BE KIND

5.8K 173 3
                                    

I just tell sorry for you, karena tidak bisa menjadi penulia yang baik. Saya juga tidak bisa memberikan foto Jack dan James. Ditambah kelamaan pending akibat bulan puasa dan lebaran that's my fault
------------------

Mars PoV.

"Anna..? Anna!" Benarkah dia Anna? Dia Anna yang sangat kurindukkan. Ternyata kita memang ditakdirkan bersama. Tanpa mencarinya aku sudah bertemu, apa namanya kalau bukan takdir?
Segera aku memeluknya. Tapi disaat yang bersamaan ia menghindar sejauh mungkin.
"Maaf tuan anda harus lebih sopan.!!" Bentaknya yang membuat orang disekeliling menatapku. Dia masih marah padaku-of course you're MAD of this world, dude!.
Aku berdehem lalu membenarkan jasku. Tapi yang Anna lakukan hanya membenarkan pakaiannya, ia tidak menanyakan kabarku sama sekali. Kenapa dia setega ini padaku? Aku bahkan sampai berantakkan seperti ini karenanya.
"Oke nona Anna. Bisa kita mulai tour ini?" Dia sempat menatapku ragu.
"Ayo!" Anna berjalan duluan, menyuruhku untuk mengikutinya. Dengan pandainya dia bisa menjelaskan seluruh cerita tentang Bali ini, memangnya ia sudah setahun disini? dan ada apa dengan tatapannya? sedikitpun ia tak mau menatapku.
"jadi begitu.. saya pernah dengar tentang leak, what is it?"
"she is like ghost here.."
"jadi dia perempuan??? ya kau benar, dia punya buah dada yang lumayan.."
"EHEEEMMM!!!" Anna berdehem sangat keras. Kurasa itu menyinggung perasaannya. Kenapa harus tersinggung? dadanya juga besar kok. eh? pipinya memerah. Dia malu membicarakan buah dada? manisnya..
"kenapa kau berdehem sekeras itu? ada yang salah?"
"disini adalah negara yang menjunjung sopan santun yang tinggi, kau harus menghormati orang disini dengan tidak berbicara seperti di New York.!" Beberapa saat ia berbicara lagi. "tour kita sudah selesai, aku akan mengantarmu ke hotel. Jadi jangan sampai terpisah.."
"santailah sayang.. mana mungkin aku mau pisah darimu?"
"mohon sopanlah sedikit!"
"sopan kepadamu?? kalau kepada penduduk disini aku bosa tapi kepadamu? bahkan orang yang tidak sopan kepadaku, karena tidak menatapku sama sekali saat bicara?" dia terhenyak.
"mohon maafkan saya atas ketidaknyamanan anda"
dia sepertinya sangat menyesal. Tapi tidak memperbaikki kesalahannya, bagaimana aku bisa bilang begitu? dia mulai tidak menatapku lagi. Dan aku sangat geram sekarang padanya.
"bukan itu yang aku inginkan Anna, aku tidak mau menatap punggung dan rambutmu terus-terusan!!" Orang-orang sudah menatap kami, persetan dengan mereka! urusanku lebih penting.
"maaf Tuan Handerson, seharusnya kau memanggilku Nona Doughlass..!" Aku menggeretnya ke tempat yang lebih sepi.
Sampai sekarang ia tidak mau menatapku. Apa separah itu kesalahanku sampai dia tidak mau menatapku? Aku tau mulut jalang ini benar-benar harus dihukum tapi tidak dengan mataku. Aku tidak mau menjadi musuhnya.
"Sampai kapan kau akan begini?!" Dia masih tidak menatapku. Kutarik dagunya agar menatapku, dia terus mengelak. Sampai akhirnya aku bisa benar-benar menatap kedua matanya. "Sudah! Akhirnya kau menatapku juga.."
"aku benci kau!!" Nyuut! rasanya rongga dada kananku nyeri sekali, sepeti Anna sudah menusuk-nusuk hatiku dengan belati panas.
"Anna.. apa aku jahat itu padamu?" kali ini nadaku sangat memelas, entah dia akan terpengaruh atau tidak.
"kau lebih jahat dari pemburuh berdarah dingin!!!"
"what are you mean? Oke.. aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf.."
No respon, tidak ada sama sekali. Artinya Anna tidak mau memaafkanku? "kau tidak mau memaafkanku ya? Aku mengerti"
"apa kau bisa membuktikan kau pantas untuk dimaafkan?!" Anna menatapku tajam, dia sangat waspada dengan semua yang kukatakan.
"I promise! jika aku tidak bersikap baik padamu, kau boleh menganggapku sebagai pesuruh" terdengar suara gemertak gigi dari Anna.
"tidak ada gunanya jika kau tidak mengubah sikapmu!!" Dia benar. Itu tidak ada gunanya menurut dia. "baiklah, aku akan memberikan kesempatan padamu, jika kau benar benar tidak bisa berubah... " Anna sempat terdiam dan menghempaskan napas. "I really really will get out from your life dan kau tidak boleh mencariku lagi!!"
------------------

