Hari ini Aya masih seperti hari kemarin yang mendapat jadwal jaga malam. Namun, jika hari kemarin ia bisa pulang tepat waktu, kali ini dirinya justru harus pulang lebih lambat dari jadwal.
Bukan tanpa sebab, tapi karena satu dan lain hal yang memang mengharuskan dirinya tinggal untuk beberapa saat. Saat semua urusannya usai, Aya yang jadwal jaganya telah usai itu segera bersiap yang meninggalkan rumah sakit yang sudah setahun menjadi bagian dari hidupnya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam, baru pulang?" tanya wanita paruh baya.
"Iya, tadi ada yang harus diurus dulu sebentar," jawab Aya dengan menyalami wanita paruh baya itu.
"Sekarang mau makan?"
"Iya," saut Aya dengan memanerkan deretan giginya.
"Ambil sendiri, ya, Ibu mau cuci piring," tutur Emma yang diangguki oleh Aya.
"Aish, kenapa ngaji di sini?" tanya Aya kepada adeknya yang tengah melafalkan surah Al-Quran.
"Aish cuma ngecek hafalan aja, Teh," jawabnya.
"Jangan di sini, ya. Kalau mau ngecek hafalan di rumah aja, nggak enak sama pembeli," ucapnya.
"Iya, Teh," saut gadis itu dengan menutup kitabnya dan menyelesaikan hafalannya.
"Teteh mau makan? Mau Aish ambilin?"
"Nggak usah, Teteh bisa ambil sendiri."
Setelah mengatakan itu, Aya pun memilih untuk langsung menyantap makan paginya yang sudah terlambat. Dirinya menyantap makanannya dengan tenang dan tanpa gangguan dari sesiapa pun. Namun, saat ia baru saja akan beranjak membawa piring kotornya, kegiatannya itu pun terinterupsi akan panggilan dari seseorang.
"Ayaaa!!" pekiknya.
"Ca, kebiasaan, deh. Suka banget teriak-teriak," ketus Aya.
"Hehe ..., tumben pakai gitu, mau berangkat?" tanya seseorang yang dipanggil dengan sebutan Ca.
"Baru balik, shift malam," sautnya.
"Yah ..., padahal pengen ngajak jalan, tapi nggak bisa, ya."
"Bisa aja sebenarnya, tapi agak sorean gimana? Sekalian nunggu Selin selesai jaga," usul Aya.
"Boleh, deh. Lama banget kita nggak ngumpul bareng," sautnya.
"Sekarang lo mau makan?" tanya Aya.
"Boleh, deh. Laper juga gue," jawabnya.
"Aish!" panggil Aya kepada adeknya.
"Iya, Teh?"
"Loh, Aish di rumah. Kapan pulang?" tanya Zeca.
"Baru beberapa hari yang lalu, Teh," balas Aish sopan.
"Gue ke belakang dulu, bilang aja sama Aish mau makan apa biar diambilin dia," ujar Aya dengan meninggalkan keduanya.
"Kamu udah gede aja, ya. Terakhir liat padahal masih kecil," katanya.
"Teteh nggak pernah main ke rumah, sih."
"Main pun kamu nya juga nggak di rumah, ya sama aja nggak ketemu kamu."
"Iya, juga sih. Mau makan apa, Teh?" tanya Aish.
"Nasi pecel aja sama telur," jawab Zeca.
"Sambel kacangnya dibanyakin?"
"Masih ingat aja kamu," saut Zeca terkekeh.
"Ingat, dong. Sebentar ya, Aish siapin dulu."
"Ibu nggak di sini, Aish?"
YOU ARE READING
We Don't Know
Teen FictionPerihal apa yang akan terjadi ke depannya, kita tidak tahu. Cukup ikuti saja alurnya, dan serahkan semuanya pada Yang Kuasa.