"Bu, seperti biasa, ya!!"
Aya yang tengah merapikan cucian piringnya seketika menghampiri pelanggan yang baru saja datang.
"Maaf, seperti biasa apa, ya? Saya tidak tau," balas Ayana sopan.
"Loh, bukan Bu Emma, baru, ya? Saya mau itu aja, pecel sayur sama daging," jawab orang itu dengan menunjuk laut pada etalasa di depannya.
"Sebentar, ya. Saya siapkan dulu," tutur Ayana dengan menyiapkan pesanan pelanggannya.
"Mau minum apa?" tanyanya sembari meletakkan piring berisi nasi dan lauk penuh.
"Air putih."
Setelah melayani pelanggannya, Aya kembali membereskan pekerjaannya yang tadi sempat ia tinggalkan. Saat semua pekerjaannya telah beres, dirinya memilih untuk mendudukkan badannya di kursi balik etalase makanan dengan membuka ponselnya yang sempat berdering. Namun, kegiatannya itu segera terinterupsi saat mendengar suara dari seseorang yang baru saja datang.
"Permisi, sepada!!" teriak seseorang yang baru saja memasuki warung.
"Astaghfirullah, Eca! Nggak malu diliatin banyak orang?" tegur Aya yang sudah bangkit dari duduknya.
"Gue juga tau tempat kali, nggak mungkin gue teriak gitu kalau disini ramai," jawab sosok yang dipanggil Eca.
"Mau makan?" tanya Aya.
"Nggak, mau mampir aja. Ibu mana?" tanya Eca dengan mencari-cari sosok yang dipanggip dengan sebutan Ibu.
"Di rumah, lagi ada pesanan."
"Yahh ... padahal pengen ketemu ibu, malah ketemunya sama lo," ketusnya.
"Nggak usah ke sini kalau nggak mau ketemu gue," sinis Aya.
"Biasanya lo juga nggak di sini."
"Mau ngapain ketemu ibu?"
"Nggak ada, sih. Pengen ketemu aja, sekalian mampir. Udah lama juga gue nggak mampir," jawab Eca.
"Dari gereja?" tanya Aya yang diangguki oleh gadis di sebelahnya.
"Sendirian?" tanya Aya lagi.
"Sama Achel, tapi udah pulang duluan sama temannya."
"Itu namanya lo sendirian, Eca!!" tutur Aya yang dibalas kekehan oleh temannya.
"Mau minum nggak?" tawarnya.
"Nggak usah, gue cuma bentar, kok."
Akhirnya mereka pun mengobrol selayakkan teman lama yang sudah beberapa waktu tidak bertemu, karena kesibukkannya masing-masing.
"Mbak, ini jadi berapa, ya?" ujar satu-satunya pelanggan yang masih tersisan di situ.
"Masnya tadi pakai apa aja, ya?" Aya berbalik tanya.
"Pecel sayur sama daging."
"Oh, iya. Tadi minumnya air putih, ya. Jadinya 22.000," ujar Aya dengan tersenyum ramah.
Setelah mendapat jawaban dari pemilik warung, seseorang itu langsung mengambil selembar uang berwarna biru dan diberikannya kepada gadis penjaga warung.
"Kembaliannya 28.000 ya, Mas. Terima kasih," ucap Aya dengan memberikan uang kembalian yang diangguki oleh pelanggannya.
***
"Gimana tadi jaga warungnya, capek, ya?"
"Aya malah senang bisa bantuin Ibu," balas Aya dengan senyuman manis.
"Maafin Ibu, ya. Harusnya hari ini buat Aya libur, tapi Ibu malah nyuruh Aya jaga warung," tutur ibundanya.
"Nggak apa-apa, Bu. Aya juga nggak terlalu capek, lagian udah tugas Aya juga buat bantuin Ibu."
YOU ARE READING
We Don't Know
Teen FictionPerihal apa yang akan terjadi ke depannya, kita tidak tahu. Cukup ikuti saja alurnya, dan serahkan semuanya pada Yang Kuasa.