Anna PoV.

"I really really will get out from your life dan kau tidak boleh mencariku lagi!!" Aku sangat serius saat bicara seperti itu, laki-laki seperti dia harus diberi pelajaran, dan apa kalian pikir aku akan mencintainya lagi? maaf harga diriku terlalu tinggi untuk mencintainya lagi. Dia harus berusaha lagi menumbuhkan cinta itu.
"ya, ya aku janji! jadi kita pulang?" Pulang seenaknya dia minta pulang?!
"maaf aku tidak bisa pulang sekarang, aku masih ingin liburan!" nadaku meninggi, ditambah sedikit dingin pasti membuatnya sadar aku tidak semudah itu ikut.
"jadi kau mau liburan? baiklah akan kutunggu sampai selesai, karena kita akan pulang bersama"
aku hanya menyunggingkan sebelah bibirku dan segera berjalan meninggalkannya. Pasti dia sedang mengikuti, apalagi yang bisa dilakukan oleh pria yang sedang dicampakkan?
Hampir sampai divilla Senna, tapi suara langkah Mars tidak terdengar. Dia berhenti mengikutiku? semudah itu? sudah kuduga. Kutolehkan kepalaku sebentar lalu kembali melanjutkan perjalanan. Baru akan melangkah maju seseorang tubuh kekar menghadangku didepan dan sukses membuatku limbung hampir jatuh. "Kau tidak apa-apa?"
"sedang apa kau disitu? kenapa tiba-tiba ada didepanku!?"
Mars hanya cengar cengir, lalu memberikanku es krim dari balik punggungnya.
"ini untukmu.."
"es krim? are you kidding me?" seperti anak kecil saja. Apa dia pikir aku akan baikkan lagi padanya setelah ia memberi itu?!
"aku sedang tidak bergurau, ini untukmu" Aku segera mengambil es krim itu dan berjalan lagi.
Saat di Villa Senna sudah menunggu dengan wajah cemas, tatapan matanya seolah tidak percaya yang kulakukan.
"Anna, apa lancar?" bisiknya padaku.
"ya.. sangat lancar"
Dia bernapas lega dan beralih pada Mars. "any problem, sir?" Mars sempat berpikir sambil menatap aku dan Senna bergantian. Senyum licik tersungging dibibir sexynya. Firasatku buruk.
"yes! sikap anak buahmu ini benar-benar buruk, dingin dan tidak sopan.."
"what?! lagi-lagi kau bicara yang tidak ada!" Sialan amarahku pecah ruah dan tidak bisa kubendung lagi. Baru tadi ia minta maaf, sekarang sudah berkata yang menyebalkan.
"but, i like her.. cara kerjanya sangat profesional dan aku suka orang yang profesional"
"senang mendengarnya. Jadi ada yang bisa saya bantu lagi?"
"begini.. apa kau punya tempat kosong divilla ini?" Jangan, Jangan!! dia mau menginap disini?! tidak, tidak boleh! bagaimana ini?
"maafkan saya tuan Handerson, baru saja ada sepasang suami istri yang menginap divilla terakhir kami"
bagus! terima kasih tuhan....
itulah akibatnya..
"Anna, apa kau tidak mau pulang?"
" apa? tidak Mars aku suka disini!" Apa yang dia lakukan?
"aa! jadi kalian saling kenal?"
begitu! dia sengaja membuatku seperti mengenal dia. Licik sekali!
"ya, dia calon istriku.." What??? ca-calon istri?! benar-benar orang ini!! aku ingin membunuhnya!!
"kalau begitu anda sekamar saja dengan Anna toh di juga calon istrimu?"Jadi ini ide si Mars gila itu?!! dia sengaja rupanya!
"that's good idea! siapa namamu?"Senna terlihat senang dan menyimpulkan senyum polos.
"Senna, tuan"
"baiklah Senna, aku akan menjadi investormu langsung saja hubungi aku.."
"baik tuan.." Senna melirik ke arahku, sepertinya ia mulai curiga karena daritadi aku diam. "Anna? kenapa kau tidak mengantar calon suamimu ke kamarmu? lagipula kenapa kau tidak cerita dari awal kalau dia calon suamimu?"
calon suami siapa,huh?!! kamar siapa?!!! dasar bodoh!!
"ya, ayo!" aku mendahuluinya lagi, sudah muak dengan yang dilakukan bocah tengik ini. Sesampainya di kamar, aku membukakan pintu untuknya. Kubuka lebar-lebar pintu itu agar ia masuk dengan leluasa. Sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi aku.
"maaf ya, membuat kita sekamar lagi. Jika tidak begitu aku tidak bisa bersamamu"
"lupakanlah soal itu, toh juga kita tidak ada apa-apa kan?"
"kita tidak ada apa-apa? kau benar" aku sempat sedih mendengar kesetujuannya itu. Tapi, aku dan dia adalah orang yang berbeda baik kasta, maupun kepribadian. Biarkan saja dia semaunya saat ini dan sampai nanti, aku yakin pada saatnya aku dan dia akan...
BERPISAH..
"kau ini tidak tau malu!!! sudah kuberi tumpangan!!" bukannya segera bergerak orang yang kuomeli ini malah mengeram sambil garuk-garuk kepalanya. Mars baru saja selesai mandi dan yang daritadi membuat kukesal adalah dia dengan seenaknya berjalan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian dari pinggul sampai pahanya saja. Dan bukannya minta maaf malah bertampang datar saja.
"Santailah Anna, kita kan tidak ada apa apa? ya, kan?" dia menekankan bagian itu, meskipun sedikit menyakitkan tapi hal itu tidak masuk akal.
"Mars, memang kita tidak ada apa-apa tapi bukan berarti kau seperti ini!!" Mars malah menatapku dengan tajam, senyum misterius terukir dibibirnya. Lama kelamaan dia menuju kearahku, aku merasakan aura mesum disekitarnya dan itu semua seolah sedang. menghipnotisku untuk mengikutinya.
"oke baiklah, aku sudah lelah mengikuti kemauanmu Anna!! Aku tidak bisa menganggap tidak ada apa-apa diantara kita, karena memang kita sebenarny ada apa-apa!!" napas Mars langsung terengah setelah selesai membentakku. Aku yang harusnya lelah mendapatkan lelaki bermulut kotor seperti dia.
"aku yang harusnya lelah disini!!! bertemu dengan laki-laki bermulut kotor sepertimu!!" aku tidak kalah terengah-engahnya sama seperti dia, mengumpulkan semua kalimat dan mengeluarkannya benar-benar lelah. Mars malahan makin mendekat dan mulai memegang kedua tanganku. "DON'T TOUCH ME!!!" teriakku padanya sambil menepis genggamannya, seperti biasa aku justru tisak kuat melawannya.
