"LO NGAPAIN PELUK-PELUK AYA?!"
"It's your period," bisiknya disela-sela mengikatkan jaketnya pada pinggang ramping Ayana.
"Duduk, biar saya yang belikan kalian sarapan!" tuturnya dengan meninggalkan kedua gadis yang masih berdiri di tempat.
Akhirnya keduanya pun kembali mendudukkan dirinya bangku ruang tunggu rumah sakit. Aya masih termenung akan apa yang baru saja dilakukan oleh lelaki yang dikenalnya belum lama.
"Ya, dia siapa, sih?!" tanya Selina yang tidak dihiraukan olehnya.
"Ayaaa, lo kenapa, sih?!"
"Ha? Nggak kenapa-kenapa, kok," sautnya dengan mencoba menetralkan ekspresinya.
"Gue ambil tas dulu ya bentar. Jangan ngalamun!" pintanya sembari bangkit dan meninggalkan Aya yang konsentrasinya belum seutuhnya kembali.
Setelah sepeninggalan sahabatnya, fokusnya masih belum kembali sepenuhnya. Namun, tak selang lama, lamunannya kembali dibuyarkan oleh sapaan dari seseorang yang menghampirinya.
"Kok, sendirian? Temannya mana?" tanya sosok itu.
"Eh itu, lagi ngambil tas," jawabnya dengan menetralkan fokusnya.
"Oh, nih pakai dulu. Di kantin cuma ada ini," tuturnya dengan memberikan kantong plastik.
"Ha?"
"Udah sana ke toilet dulu, keburu makin kotor nanti jaket saya," sinisnya.
"Eh, bentar, ya," ucap Ayana dengan menerima kantung plastik itu dan bergegas menuju toilet rumah sakit.
Kini Aya telah kembali dari toilet, dan Selina yang pamit mengambil tasnya dan membereskan sedikit kerjaannya pun kini telah kembali berada di ruang tunggu depan ICU dengan makanan digenggaman mereka masing-masing.
"Di sini sudah ada orang tuanya Amel, saya habis ini mau balik ke tempat camping. Kamu mau ikut saya atau mau pulang?" tanya Noel.
"Ikut aja, lagian barang-barang saya masih di sana semua," jawabnya dengan menyendokkan makanannya.
"Kalau emang mau pulang nggak apa-apa, biar nanti barang-barang kamu saya antar ke rumah."
"Ihh nggak usah, ngerepotin kamu jadinya," lugas Ayana.
***
Hari silih berganti, setelah kemarin ia menghabiskan waktu liburnya untuk ikut camping, kini dirinya sudah harus kembali bertugas seperti biasanya. Namun, karena jadwal yang telah usai, kini Aya telah siap untuk kembali meninggalkan tempat dinasnya dan bergegas pulang ke rumah.
"Dokter Aya!!" panggil seseorang dengan menyusul langkah Ayana yang mulai menjauhi area praktek.
"Loh, kamu temannya Amel, 'kan?" tanya Aya yang dijawab anggukan oleh seseorang itu.
"Gimana keadaan Amel, apakah sudah membaik?" tanya Aya lagi.
"Sudah lebih baik, Dok," jawab Fasya-teman Amel.
"Syukurlah kalau sudah lebih baik."
"Dokter sudah mau pulang, ya?"
"Iya, saya sudah mau pulang. Kamu mau pulang juga?"
"Saya mau ke kantin," tuturnya dengan senyum manis.
"Oh, begitu. Silakan dilanjut, saya permisi, ya," pamit Aya yang buru-buru dihalangi oleh sosok gadis di sebelahnya.
"Dok, pneumonia itu apa, sih?"
YOU ARE READING
We Don't Know
Teen FictionPerihal apa yang akan terjadi ke depannya, kita tidak tahu. Cukup ikuti saja alurnya, dan serahkan semuanya pada Yang Kuasa.