Chapter 9

10 0 0
                                    

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," saut Aya.

"Lupa, ya?" tanya orang itu.

"Emang kita pernah kenal?" Aya berbalik tanya dengan mengerutkan dahinya.

"Beneran lupa ternyata," ujar seseorang itu dengan terkekeh.

Ayana yang belum mengenali sosok itu pun masih terus berusaha mengingat siapakah sosok di depannya itu.

"Udah nggak nggak usah sok mikir, kaya bisa mikir aja," sambung orang itu masih dengan kekehannya.

"Kenalin, Alzam," tutur lelaki itu dengan menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Ini beneran Alzam?! Lama nggak ketemu udah banyak berubah aja, nih."

"Masih sama, kok, masih Alzam yang dulu suka lo jahilin," sautnya dengan terkekeh.

"Nggak usah bawa-bawa itu! Sumpah, sih, gue masih nggak nyangka kalau ini lo."

"Kenapa? Terlalu masyaallah, ya?"

"Iya, habisnya lo dulu astaghfirullah banget, tapi alhamdulillah sekarang lo udah seperti ini."

"Gue juga masih harus banyak belajar juga. Masih banyak yang gue belum pahami," tuturnya.

"Pelan-pelan aja, nanti juga paham. Toh, kita hidup di bumi juga buat belajar," ucap Aya manis.

"Lo udah mau balik, ya?" tanya Alzam.

"Iya, nih. Mau bantu-bantu Ibu di warung."

"Ibu masih jualan di tempat yang dulu?" tanya sosok itu lagi.

"Iya, masih. Nanti kalau senggang boleh banget kalau mau mampir, loh," katanya.

"Iya nanti kalau pas lewat gue mampir, deh."

"Sebenarnya masih banyak yang pengen gue share ke lo, tapi lo sibuk. Next time ngobrol bisa?"

"Bisa, dong. Jangan lupa kabarin kalau mau ketemu," ujar Aya dengan memberikan kartu namanya.

"Gue duluan, ya," lanjut Ayana.

Setelah mengatakan itu, dirinya segera meninggalkan pelataran masjid dan menuju tempat di mana warung ibunda nya berada. Sesampainya di sana, Aya pun segera memarkirkan motornya di depan warung yang kosong dan masuk ke dalam dengan raut berseri.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, kok udah pulang?"

"Iya, selesai lebih awal. Ustad nya ada acara lagi habis ini," jawab Aya dengan mencuci tangannya.

"Aya ke sini mau makan?" tanya Emma.

"No!! Aya mau bantu Ibu."

Bersamaan dengan itu, salah satu pelanggan yang duduk tak jauh darinya itu memanggil.

"Sudah?" tanya Aya setelah sampai di samping orang itu.

"Iya, totalnya jadi berapa?" tanya pelanggannya.

"Tadi makannya pakai apa?"

"Nasi rames sama es teh."

"Jadi 15.000 aja," jawab Aya yang langsung diberi uang pas oleh pelanggannya itu.

"Uangnya pas ya, Kak. Terima kasih," tukas Aya dengan tersenyum manis.

"Bahagia banget kayanya," ujar seseorang yang sedari tadi memperhatikannya.

"Biasa aja, kok," saut Ayana dengan membereskan bekas makan pelanggannya yang baru saja pergi.

"Habis dari mana, tumben pakai seperti itu?" tanyanya penasaran.

We Don't KnowWhere stories live. Discover now