"maaf sayang, aku tidak akan pernah bisa melepaskanmu meskipun aku harus mati.." kali ini aku luluh, kalimatnya benar-benar membuat hatiku meleleh. Mars mulai memeluk tubuhku erat, ia terus menghisap aroma tubuhku seakan-akan seorang pecandu yang sedang menghisap obatnya. "Kau boleh membunuhku tapi kau harus memaafkanku dulu.." mohonnya, wajah Mars masih belum keluar dari pelukkanku. Sampai berapa lama dia mau seperti ini?
"Mars, kau mau sampai kapan seperti ini?"
"aku masih merindukkan aroma ini" lama-kelamaan sesuatu yang basah menjilati leherku, lalu menjalar kerahangku ini membuatku makin tidak berdaya. Rasanya seperti sedang dipijat relaksasi, tangan Mars yang kiri menjalari tubuhku dan berhenti di daerah bawah perut. Kegiatannya dan mulai menatapku.
"Apa tak ada yang tumbuh disini?" tanyanya sambil terus mengusap perutku.
"tumbuh? apa yang tumbuh?"
"Kau itu terlalu polos, dan untuk orang poloa sepertimu membutuhkan lelaki kuat, berkuasa dan memiliki uang sepertiku!" cerocosnya yang hanya kutatapi dengan rasa eneg.
"kau percaya diri sekali ya..?"
"tentu, memangnya ada lelaki seperti aku?" wajahnya makin menyebalkan ditambah kepercayadiriannya itu membuatku makin geram. Tapi...
"ueee! uuee!! sebenarnya Mars .." aku sempat memotong kalimatku. "aku sudah mengisi 2 bulan, dan kurasa dia bukan anakmu.. jadi kita hentikkan ini semua, ya" wajah menyebalkannya berubah menjadi pucat, seperti orang yang habis terkena guncangan hebat. Aku melengos meninggalkannya, tapi sebuah tangan kekar menggenggamku. "Mars?"
"aku yakin sekali itu anakku, aku yakin! aku bisa merasakannya!! benar, bahkan aku dapat mendengar detak jantungnya cepat sekali.. lalu-lalu pasti ini anak laki-laki, eh tidak anak perempuan!!" dia sebegitu memperhatikan anak yang bahkan hanya ku... karang. Baru saja tadi pagi aku berkata tidak akan mencintainya, sekarang aku bahkan sudah mulai tergila-gila padanya lagi. Perlahan kuusap pipi dari lelaki yang sedang memperhatikan perutku ini. "Anna! Anna! aku dapat mendengarnya lagi! detak jantungnya, makin keras dan cepat! kurasa ada yang tidak beres, apa ini biasa?" CUP!! aku rasa dia pantas mendapatkannya, ciuman sekilas dibibir tanda rasa sayangku yang mulai tumbuh. Lelaki ini mampu menghargaiku saat kubilang berhenti.
"mana ada bayi berumur 2 bulan memiliki detak jantung? bahkan ia tidak punya ruh.."
"lalu itu detak jantung siapa?"
"tentu saja ibunya, karena ibunya sudah mulai mencintai calon ayahnya lagi.." tanpa sadar aku bicara seperti itu, sambil merekahkan sebuah senyuman pula.
"ca.. calon ayah? apa maksudnya itu? jadi kau mulai mencintaiku lagi?"
"yap, karena aku tidak sedang hamil.. aku tidak mau hamil dengan orang lain, aku hanya mau kau.. ya, anggap saja inu pernyataan cintaku untukmu.." mata Mars berbinar-binar, matanya terus menerus menatapku.
"I ♡ U sayang" Mars mengecup pipi Anna dengan sayang.

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang