuat.." ucapku sambil terus melangkahkan kakiku menuruni tangga. Aku mulai menenangkan hatiku dengan terus berpikiran untuk melanjutkan hubungan yang mereka buat saat menjadi atasan dan asisten. Lagipula bohong kalau dia dengan semudah itu melupakan hubungan kami.
Sesosok yang sedari tadi kupikirkan menuruni tangga dengan memakai kemeja khasnya dan raut wajah yang khas, dingin dan angkuh. Aku ingin mencoba menyapanya siapa tau dengan begitu hubungan kami membaik.
"Mars.." sapaanku tak digubrisnya sama sekali. Dia hanya melawatiku acuh. Mungkin dia sedikit marah karena semalam aku tidak mau ia jemput.
"Ka Anna ayo makan!" Ajakkan James menyadarkan lamunanku tentang Mars. Aku menggeleng pada James.
"Aku tidak lapar. Aku harus segera kekantor untuk menyelesaikan kerjaan." Jawabku sambil berlalu menuju pintu. Samar-samar terdengar pembicaraan antara Jack, James dan Mars.
"Ka Mars, kau apakan kak Anna?!" Ucap James sedikit membentak.
"Aku tidak apa-apa kan dia!" Jawab Mars tak kalah.
"Kalau tidak kau apa-apakan tidak mungkin ka Anna seperti tadi. Aku juga melihat tadi kau mengacuhkan sapaannya!!" Jack meluai menarik uratnya saat bicara dengan Mars.
"BERISIK!! KALIAN ANAK KECIL TAK TAU APA-APA!! JANGAN SOK MEMBELA ANAK PUNGUT ITU!!!" Bentakkan Mars membuatku tersentak. Kulanjutkan langkah kakiku menuju Josh.
Setelah sampai dihadapan Josh, wajah Josh panik bukan main ia seperti menatap hantu.
"Anna, kenapa kau menangis?" Aku menghapus airmata yang mengalir dipipiku. Untung saja aku bukan wanita yang bermake up tebal. Jadi tidak ada yang luntur dari make up.
"Tidak, aku menahan perih karena terkena debu. Ayo kita jalan!" Jawabku sambil masuk kedalam mobil.
---------------------

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang